Proved Love

210 17 2
                                    

Jessica POV

Aku masuk ke dalam kamar mandi dengan membanting pintu. Hatiku terasa sakit saat aku mengenakan pakaianku. Apa Donghae benar-benar mengira aku tidak berpikir jernih? Apa dia mengira aku hanya menggunakan dia untuk tujuan seksual?

Shit!!! Dialah orang yang bermaksud seperti itu sejak awal, saat beberapa bulan yang lalu. Dia hanya ingin aku menjadi teman bercintanya, tapi sekarang semua itu membuatku depresi dan perasaanku hancur.

Air mata terus mengalir di wajahku. Apa dia benar-benar menganggapku seperti itu? Apa dia mengira aku seperti pelacur egois yang hanya peduli pada dirinya sendiri?

Aku menghela napas, menit demi menit aku terus menangis. Aku melihat ke cermin dan menatap bayanganku. Mataku merah dan bengkak, noda air mata menempel di wajahku, hidungku juga memerah, dan wajahku terlihat mengenaskan.

Aku menangis lagi setelah melihat bayangan wajahku yang mengenaskan. Ekspresi wajahku saat ini adalah ekspresi paling jelek yang pernah aku alami selama bertahun-tahun!

Setelah hampir satu jam, aku mengintip ke luar pintu kamar mandi dan tidak menemukan Donghae di kamar. Aku bersumpah, jika aku melihat wajah bajingan itu sekali lagi, aku akan memukul wajahnya karena membuatku menangis dan membuat wajahku berubah menjadi mengenaskan seperti ini.

Aku berjalan keluar dari kamar mandi, aku menjatuhkan diri di tempat tidur dan mulai tidur, tapi ada sesuatu yang menggangguku. Aku tidak bisa tidur karena perutku terasa aneh dan mual.

Aku berjalan ke dapur, mencari sesuatu untuk dimakan, tapi tentu saja tidak ada apa-apa karena Donghae sudah memeriksanya.

Ngomong-ngomong, dimana dia?

Aku berjalan kembali ke tempat tidurku, tapi mataku melihat seseorang sedang tidur nyenyak di sofa. Saat aku mendekat, aku menyadari bahwa Donghae yang sedang tidur. Dia berbaring di sana tanpa selimut, dia hanya menggunakan salah satu bantal sofa di bawah kepalanya. Aku mendesah.

Bagaimana jika dia kedinginan?

Aku menuju ke lemari untuk mencari selimut cadangan yang lainnya, tapi tidak ada satu pun.

Kenapa dia harus tidur tanpa selimut jika dia tahu ada selimut di dalam laci?

Aku berjalan ke laci, mengeluarkan selimut tebal berbulu yang aku gunakan di pesawat. Itu adalah salah satu barang berhargaku karena Mom membelikannya untukku sudah lama sekali.

Astaga, aku tidak percaya aku meminjamkannya padanya ketika dialah yang menyakiti perasaanku.

Aku menyelimuti tubuhnya dengan selimut tebal dan memastikan selimut itu menutupi kakinya. Aku membungkuk untuk menatap wajahnya. Seperti yang aku katakan di pesawat, dia terlihat sangat tampan ketika dia sedang tidur. Poninya lagi-lagi sedikit menutupi matanya, dan aku, sekali lagi, menepisnya. Aku tidak peduli jika dia bangun, aku hanya ingin melakukannya.

"Sweet dream." Kataku dengan lembut.

Aku bangun kembali ke tempat tidur, tapi kemudian aku berbalik dan mengerutkan kening.

".... Aku mengucapkan sweet dream tapi bukan berarti aku tidak marah lagi padamu."

Aku berjalan kembali ke tempat tidur, tapi kemudian aku menyadari sesuatu. Perasaan mual di perutku sudah reda dan aku baru menyadari aku seperti itu bukan karena aku lapar, tapi karena aku merasa khawatir padanya. Saat aku naik ke tempat tidur, pikiranku lebih damai dan aku benar-benar tertidur dengan nyenyak.

************

Sinar matahari pagi yang mengintip melalui jendela kamar membuat mataku silau.

LIFE [ JSJ x LDH ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang