KARRAMEL | 24

3.6K 300 68
                                    

ᘛ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mobil Karra berhenti disebuah rumah mewah yang akan menjadi tempat tinggalnya bersama dengan Amel dan anaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mobil Karra berhenti disebuah rumah mewah yang akan menjadi tempat tinggalnya bersama dengan Amel dan anaknya.

Karra menghadapkan badannya kearah Amel yang masih tertidur pulas. Tak tega membangunkannya Karra memilih untuk menggendong Amel dan membawanya masuk ke dalam rumah baru mereka.

Amel terbangun dari tidurnya ± 3 jam karena merasa haus, betapa terkejutnya ia ketika menyadari jika dirinya berada di tempat asing.

Amel terbangun dari tidurnya ± 3 jam karena merasa haus, betapa terkejutnya ia ketika menyadari jika dirinya berada di tempat asing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa ia diculik?

Siapa yang menculiknya?

Oh iya, dimana Karra?

"Aaaa! Kakak tolong! Amel diculik!"

Karra yang sedang berada diruang sebelah pun berlari kala mendengar teriakkan istrinya.

"Amel? Kamu udah bangun? Em,"

"Kakak! Kita dimana? Kita lagi diculik ya? Amel mau pulang kak," ucap Amel sembari menangis dipelukan Karra.

Karra menghapus air mata Amel, ia tertawa mendengar ucapan Amel barusan. Diculik?

"Siapa yang mau culik kamu? Gak ada, orang kamu aja makannya banyak," ledek Karra.

Amel memanyunkan bibirnya "Aku kan lagi hamil, jadi wajar dong kalo makannya banyak!"

"Iya, makanya jadi Ndut kaya gini ya. Nih, apalagi pipinya, udah kaya bakpao," ucap Karra sembari mencubit pelan kedua pipi mbul Amel.

"Kakak, sakit," keluh Amel.

Karra melepaskan tangannya dari pipi Amel. "Mana mana yang sakit?" Tanya Karra.

"Ini," tunjuk Amel pada kedua pipinya yang habis dicubit oleh Karra.

Cup

Cup

Karra mencium pipi Amel secara bergantian.

"Masih sakit?"

Amel menggeleng sembari tersenyum.

"Oh iya, kakak belum jawab pertanyaan aku, kita lagi dimana ini?" Tanya Amel.

"Rumah," jawab Karra sikat.

Amel menghela nafas berat. "Iya tau, tapi rumah siapa?"

"Rumah kita berdua," ucap Karra yang sedang sibuk mengelus perut Amel.

"Kok gak bilang-bilang?" Tanya Amel kesal.

Karra menyudahi elusan di perut Amel. "Kalo bilang-bilang, namanya bukan kejutan lagi dong, istriku,"

Ucapan istriku sukses membuat Amel tersipu. Laki-laki mudah banget ya bikin cewek tersipu:)

"Mel," Karra memeluk lengan Amel.

"Hmm,"

"Amel..." Kesal Karra karena Amel tak menatapnya.

"Kalo aku ngomong itu tatap matanya,"

Amel menghembus nafasnya berat, dan menatap mata Karra. "Iya suamiku," ucapnya lembut.

'Aku juga bisa kak,' ucap Amel bangga dalam hati.

'Eh tapi kok pipi kak Karra gak merah?'

Bukannya mendapati Karra yang tersipu malu, Amel justru mendapatkan tatapan tajam dari suami tampannya itu.

"Aku lagi gak mau di gombalin sama kamu,"

"Terus kakak mau nya apa?"

"Ke pantai." ucap Karra.

"Hah? Ngapain?" Tanya Amel.

"Cari kelomang," pintanya pada Amel dengan nada manja.

Amel membulatkan matanya, ini benar Karra? Suami nya? Kenapa sifatnya jadi seperti ini?

Tak mendapatkan respon dari Amel, membuat Karra melepaskan pelukannya dan mencium singkat bibir Amel.

Amel yang mendapat ciuman tiba-tiba dari Karra langsung tersadar dari lamunannya.

"Ayo ish, ke pantai!" Pinta Karra lebih manja.

"Kakak,"

Bukannya mendengarkan ucapan Amel, Karra malah memunggungi Amel sembari melipat kedua tangannya dibawah dada dan tentunya bibir cemberutnya.

"Kok ngambek? Bukan apa-apa kakak, tapi ini udah malem, besok aja ya," ucap Amel mencoba memberi pengertian pada Karra.

Karra tak menghiraukan ucapan Amel, ia memilih untuk kembali keruangan kerjanya yang berada disebelah kamar mereka, masih dengan wajah cemberut.

AADK

Ada Apa Dengan Karra?

Entahlah Amel juga bingung.

2 hari kemudian setelah permintaan Karra yang ingin ke pantai, akhirnya mereka memutuskan untuk terbang ke Bali, sekalian babymoon, kata Karra sih begitu.

Sebelum mereka pergi, tentunya Karra dan Amel sudah konsultasi dulu kepada dokter Indah, dan dokter indah membolehkan Amel ke Bali dengan catatan tidak boleh kelelahan, dan Amel harus teratur meminum vitaminnya.

"Gimana? Happy?" Tanya Amel pada Karra yang sedari tadi terus tersenyum.

"Happy banget! Sampe sana pokonya aku mau ambil kelomang yang banyak!"

"Kelomang banyak-banyak buat apa sih kak?"

Karra menggeleng. "Aku juga gak tau buat apa," ucap Karra dengan raut wajah polos.

Amel mengelus perutnya 'Nak, sifat papa mu yang ini jangan dicontoh ya sayang,' batin Amel.

Setelah menempuh 1 jam lebih diperjalanan lewat udara, akhirnya Karra dan Amel sampai dibali, Karra langsung memboyong Amel ke apartemen mewahnya dibali.

"Kita istirahat dulu ya, cari kelomang nya besok aja, ini udah sore," ucap Karra.

"Apa kamu mau aku jengukin si baby?"

Amel menggeleng dengan cepat. "Kata dokter Indah, aku gak boleh capek capek," ucap Amel.

Karra duduk disebelah Amel. "Sebentar doang sayang," pinta Karra.

"Tapi sebentar nya kakak itu lama!"

Karra cengengesan. "Janji deh sebentar doang, ya..."

Lagi-lagi Amel menghembus nafasnya panjang, ia sudah kalah dari suaminya.

Amel mengangguk, dan yang pasti kesempatan ini diambil baik oleh Karra, ia langsung memulai aksinya sampai jam 9 malam.

Sudah Revisi

KARRAMEL (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang