Mythical Adventures Prologue 2

3 1 0
                                    

Changed Serial: Mythical Adventures By: Laurence dé Kim Casts Adventurers: Laurence dé Kim as Sowon Gfriend Gavin Nicholas as Kim Seok Jin BTS Jeonghan as Yoon Jeonghan Seventeen Jingga and Wendy as Wendy Redvelvet Devan Elios as S.Coups Seventeen Cibella as Rosé Blackpink Lordeyzan as Park Chanyeol EXO Agatha as Irene Redvelvet Lyn as Wang Yiren Everglow Jivan as Christian Yu Suga as Suga BTS Dante as Suga BTS Jungseok as J-Hope BTS Cemon as RM BTS Enemy Oceanna as Kendall Jenner (monster tukang palak) Sinopsis Sekelompok petualang yang sedang berpetualang di sebuah hutan yang mistik, di setiap rintangan selalu ada bahaya. Apakah mereka mampu bertahan hingga kembali dari hutan mistik itu? Seoul, Korea Selatan 1999 Tampak terdengar suara hentakan kaki dari dapur, yang tidak lain adalah Gavin. Gavin pun berteriak dengan keras, bisa dibayangkan menggunakan speaker besar ahhahaha "Hey, bangun!" Semuanya terbelalak kaget, dan akibat teriakan Gavin, aku dan Jeonghan terjatuh dari tempat tidur. "Adooooohhh sakittt!!!" "Lauren!" "Jeonghan!" "Kalian tidak apa-apa?" "Apa sih, Gavin? Pagi-pagi sudah teriak-teriak aja.. berisik tau gak?!!" "Yeeee.. kalian lupa hari ini kita mau berpetualang ke hutan mistik??!!" "Eh iya ya.. dasar.." "Huuuuuu siapa suruh ngebucin mulu tengah malam kalian!!" Aku dan Jeonghan bengong saja melihat Gavin menertawakan aku dan Jeonghan terduduk berdua. "Lauren sayang, kamu gakpapa kan?" "Heh! Bucin mulu kalian. Buru siap-siap!" "Apaan sih! Kita ngebucin juga cepat kelar kok!" "Yee, udah buruan gih!" "Iye dah!" Aku cuma diam dan menganggukkan kepala ke Jeonghan. Aku dan Jeonghan sudah satu tahun lebih berpacaran. Sedangkan kakakku, Cemon dan Seokkie sudah lama berpacaran dan sudah menikah. Kakakku yang lain, Devan, Agatha, Jivan,dan adikku Lyn belum berpacaran. Jingga, Wendy, masing-masing memperebutkan Suga xixixi Lyn sendiri tidak punya pacar karena usianya Lyn masih muda, dan tidak di-ijinkan oleh Devan untuk berpacaran, hanya karena ketakutan ada yang menyakiti Lyn. Jeonghan pun menutup pintu kamar kami, dan Jeonghan mulai membalut luka di lututku, dan tiba-tiba tidak lama kemudian setelah membalut lukaku, dia memelukku dan mencium keningku. "Dah, ini pasti bakalan membaik kok, Lauren sayang.." Aku sendiri terbelalak kaget. Kenapa Jeonghan jadi sayang sama aku? Ah, tidak usah dipikirkan, skip saja. Aku membalut lukanya juga kembali, dan membalasnya. "Dah, ini pasti bakalan membaik kok, Jeonghan sayang.." Tidak lama kemudian, di kamar sebelah.. Jingga dan Wendy memperebutkan Suga dan Dante. "Hey, Jingga! Dia punyaku!" "Wen! Dia punyaku juga!" "Apaan sih, Jingga, Wendy! Nih beneran ya kalian berdua pagi-pagi ribut banget cuma ngerebutin kami aja." "Ups.. maaf.." "Yeee... Maaf-maaf.. buruan mandi!" "Iya-iya, jangan galak heh!" Tidak lama kemudian, Gavin berteriak di depan kamar Suga, Dante, Wendy, dan Jingga "Buruan mandi, ribut mulu kalian ya!!" "Heh! Pagi-pagi kok teriak-teriak mulu.." "Kita pergi berpetualang tau gak! Makanya saya teriak-teriak bangunin kalian!" "Ya gak gitu juga kali, Gavin Hyung! Berisik tau gak!" "Siapa suruh kalian berempat bucin ampe tengah malam lupa tidur! Buruan mandi! Awas aja sampe ribut Hyung denger, Hyung jodohin kalian ya!" Tapi tidak lama lagi, di kamar sebelah, Cemon dan Seokkie sudah terbangun. "Seokkie, sudah siap?" "Jelas dong, Cemon sayang." "Wey! Bucin mulu kalian berdua!" "Berisik Hyung!" "Mau pergi berpetualang atau bucin?" "Iya dah, mau mandi ini." Tidak lama lagi, Gavin mampir ke kamar Agatha dan Lyn. "Bangun!" "Udah daritadiii!" "Udah mandi?" "Yaiyalah! Udah