forty three

3.1K 234 34
                                    

Typo bertebaran!
Selamat membaca :)

🌎🌍🌏

Pagi hari yang cerah menggantikan malam yang gelap. Terlihat Kezia sudah lengkap dengan seragam sekolahnya.

Saat Kezia berjalan melewati kamar Reza ia baru teringat jika semalam ia ingin melihat keadaan kakaknya. Akhirnya Kezia mengetuk pintu kamar Reza tapi tak ada sahutan. Tanpa pikir panjang lagi Kezia memutar knop pintu kamar Reza dan ternyata tidak di kunci. Kezia langsung masuk ke kamar Reza. Yang dilihatnya kamar Reza kosong.

"Bang Reza kemana??" Tanya Kezia sambil melihat ke arah kamar mandi tapi disana juga tidak ada Reza.

"Bang Reza??!" Perasaan Kezia mulai tidak enak.

Saat ia ingin keluar dari kamar Reza mencari Reza, ia melihat amplop di nakas Reza. Kezia pikir itu surat dari Reza. Kezia langsung mengambil amplop itu, membukanya, dan mulai membacanya. Setelah membaca apa yang ada di kertas itu, Kezia langsung menutup mulutnya tidak percaya.

"Gak mungkin," gumam Kezia.

Kezia langsung keluar dari kamar Reza dan turun ke bawah menemui ayahnya. Kezia yang melihat ayahnya ingin ke meja makan pun langsung menghampirinya.

"Papa!" Panggil Kezia sembari menghampiri Dirga.

"Ada apa Kezia?" Tanya Dirga.

"Dimana Bang Reza?" Tanya balik Kezia.

Raut wajah Dirga terlihat langsung berubah menjadi datar. "Sudah papa usir dari rumah," jawabnya.

Kezia terkejut mendengar perkataan Dirga. "Kenapa? Bang Reza salah apa lagi?" Tanya Kezia.

"Dia sudah berbuat melampaui batas, Kezia! Papa tidak akan memaafkan dia!" Jawab Dirga yang sudah mulai marah.

"Apa yang papa liat belum tentu benar, Pa! Papa selalu aja lihat apa yang dilakukan sama Bang Reza itu salah tapi nyatanya gak gitu. Papa marah karena papa masih belum percaya kan sama Bang Reza?!" Balas Kezia yang juga sudah mulai marah.

'Plak'

Dirga menampar Kezia. Kezia memegang pipinya yang panas. Ini pertama kalinya ia ditampar oleh Dirga.

'Jadi ini yang selalu dirasain sama Bang Reza?' batinnya.

Dirga yang menyadari perlakuannya pun langsung mendekat ke arah Kezia. Tapi Kezia menjauhinya dengan pandangan ke lantai.

"Kezia cuma berharap kita bertiga kumpul lagi, bercanda bareng lagi layaknya keluarga bahagia, walaupun tanpa kehadiran Bunda. Kezia juga yakin Bang Reza berharap hal yang sama kayak Kezia," ucap Kezia dengan air menetes di pipinya.

"Kezia–"

"Kehadiran mama Monica di rumah ini pun gak membantu sama sekali. Papa malah tambah benci sama Bang Reza karena Mama Monica keguguran kan? Itu bukan salah Bang Reza dan itu semua adalah ketidak sengajaan, Pa," potong Kezia.

"Papa selalu aja anggap semua masalah yang datang di keluarga ini penyebabnya Bang Reza dan kesalahan kecil Bang Reza papa anggap itu kesalahan besar." Kezia kini menatap ayahnya kecewa.

REZANGGA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang