I wish of love part 2

1 0 0
                                    

Background song
Seventeen - I wish
Seventeen - Kidult
Seventeen - My My
Seventeen - Hit (Digital Single)
Seventeen - Fearless
Seventeen - Home
Seventeen - Home ; Run
Seventeen - Left and Right
Seventeen - All my love
Seventeen - Ah! Love

Seoul, 30 Juni 2021
18:15 KST

Operasi sudah selesai, aku masih menutup mataku. Petugas rumah sakit, Junghan, Geandra, Nessa, Jovin, Joshua, dan Julien sudah berganti pakaian dan perawat pun sudah mengganti pakaianku. Mereka juga sudah memasang perban dan papan pada kaki aku, dan menitipkan sepasang kruk (alat berjalan) ke Junghan, dan kursi roda ke Geandra.

Sedangkan dimana teman-teman aku sudah mendapat jadwal dan sedang berlatih. Aku sendiri belum berlatih, karena baru selesai operasi.

Pintu ruang rawat inap terbuka, aku masih menutup mataku, dan masih tertidur. Tidak berapa lama kemudian, mataku terbuka.

"Sophie dimana?"

"Udah di ruangan rawat inap, nak."

"Mom, kedinginan?"

"Iya, Nak."

"Hyung, tolong ambilkan jaketnya mom."

"Oke Jul, Hyung ambilkan."

Aku dibantu Geandra dan Junghan untuk duduk bersandar di tempat tidur, sementara kaki aku masih tergantung dua-duanya. Mom, Dad, dan keluargaku, tampak khawatir melihatku.

"Anakku . . ."

"Mom! Dad! Kakak! Adik!"

"Mom, Dad, maafkan Sophie. Sophie tidak memberitahu kalau Sophie di rumah sakit . . ."

"Tidak apa-apa nak, Nessa sudah mengabari Mom."

"Sophie, istirahat ya."

"Iya, Kak."

"𝐍𝐚𝐧𝐭𝐢 𝐣𝐚𝐦 𝐭𝐮𝐣𝐮𝐡 𝐦𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐤𝐮𝐦𝐩𝐮𝐥 𝐲𝐚."

"𝐎𝐤𝐞, 𝐃𝐚𝐝."

19:00 KST
Kita semua sudah berkumpul di ruangan rawat inap, tetapi sebelum dimulai malah ada sedikit masalah.

"𝐇𝐲𝐮𝐧𝐠 𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐛𝐢𝐥𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐩𝐚 𝐤𝐚𝐥𝐢, 𝐀𝐝𝐢𝐭? 𝐊𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐦𝐚𝐮 𝐩𝐢𝐧𝐣𝐚𝐦 𝐩𝐨𝐧𝐬𝐞𝐥𝐧𝐲𝐚 𝐇𝐲𝐮𝐧𝐠 𝐢𝐣𝐢𝐧 𝐝𝐮𝐥𝐮! 𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐢𝐧 𝐚𝐦𝐛𝐢𝐥 𝐚𝐣𝐚 𝐭𝐚𝐩𝐢 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐢𝐣𝐢𝐧 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐇𝐲𝐮𝐧𝐠!"

"𝐈𝐲𝐚, 𝐇𝐲𝐮𝐧𝐠, 𝐦𝐢𝐚𝐧𝐡𝐚𝐞, 𝐀𝐝𝐢𝐭 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐢𝐣𝐢𝐧 𝐝𝐮𝐥𝐮. 𝐓𝐚𝐝𝐢 𝐬𝐨𝐚𝐥𝐧𝐲𝐚 𝐩𝐨𝐧𝐬𝐞𝐥𝐧𝐲𝐚 𝐀𝐝𝐢𝐭 𝐡𝐚𝐛𝐢𝐬 𝐛𝐚𝐭𝐞𝐫𝐚𝐢𝐧𝐲𝐚. 𝐌𝐚𝐤𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐦𝐚𝐮 𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐭 𝐭𝐞𝐥𝐩𝐨𝐧 𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐠𝐚 𝐛𝐢𝐬𝐚. 𝐆𝐢𝐭𝐮, 𝐇𝐲𝐮𝐧𝐠. 𝐌𝐚𝐚𝐟 𝐲𝐚."