daritadiii!" "Turun sarapan ya!" "Ga usah kasitau, kita berdua juga udah tau!" "Ya kan cuma ingetin yaelah kalian ini.. -_-" Tidak lama lagi, Gavin mampir ke kamarnya sendiri, ada Jivan, Lordeyzan, Cibella, dan Devan yang sudah terbangun dan sudah siap. "Heh, Gavin! Kamu tuh daritadi berisik pagi-pagi teriak-teriak sana sini bangunin orang!" "-_- ya kan emang hari ini kita berpetualang!" "Ya gak gitu juga kali, Gavin Hyung! Berisik tau gak? Ni tetangga udah teriak-teriak suruh diam!" "Maaf.." Tidak lama kemudian, semuanya sudah bersiap-siap membawa tas ransel mereka, dan mereka sudah membawa perlengkapan secukupnya. Aku daritadi cuma duduk bengong gak makan. Jeonghan sendiri sudah makan. "Lauren, ayo makan!" "Iya, Lauren, kamu daritadi gak makan?" "Astaga.. daritadi aku ngapain?" "Bengong doang kamu! Buruan makan!" "Iya dah.." Aku pun segera makan, dan kembali membereskan perlengkapanku. Karena perlengkapan aku ada di Jeonghan, jadi, Jeonghan yang memegang semuanya.. begitu juga dengan yang lain. "Udah?" "Udah, kok." "Naik bus cepat!" "Heh!!!! Busnya belum datang, Gavin!" "Ups.." "Huuuuuu!!!! Siapa suruh lupa!" Kita semua menertawakan Gavin yang lupa. Padahal daritadi pagi saja, Gavin yang menertawakan aku dan Jeonghan, dan yang lainnya hanya akibat ngebucin sampe tengah malam hahahaha... Tidak lama kemudian, bus pun datang, dan kita pun masing-masing menempati kursi. Aku dan Jeonghan duduk di belakang, sedangkan yang lainnya ada di depanku. Agatha sudah duduk sama Jingga, dan Lyn pun tidak dapat tempat duduk.. "Lauren eonni, Jeonghan oppa.." "Iya, Lyn?" "Lyn boleh duduk di samping eonni dan oppa?" "Boleh kok, Lyn!" "Yey! Makasih!" Lyn pun menempati kursi kosong, dan mendengarkan lagu. Aku dan Jeonghan sudah malah berbucin ria, seperti yang lain. Tidak lama kemudian, bus itu terhenti sejenak, lampu merah muncul. Ini kesempatan Jeonghan buat memberi kejutan kepadaku. Yang lainnya malah kaget dan berdiri. Lyn pun kaget.. "Lauren sayang.." "Iya, Jeonghan oppa sayang..?" "Lauren sayang, oppa sudah lama pengen sama kamu, tapi oppa gak tau kamu mau atau nggak, tapi, mendekatlah.." "Hah?!" Tiba-tiba Devan berteriak dengan keras dan diikuti oleh orang lain, dan berteriak terus-menerus. "Nikah! Nikah! Nikah!" "Heh! Bisa diam gak?" Aku pun mendekati Jeonghan oppa, dan memegang tangannya. "Oppa..." "Lauren sayang, kita sudah lama berpacaran, dan satu tahun ini kita sudah bersama-sama.. jadi.." "Jadi apa..??" Jeonghan oppa mengeluarkan cincin dari kotak itu, dan menyembunyikan bunga di belakangnya, tidak lama kemudian, dia memegang tangan kiriku. "Lauren sayang.." "Apa??" "Lauren sayang, dengar.. kamu dan oppa sudah saling kenal.. lama sekali. Kamu adalah prioritasnya oppa, dan oppa juga prioritasmu. Kita sudah lama berpacaran satu tahun ini, Lauren." "Iya.. mau ngomong apa?? To the point aja, oppa.." "So, Laurence dé Kim, Will you marry me?" Mendadak aku langsung menangis sekencang-kencangnya.. dan aku pun tidak menyangka ini kejutan yang tidak lain, Jeonghan oppa ingin menikahi aku. "Jawabannya apa, Lauren sayang, jangan nangis.." "Gugup..." "Jangan gugup, Lauren sayang. Jawab.." "Yes, I will, Jeonghan oppa!" Satu bus pun langsung berteriak kesenangan, dan Lyn pun juga senang. Jeonghan oppa pun memasangkan cincin kecil ke jariku dan memberikanku bunga. Tidak lama kemudian, aku dan Jeonghan pun berciuman dan berpelukan di atas bus. Tidak lama kemudian, bus pun berjalan lagi, aku dan Jeonghan dekat lagi, dan kita pun lanjut berbucin ria. Kita pun sudah sampai di hutan. Gavin pun langsung membagi tugas dan rute. "Nyalakan walkie-talkie kalian. Jangan sampai kalian tersesat, pegang peta!" "Ya!" Kami pun menyalakan