I wish of love part 1

1 0 0
                                        

Background song
Seventeen - I wish
Seventeen - Kidult
Seventeen - My My
Seventeen - Hit (Digital Single)
Seventeen - Fearless
Seventeen - Home
Seventeen - Home ; Run
Seventeen - Left and Right
Seventeen - All my love
Seventeen - Ah! Love

Seoul, 30 Juni 2021
15:00 KST

Aku sudah berada di ruang operasi, dan menunggu Geandra, Junghan, Nessa, Julien, Jovin, dan Joshua yang sedang ikut ke ruangan berganti pakaian dengan tiga petugas rumah sakit yang melakukan operasi di kedua kaki aku.

"𝐒𝐢𝐫 𝐉𝐮𝐥𝐢𝐞𝐧, 𝐒𝐢𝐫 𝐆𝐞𝐚𝐧𝐝𝐫𝐚, 𝐒𝐢𝐫 𝐉𝐨𝐬𝐡𝐮𝐚, 𝐒𝐢𝐫 𝐉𝐮𝐧𝐠𝐡𝐚𝐧, 𝐒𝐢𝐫 𝐉𝐨𝐯𝐢𝐧, 𝐒𝐢𝐫 𝐍𝐞𝐬𝐬𝐚. 𝐓𝐨𝐥𝐨𝐧𝐠 𝐢𝐤𝐮𝐭 𝐤𝐚𝐦𝐢 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐧𝐭𝐚𝐫 𝐲𝐚."

"𝐒𝐢𝐚𝐩, 𝐒𝐢𝐫."

"𝐒𝐞𝐛𝐚𝐠𝐚𝐢 𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐚𝐭𝐮 𝐩𝐫𝐨𝐬𝐞𝐝𝐮𝐫 𝐫𝐮𝐦𝐚𝐡 𝐬𝐚𝐤𝐢𝐭 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐤𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐨𝐩𝐞𝐫𝐚𝐬𝐢, 𝐦𝐚𝐤𝐚 𝐤𝐚𝐦𝐢 𝐦𝐞𝐰𝐚𝐣𝐢𝐛𝐤𝐚𝐧, 𝐢𝐧𝐢 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐩𝐞𝐧𝐝𝐚𝐦𝐩𝐢𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐠𝐮𝐧𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐛𝐚𝐣𝐮 𝐨𝐩𝐞𝐫𝐚𝐬𝐢. 𝐈𝐧𝐢 𝐝𝐢𝐥𝐚𝐤𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐚𝐠𝐚𝐫 𝐦𝐞𝐧𝐜𝐞𝐠𝐚𝐡 𝐚𝐝𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐤𝐨𝐭𝐨𝐫 𝐬𝐚𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐤𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐨𝐩𝐞𝐫𝐚𝐬𝐢. 𝐁𝐢𝐬𝐚 𝐝𝐢𝐩𝐚𝐡𝐚𝐦𝐢, 𝐒𝐢𝐫?"

"𝐁𝐢𝐬𝐚, 𝐌𝐢𝐬𝐬."

"𝐁𝐚𝐢𝐤, 𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐛𝐞𝐠𝐢𝐭𝐮, 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐬𝐮𝐤 𝐤𝐞 𝐫𝐮𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢 𝐩𝐚𝐤𝐚𝐢𝐚𝐧 𝐲𝐚. 𝐒𝐚𝐲𝐚 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢 𝐩𝐚𝐤𝐚𝐢𝐚𝐧 𝐌𝐢𝐬𝐬 𝐒𝐨𝐩𝐡𝐢𝐞 𝐋𝐢𝐯𝐢𝐚 𝐀𝐥𝐞𝐱𝐚𝐧𝐝𝐫𝐚 𝐒𝐚𝐧𝐜𝐥𝐢𝐞𝐫."

"𝐁𝐚𝐢𝐤, 𝐌𝐢𝐬𝐬."

Aku pun masih sabar menunggu mereka karena aku orangnya jarang marah soalnya, hanya saja, karena sifat aku yang penyabar, maka mereka semua sayang dengan aku.

15:25 KST
Mereka semua sudah berganti pakaian dan aku sudah berganti pakaian. Aku pun didampingi oleh mereka ini karena mereka ingin aku pulih sepenuhnya dan tidak boleh ada yang bisa lagi menyerang aku, walaupun begitu, mereka masih tetap ingin melindungi aku.

Betapa mereka sayangnya dengan aku itu, apa? Hanya satu alasannya karena mereka sendiri itu saja, sangat-sangat protektif, mereka ini sayang dengan aku yang sifatnya aku ini lemah.

"Julien, tolong jaga Buna dulu."

"Eh? Kenapa, Hyung?"

"Hyung mau ke kamar mandi."

"Hyung, operasinya uda mau mulai!!!"

"Sabar, Hyung juga ga lama kalo ke kamar mandi kok."

"Cepat ya, Hyung."

"Iyaaaaa. Sabar Julien!!"

Joshua pun ke kamar mandi hanya untuk tetap mempersiapkan diri saja, walaupun operasinya aku sudah hampir dimulai. Tetapi, waktu pun itu tidak lama lagi, Joshua, sudah kembali lagi dari kamar mandi.

