Seoul, 20 Juni 2021
02:00 KST
Kita masih belum menemukan tempat itu, akan tetapi aku melihat di ponsel aku di bagian personal chat petunjuk yang dikirim oleh Junghan. Kita masih meneruskan perjalanan lagi, dan masih mencari jawabannya.
Tidak lama lagi, aku dan tim aku sudah sampai di tempat itu. Karena jam segitu, penjaga-penjaga masih belum terbangun. Akan tetapi aku tetap saja ketakutan. Aku segera mengirimkan chat ke Junghan.
"𝐎𝐩𝐩𝐚. . ."
"𝐈𝐲𝐚, 𝐒𝐨𝐩𝐡𝐢𝐞. 𝐊𝐞𝐧𝐚𝐩𝐚?"
"𝐇𝐢𝐤𝐬. . ."
"𝐇𝐢𝐤𝐬. . ."
"𝐇𝐢𝐤𝐬. . ."
"𝐒𝐨𝐩𝐡𝐢𝐞. . . 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠𝐢𝐬. . ."
"𝐒𝐨𝐩𝐡𝐢𝐞 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐤𝐨𝐤. . ."
"𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐤𝐡𝐚𝐰𝐚𝐭𝐢𝐫, 𝐒𝐨𝐩𝐡𝐢𝐞. 𝐎𝐩𝐩𝐚 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐭𝐚𝐡𝐚𝐧."
"𝐍𝐝𝐞𝐞~"
"𝐒𝐨𝐩𝐡𝐢𝐞 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐚𝐢. 𝐓𝐚𝐩𝐢 𝐩𝐢𝐧𝐭𝐮𝐧𝐲𝐚 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐭𝐞𝐫𝐛𝐮𝐤𝐚. . ."
"𝐊𝐨𝐝𝐞𝐧𝐲𝐚 𝐜𝐨𝐛𝐚 𝐜𝐞𝐤 𝐝𝐢 𝐖𝐡𝐚𝐭𝐬𝐀𝐩𝐩."
"Jidan tolong kasitau yang lain, kita sudah sampai."
"Siap, Jovin Hyung."
"Kami sudah di tempat, akan tetapi kami sedang mencari jawaban kode untuk membuka pintu itu."
"Oke, tunggu disitu, dan jangan kemana-mana. Kita akan segera ke sana."
"Siap."
"Hyung, sudah dapat?"
"Belum, Jovin. Sabar."
"Star, Jaime, Ariadne, Julien, sudah dapat?"
"Belum, Hyung. Hyung sudah dapat?"
"Kalian tidak usah cari, Hyung sudah dapat."
Teman aku maju dan memasukkan kode itu, dan membuka pintunya. Terlihat Junghan sedang berusaha melepaskan dirinya, aku tampak sedih. Aku ingin berjalan tetapi tidak bisa. Jika aku berjalan, aku jatuh.
"𝐉𝐮𝐧𝐠𝐡𝐚𝐧 𝐎𝐩𝐩𝐚!!!"
"𝐒𝐨𝐩𝐡𝐢𝐞, 𝐜𝐞𝐩𝐚𝐭, 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭𝐤𝐚𝐧 𝐎𝐩𝐩𝐚!"
"𝐒𝐚𝐛𝐚𝐫, 𝐇𝐲𝐮𝐧𝐠!!"
Aku pun segera membuka ikatan itu, dibantu oleh Julien dan Jovin, dengan menggunakan tangan dan gunting, sedangkan Jidan, Jaime, dua orang temanku dan dua orang guruku, menjaga pintu, Star dan Ariadne menjaga kursi rodaku. Junghan meringis kesakitan, aku pun memegang tangannya, sambil membuka ikatan itu. Junghan memegang tanganku, dan mengelus rambut panjangku.
"𝐎𝐩𝐩𝐚. . . 𝐬𝐚𝐛𝐚𝐫. . ."
"𝐒𝐭𝐚𝐫, 𝐀𝐫𝐢𝐚𝐝𝐧𝐞, 𝐜𝐨𝐛𝐚 𝐭𝐨𝐥𝐨𝐧𝐠 𝐝𝐨𝐫𝐨𝐧𝐠 𝐤𝐮𝐫𝐬𝐢 𝐫𝐨𝐝𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐒𝐨𝐩𝐡𝐢𝐞 𝐬𝐞𝐝𝐢𝐤𝐢𝐭 𝐤𝐞 𝐝𝐞𝐩𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐉𝐮𝐧𝐠𝐡𝐚𝐧 𝐇𝐲𝐮𝐧𝐠."
"𝐎𝐤𝐞 𝐭𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮, 𝐉𝐮𝐥𝐢𝐞𝐧 𝐎𝐩𝐩𝐚."
Star dan Ariadne mendorong kursi roda aku ke depan Junghan, sementara Julien dan Jovin membuka ikatan tangan dan kaki di Junghan, lagi-lagi pun setiap kali ikatan itu dibuka, Junghan meringis kesakitan, dan aku pun tetap memegang tangannya, sambil menyingkirkan tali-tali itu. Junghan kembali memegang tanganku, dan mengelus rambut panjangku, kali ini dia pun bisa tersenyum melihat wajahku, walaupun aku menangis.
"𝐇𝐲𝐮𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐛𝐚𝐫. . ."
03:00 KST
Mom, Dad, kakak aku, dan tim lain sudah masuk di ruangan itu, dan pintu itu tertutup. Mereka melihat Julien dan Jovin berusaha membuka ikatan itu dan aku berusaha menyingkirkan tali-tali itu.
"Junghan, kamu tidak apa-apa?"
"Iya, Hyung."
"Kalian kenapa datang ke sini malam-malam?"
"Kami tidak ingin Hyung meninggalkan Sophie."
"Kami ingin Hyung kembali bersama kami, dan kembali ke Sophie."
"Sophie tidak mau pulang kalau Junghan Oppa belum bebas."
"Betul, Hyung. Sophie Nuna tidak mau pulang kalau Junghan Oppa belum bebas."
"Owalah. . . paham-paham."
Tidak lama kemudian, tali-tali itu terbuka dan berhasil dipatahkan oleh Jovin dan Julien dengan menggunakan tongkat sihir. Junghan sudah terbebas dari ikatan.
"Oppa. . ."
"Sudah makan?"
"Iya. . . Sophie sudah makan. . ."
"Oppa. . . makan dulu. . ."
"Kamu namanya panjang amat, Oppa boleh panggil kamu Sophie atau Livia?"
"Senyamannya Oppa saja. . ."
"Oppa panggil kamu Livia boleh?"
"Pasti nama pertamaku kepanjangan kkkk~"
Junghan mencolek pipiku dan mengacak-acak rambutku sambil tertawa terbahak-bahak mendengarkan jawabanku.
"Bisa-bisanya kamu Livia hahaha. . ."
Aku pun membalas mencolek pipinya dan mengacak-acak rambutnya sambil tertawa terbahak-bahak lagi mendengarkan jawabannya.
"Habis, nama pertama aku kepanjangan, gimana sih hahaha. . ."
To be Continued. Guess what happened next?
![](https://img.wattpad.com/cover/250692677-288-k940620.jpg)
YOU ARE READING
Changed
ActieChanged = pergantian Tidak asing dengan judul cerita ini. Konsep yang mengangkat tema yang berada di thread penulis sendiri dan akan tercampur dengan beberapa cerita yang sudah dibuat oleh penulis sebelumnya. Changed merupakan satu serial cerita ya...