walkie-talkie, dan kami pun berjalan menyusuri hutan mistik itu, dan mempelajarinya. Kami pun berpisah, dan memegang peta. Lyn mengikuti aku dan Jeonghan. Tidak lama kemudian, aku mendengar suara-suara aneh. Aku terbelalak kaget. "Lyn, Jeonghan oppa..." "Iya, Lauren eonni ada apa?" "Iya, Lauren sayang, ada apa?" "Suara apa itu?" Tidak lama kemudian, Devan berteriak di walkie-talkie. Dia melihat Monster. "Wooooiiii Lauren, Jeonghan, Lyn!!!!" "Apa?!" "Lari! Itu ada Monster!!" "Hah?!" Lyn, Jeonghan, dan aku melihat kedepan. Ternyata ada monster. Monsternya tukang palak pula. Ini memang monster yang selalu muncul buat malakin orang yang bawa barangnya banyak. "Ayo, Lari!!" Aku, Jeonghan, dan Lyn pun berlari-lari menuju bus. "Cepat masuk! Sembunyi!" Lyn, aku, dan Jeonghan pun bersembunyi di tempat kami duduk, dan menutup jendela dalam bus, dengan kain keras, dan menutup pintu bus. Aku dan Lyn pun ketakutan. "Sabar ya, Lauren sayang, dan Lyn, adekku.." Aku dan Lyn pun masih berpelukan dan Jeonghan oppa memelukku dan Lyn. Aku dan Jeonghan berpelukan dan berciuman lagi. Sementara itu, Gavin, Agatha, Devan, Lordeyzan, Cibella, masih mempelajari hutan itu. Ada suara-suara aneh lagi. "Lordeyzan sayang.." "Ada apa, Cibella sayang?" "Ini kalian mau bucin apa mau belajar?" "Hus! Teriak-teriak mulu." Tiba-tiba Cemon, Suga, Dante, Jivan, Jingga, Wendy, dan Seokkie berteriak lagi di walkie-talkie "Wooooiiii, Lordeyzan, Cibella, Devan, Gavin, Agatha!" "Apa?!" "Lari! Itu ada Monster!!" "Hah?!" Mereka berlima pun melihat kedepan. Ternyata ada monster. Monsternya tukang palak pula. Ini memang monster yang selalu muncul buat malakin orang yang bawa barangnya banyak. "Ayo, Lari!!" Mereka berlima pun berlari menuju ke bus, dan masuk ke dalam bus dan menutup pintu. "Lauren.. kenapa kamu gak kabari kami?" "Kami udah tau apa yang harus kami lakukan, lari." "Setidaknya kabari lah kalau sudah di bus!" "Sudah! Jangan ribut! Daritadi Lauren dan Lyn ketakutan tau!" "Ya! Oppa dan Eonni sendiri apa tidak takut seperti Lyn, Jeonghan oppa, dan Lauren eonni tadi dikejar?!" "Iya.. kami juga takut.." "Makanya! Jangan salahin kami bertiga dong! Kita semua takut!" Sementara itu, Cemon, Suga, Dante, Jivan, Jingga, Wendy dan Seokkie masih mempelajari itu. "Eh.. kayaknya.. kita doang ya..?" "Iya-ya.. yang lain sudah kabur ke bus semua.." Tidak lama kemudian, mereka melihat kedepan. Ternyata ada monster. Monsternya tukang palak pula. Ini memang monster yang selalu muncul buat malakin orang yang bawa barangnya banyak. "Ayo, Lari!!" Cemon, Seokkie, Jivan, Jingga, Wendy berlari ke bus secepat-cepatnya. Mereka masuk dalam bus. "Pak, lebih baik kita tinggalkan hutan ini." "Kan saya sudah bilang, jangan coba-coba masuk ke dalam hutan itu. Sudah tau ada monsternya." Tidak lama kemudian, monster itu datang, dan akhirnya supir bus itu segera membawa kami pulang ke rumah. Tidak lama kemudian, selama perjalanan itu, Jingga dan Wendy sudah resmi berpacaran dengan Dante dan Suga. "Heh, apaan sih van, pegang-pegang Agatha?" "Maunya gimana?" Agatha diam saja. Jivan pun akhirnya memeluk Agatha. "Agatha, Will you be my girlfriend?" "Heh?! Bisa-bisanya.." Karena bus sedang sepi, jadi, Agatha pun menjawab dengan tegas. "Yes, I'm yours, Jivan." Tidak lama kemudian, Jivan dan Agatha pun berpacaran. Tidak lama kemudian, kami sampai di halte bus, dan langsung ambil taksi pulang ke rumah. "Lagi pula, ini semua salah Gavin.." "Ya! Siapa suruh gak mau dengerin supir busnya bilang apa?!" "Hehehe.. maaf.." Kita semua pun tertawa lagi, dan sejak saat itu, monster itu selalu dibenci oleh semua masyarakat yang mengunjungi hutan itu.

ChangedWhere stories live. Discover now