Kami pun segera masuk ke kamar operasi, dan kedua tangan aku digenggam oleh Junghan dan Geandra, sambil mereka melakukan operasi, itu aku pun masih membuka mata sebentar saja.

16:00 KST

Ponsel Adit berbunyi, ternyata ada pesan dari Junghan, dan Adit membuka ponselnya setelah berbunyi cukup deras.

"𝐅𝐎𝐓𝐎"
"𝐅𝐎𝐓𝐎"
"𝐅𝐎𝐓𝐎"

"𝐀𝐝𝐢𝐭!"

"𝐀𝐝𝐢𝐭!"

"𝐀𝐝𝐢𝐭!"

"𝐖𝐎𝐈!"

"𝐖𝐎𝐈!"

"𝐖𝐎𝐈!"

"𝐌𝐀𝐍𝐀 𝐒𝐈𝐇 𝐍𝐈 𝐀𝐍𝐀𝐊?"

"𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏"

"𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏"

"𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏"

"𝐒𝐚𝐛𝐚𝐫 𝐇𝐲𝐮𝐧𝐠, 𝐀𝐝𝐢𝐭 𝐭𝐚𝐝𝐢 𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐦𝐚𝐧𝐝𝐢. 𝐊𝐞𝐧𝐚𝐩𝐚?"

"𝐒𝐨𝐩𝐡𝐢𝐞 𝐨𝐩𝐞𝐫𝐚𝐬𝐢𝐧𝐲𝐚 𝐮𝐝𝐚 𝐦𝐮𝐥𝐚𝐢. 𝐇𝐲𝐮𝐧𝐠 𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐤𝐢𝐫𝐢𝐦 𝐟𝐨𝐭𝐨𝐧𝐲𝐚 𝐭𝐚𝐝𝐢. 𝐔𝐝𝐚𝐡 𝐥𝐢𝐚𝐭..?"

"𝐀𝐬𝐭𝐚𝐠𝐚 𝐥𝐮𝐩𝐚, 𝐦𝐚𝐚𝐟 𝐇𝐲𝐮𝐧𝐠. 𝐀𝐝𝐢𝐭 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐥𝐢𝐡𝐚𝐭."

"𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐚𝐢𝐧 𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐥𝐢𝐚𝐭?"

"𝐒𝐮𝐝𝐚𝐡, 𝐇𝐲𝐮𝐧𝐠. 𝐀𝐝𝐢𝐭 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐟𝐨𝐫𝐰𝐚𝐫𝐝."

"𝐎𝐤𝐞, 𝐇𝐲𝐮𝐧𝐠 𝐨𝐟𝐟 𝐥𝐚𝐠𝐢."

"𝐎𝐤𝐞, 𝐇𝐲𝐮𝐧𝐠."

Operasi pun sudah dimulai, dan aku masih tertidur dengan pulas, dan aku pun tertidur lagi tanpa merasakan sakit.

17:00 KST
Ponsel Jidan berbunyi, dan Jidan masih mandi, yang melihat kebetulan Adit, dan yang lain pun, masih membersihkan diri mereka karena sudah sore waktunya. Adit pun dengan lancangnya itu, mengambil ponsel Jidan dan menjawab sebuah panggilan telepon itu.

"Hallo? Dengan siapa?"

"Ini temannya Sophie Nuna, Hyung. Ini Adit?"

"Iya, dek. Jidan Hyungnya lagi mandi ini."

"Begini, Hyung. Kami tadi melihat Sophie Nuna dihajar tapi kami tidak berani membantu sama sekali buat menyelamatkan Sophie Nuna, kami takut dimarahin oleh Geandra Hyung."

"Geandra Hyung orangnya tegas galak seperti Om Jay. Kami tau, makanya kami takut."

"Ya. Lanjutkan saja, dek."

"Jadi kami setelah melihat insiden itu, kami menyadari bahwa banyak teman kami terutama Sophie Nuna mengalami hal itu, Hyung. Kami mau mengajak Sophie Nuna bertarung lagi."

"Ya. Lanjutkan."

"Jadi, Hyung. Apakah diperbolehkan?"

"Nanti Hyung kabari lagi ya. Kita harus diskusi dulu."

"Oke, Hyung."

Tidak lama kemudian, Adit pun kembali dengan tidak sopannya lagi dengan lancangnya sendiri, mengambil ponselnya Jidan dan mengabari lagi temanku bahwa sudah ada kabar dari Dad.

"Hallo, Dek, di-ijinin sama Om Jay ya."

"Oke, Hyung."

Telepon pun mati, dan Jidan keluar dari kamar mandi, Adit pun kaget dan baru menyadari dia tidak memegang ponselnya malah memainkan ponsel Jidan. Adit pun langsung menaruh lagi ponselnya Jidan dan Adit pun tidak menyadari bahwa tadi temanku menelpon di ponselnya sendiri malah menelpon ke ponselnya Jidan.

To be Continued. Guess what happened next? 

ChangedWhere stories live. Discover now