"𝐇𝐞𝐡, 𝐤𝐞𝐧𝐚𝐩𝐚 𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐧𝐭𝐞𝐦. 𝐋𝐚𝐠𝐢 𝐚𝐝𝐚 𝐩𝐞𝐧𝐠𝐚𝐫𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐧𝐭𝐞𝐦 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧. 𝐌𝐚𝐚𝐟-𝐦𝐚𝐚𝐟𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧. 𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐧𝐭𝐞𝐦 𝐥𝐚𝐠𝐢. 𝐀𝐝𝐢𝐭 𝐥𝐚𝐢𝐧 𝐤𝐚𝐥𝐢 𝐢𝐬𝐢 𝐛𝐚𝐭𝐞𝐫𝐚𝐢 𝐩𝐨𝐧𝐬𝐞𝐥 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐥𝐚𝐧𝐜𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐚𝐢𝐧 𝐚𝐦𝐛𝐢𝐥 𝐩𝐨𝐧𝐬𝐞𝐥 𝐉𝐢𝐝𝐚𝐧. 𝐏𝐚𝐡𝐚𝐦?"

"𝐏𝐚𝐡𝐚𝐦, 𝐇𝐲𝐮𝐧𝐠."

"𝐔𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐉𝐢𝐝𝐚𝐧, 𝐭𝐨𝐥𝐨𝐧𝐠 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐬𝐞𝐫𝐢𝐧𝐠 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐚𝐫𝐚𝐡-𝐦𝐚𝐫𝐚𝐡 𝐤𝐞 𝐚𝐝𝐢𝐤𝐦𝐮, 𝐲𝐚. 𝐊𝐚𝐬𝐢𝐚𝐧 𝐚𝐝𝐢𝐤𝐦𝐮. 𝐓𝐞𝐠𝐮𝐫 𝐛𝐚𝐢𝐤-𝐛𝐚𝐢𝐤 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐤𝐚𝐧? 𝐓𝐨𝐡 𝐣𝐮𝐠𝐚, 𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐝𝐢𝐛𝐢𝐥𝐚𝐧𝐠𝐢𝐧 𝐛𝐚𝐢𝐤-𝐛𝐚𝐢𝐤 𝐩𝐚𝐭𝐮𝐡 𝐤𝐨𝐤."

"𝐏𝐚𝐡𝐚𝐦, 𝐇𝐲𝐮𝐧𝐠. 𝐌𝐚𝐚𝐟 𝐲𝐚, 𝐀𝐝𝐢𝐭. 𝐓𝐚𝐝𝐢 𝐇𝐲𝐮𝐧𝐠 𝐠𝐚 𝐬𝐞𝐧𝐠𝐚𝐣𝐚 𝐦𝐚𝐫𝐚𝐡. 𝐌𝐚𝐚𝐟𝐢𝐧 𝐇𝐲𝐮𝐧𝐠 𝐲𝐚."

"𝐈𝐲𝐚, 𝐝𝐢𝐦𝐚𝐚𝐟𝐢𝐧 𝐧𝐝𝐞𝐞 𝐇𝐲𝐮𝐧𝐠."

"𝐍𝐚𝐡, 𝐥𝐚𝐧𝐣𝐮𝐭 𝐩𝐞𝐧𝐠𝐚𝐫𝐚𝐡𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚, 𝐝𝐞𝐡."

Dad melanjutkan pengarahan dan memberikan sedikit penegasan mengenai misi khusus yang diundang oleh temanku lagi. Akan tetapi, aku ingin beristirahat dulu sejenak, jam sembilan malam akan diberi arahan dari temanku. Aku pun mengonfirmasi melalui Adit agar bisa dikabari ke temanku jika aku bisa ikut dengan keluargaku dan teman-teman rekan kerjaku di sekolah dimana aku bekerja dengan mereka untuk bertarung, setelah Kak Delilah selesai mengonfirmasi keikutsertaan mereka.

Tidak lama, petugas rumah sakit sudah datang, dan mereka sudah menjenguk aku. Kata mereka, kaki aku sudah agak membaik, dan mungkin tetap harus lebih banyak duduk, jika sudah pulih, maka aku akan berlatih jalan.

To be Continued. Guess what happened next? 

ChangedWhere stories live. Discover now