Home run

2 0 0
                                    

HOME RUN

Seoul, Korea Selatan, Senin, 1 Januari 1996

Tragedi pemberontakan yang terjadi pada tahun 1920 yang lalu itu masih saja berlanjut hingga saat ini. Belum ada titik terang dan bahkan langkah-langkah penyelesaian. Kisah ini berawal dari pemberontakan sekelompok penjahat yang berusaha membunuh satu keluarga tentara dan kepolisian. Di mana terdapat dua anggota kepolisian berkebangsaan Korea-Perancis beserta putra-putri mereka di dalam keluarga itu.

Percobaan pembunuhan oleh sekelompok penjahat ini dilakukan berulang kali, namun percobaan pertama yang mereka lakukan belum seburuk percobaan-percobaan selanjutnya. Percobaan pertama, keluarga ini berhasil selamat karena para penjahat masih sekadar menyebarkan berita buruk tentang mereka.

Siapa dalang di balik pemberontakan yang terjadi ini masih saja menimbulkan tanda tanya besar. Sebagai penjahat mereka tidak ingin identitasnya diketahui oleh siapapun.

Suara tembakan itu, terus-menerus membangunkanku dari tidur, sedangkan Wyatt masih tertidur pulas. Aku mencoba untuk tidur kembali, dan satu jam kemudian, aku terbangun, dan tidak bisa tertidur lagi. Tidak lama kemudian, suamiku-Wyatt-terbangun. Dia tidak tega melihatku terbangun pada tengah malam, dia mengetahui, ada sesuatu yang membuat aku terbangun. Wyatt pun terbangun, dan menyandarkan kepalaku yang hampir tertunduk, karena kondisi kesehatanku yang masih belum stabil. 

"Lauren, tidurlah kembali. Ini masih jam lima pagi."

"Oppa.. Lauren terbangun lagi.."

"Kenapa..?"

"Suara tembakan itu yang terlalu berisik.."

"HAH?!"

Saudaraku-Dante-juga terbangun mendengar suara tembakan itu. Tidak lama, Dante membangunkan kedua orangtua kami dan saudara-saudara kami, dan aku masih menutup telingaku, karena suara tembakan itulah yang membuat aku terbangun, dan tidak bisa tidur lagi, karena ketakutan yang menyerang. 

Tidak lama kemudian, kedua orangtua kami, terpaksa harus menyembunyikan kami, terutama aku sendiri, karena kami sekeluarga adalah target pembunuhan mereka. Dante mengetahui, bahwa ada hal yang tidak bisa dipenuhi oleh kedua orangtua kami, yaitu membayar hutang. Aku tidak mengetahui hal ini, mengapa ini harus terjadi? 

Aku tidak punya pilihan lain, jika harus menyelamatkan diri sendiri dengan saudara-saudaraku yang tersisa, karena kami berjumlah dua puluh enam orang, satu keluarga. Lalu, kemana aku dan dua puluh lima orang saudaraku harus pergi bersembunyi? Aku tidak mengetahui hal itu, yang penting adalah, aku dan dua puluh lima orang saudaraku harus selamat dari bahaya itu. 

"Dante, bawa saudara-saudaramu pergi. Bereskan semua barang-barang kalian dengan rapi, dan segera pergi dari rumah ini, sebelum mereka datang ke rumah kita."

"Cari tempat persembunyian, yang aman, dan tidak dikunjungi oleh orang-orang seperti mereka."

"Baik, Ayah, Ibu, kami akan berangkat. Sekarang kami beres-beres dulu."

"Segera, Dante. Sebelum mereka datang ke rumah kita, ruangan semua sudah harus kosong."

"Baik, Ayah, Ibu."

"Dante, kamu tanggung jawab keluarga sekarang, Ayah dan Ibu sudah menyerahkan semuanya ke kamu. Jaga saudara-saudara kamu."

"Ingat pesan Ayah dan Ibu, anak-anak. Jangan ada pertikaian di antara kalian semua, dua puluh enam orang. Terutama, saudara kalian yang malang, Laurence. Bantu Wyatt dan Laurence. Kalian 26 orang, harus saling membantu satu sama lain."

"Siap, Ayah, Ibu."

Dante segera keluar dari kamar kedua orangtua kami, dan masuk ke kamar kami, karena kebetulan kami memiliki kamar yang cukup besar, dan cukup muat untuk kami semua. Kamar itu biasa kami pakai untuk berkumpul bersama-sama, untuk merencanakan sesuatu. Akan tetapi, karena keadaan tidak aman, maka kami merencanakan bahwa kami harus pergi.

ChangedWhere stories live. Discover now