fourteen

2.8K 245 45
                                    

Typo bertebaran!

🌍🌍🌍


Di pagi hari, keluarganya Reza sudah berada di ruang tamu. Reza melangkahkan kakinya turun ke ruang tamu. Di ambang pintu ia berhenti karena melihat Dirga yang memeluk Kezia.

'Kapan papa bisa meluk Reza lagi kayak gitu?' Batin Reza.

Jujur saja ada rasa iri di hati Reza. Reza juga ingin mendapat pelukan hangat dari Dirga. Tetapi Reza langsung menepis keinginannya itu jauh-jauh.

"Papa sama mama pergi dulu." Dirga menguraikan pelukannya, "yakin kamu tidak ikut?" Tanyanya.

Kezia tersenyum lalu menggeleng. "Zia di rumah aja sama Bang Reza."

Dirga dan Monica pergi ke luar kota untuk mendatangi acara pernikahan yang diadakan oleh saudara Monica. Sebenarnya Dirga mengajak Kezia tapi Kezia tidak mau.

Dirga dan Monica reflek melirik Reza yang berdiri dengan wajah datar. Reza yang dilirik hanya memasang senyum tipisnya.

"Mas, aku keluar duluan ya," kata Monica lalu keluar dari rumah.

Dirga menarik pegangan kopernya lalu berjalan mendekat ke arah Reza. Tatapannya menjadi tajam.

"Jaga Kezia dengan benar. Kalau sampai saya pulang dan Kezia kenapa-napa, saya tidak akan memaafkan kamu," desis Dirga lalu berjalan ke arah pintu.

Sebelum keluar Dirga tersenyum ke arah Kezia lalu mengusap kepala Kezia. "Jaga diri baik-baik jangan sampai kamu sakit," pesan Dirga.

Kezia mengangguk. "Iya, Pa."

Dirga pun pergi keluar rumah. Kezia bisa melihat mobil Dirga mulai pergi dari perkarangan rumahnya.

Reza pun berjalan mendekat ke Kezia. Kezia menoleh ke arah Reza lalu tersenyum hangat. Reza juga tersenyum ke arah Kezia.

Reza memperhatikan adiknya yang sudah memakai seragam sekolahnya. "Yakin mau berangkat sekolah?" Tanya Reza.

Kezia mengangguk mantap. "Yakin dong! Daripada di rumah bosen. Zia kan juga gak parah-parah banget," jawab Kezia.

"By the way bang udah sarapan?" Tanya Kezia dibalas gelengan Reza.

"Udah jam setengah tujuh nih. Ayo berangkat sekarang!" Ajak Reza.

"Abang gak sarapan dulu?" Tanya Kezia lagi.

"Abang bisa beli makanan di kantin nanti buat ganjel perut. Udah ayo keburu telat!" Reza menggiring adiknya pergi ke garasi.

Reza dan Kezia berjalan ke arah garasi. Kezia memeluk Reza dari samping sambil berjalan. Reza melirik adiknya bingung.

"Kenapa meluk abang? Tumben banget," tanya Reza sembari terkekeh.

"Sebagai ganti gara-gara papa gak meluk abang tadi," jawab Kezia.

"Iya serah Zia aja!" Balas Reza.

Kezia melirik Reza sebentar. Meski Reza tersenyum Kezia tau senyum kakaknya itu hanyalah palsu. Kezia juga tau jika Reza pasti sedih karena melihat Dirga memeluknya sedangkan yang Reza dapatkan hanyalah tatapan taja dan ucapan penuh penekanan.

REZANGGA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang