Seperti yang kemarin malam mereka bicarakan, Karra dan Amel pergi ke rumah Killa yang jaraknya lumayan jauh dari apartemen mereka.
Akhirnya setelah menempuh perjalanan ± 2 jam Karra dan Amel tiba ditempat yang dituju. Inara yang mendengar suara mobil kakak pun langsung berdiri didepan rumah untuk menyambut Amel.
"Ibu Amel!" Ucap Inara sembari memeluk erat Amel.
"Ibu Amel!" ucap Syasya - anaknya Killa. Sembari memeluk Amel juga.
Nesya menyenggol bahu Karra. "Istri kamu udah cocok tuh jadi ibu. Belum ada niatan buat kasih bunda cucu lagi?" Goda Nesya.
"Jangan lama-lama Karra, mumpung kalian masih muda," ucap Killa yang berada disamping mereka.
"Doain aja," ucap Karra.
ᘛ
Amel sedang menggendong Syasya yang menangis karena terjatuh dari sepeda barunya. Gadis berusia 2 tahun ini baru berhenti menangis ketika Amel menggendongnya.
"Syasya ini kan ibu Amel nya aku!" ucap Inara tak terima.
Syasya malah memeluk leher Amel dan tidak memperdulikan ucapan Inara.
"Kenapa Nara?" Tanya Karra sembari mengelus puncak kepala Inara.
"Syasya ngambil ibu gurunya Nara!" Adu Inara pada Karra.
"Loh kok jadi pada rebutan gini? Hm, gimana kalo kita beli es krim?" Mendengar kata es krim, mata Syasya menjadi berbinar-binar.
"Mau!" Ucap Inara dan Syasya kompak.
ᘛ
Ulang tahun Syasya pun sudah berlangsung, tidak banyak yang Killa undang, hanya keluarga dan teman dekat Syasya saja.
Setelah acara sudah selesai Karra, Amel, Nesya, Fathan, dan Inara pamit pulang. Malam ini Karra akan menginap dirumah ayahnya karena Nesya yang memintanya.
Karra sedang memeriksa email yang dikirimkan oleh Chris diruang keluarga, tiba-tiba bi Surti datang dengan memberi Karra secangkir kopi.
"Makasih bi," Ucap Karra.
"Sama-sama den, apa Aden butuh sesuatu?" Karra menggeleng.
"Kalo gitu bibi balik ke belakang ya den"
"Iya bi,"
Sepeninggalan bi Surti, Karra langsung meminum kopi buatan bi Surti dengan perlahan. Tak lama setelah meminum kopi itu, tiba-tiba Karra merasakan sesuatu yang aneh ditubuhnya.
Sementara itu Nesya dan bi Surti bertos karena rencana mereka berhasil.
Karra menyudahi pekerjaannya, ia berjalan kearah kamarnya, dilihatnya Amel yang sedang membaca novel dengan serius tanpa menyadari jika Karra sudah berada dihadapannya.
"Mel," panggil Karra dengan lirih.
Merasa tidak ada respon Karra pun berdecak "Mel," ucap Karra dengan sedikit keras.
Amel menutup novelnya ketika mendengar suara sang suami "Iya k-"
"Kakak kenapa? Kok keringatan gini? Padahalkan lagi hujan" tanya Amel ketika melihat Karra kegerahan.
"Saya mau kamu," ucap Karra spontan.
"Hah?"
"Saya mau kamu Amel Primzilia Zora, saya mau minta hak saya sebagai suami."
Mendadak tubuh Amel menjadi menegang 'Haruskah iya berikan itu kepada Karra sekarang?'
"Mel," panggil Karra lagi, kali ini Karra memanggilnya dengan lembut.
Melihat Amel yang diam saja, Karra perlahan mendekat kearah istrinya itu, ia mencium bibir Amel dengan penuh lumatan.
Karra menggendong Amel lalu ia meniduri Amel dengan hati-hati diatas kasur. Dan selanjutnya?
Intinya malam ini adalah malam paling bersejarah bagi Karra dan Amel.
ᘛ
Pagi harinya Karra bangun lebih dulu, ia melihat kearah Amel yang masih tertidur pulas 'Mungkin kelelahan akibat tadi malam'
Karra pergi ke kamar mandi, dan setelah itu ia akan menemui bi Surti untuk meminta penjelasan.
Selesai mandi, seperti yang ia niatkan tadi, Karra pun turun ke lantai bawah untuk menemui bi Surti.
"Bi," panggil Karra ketika melihat bi Surti yang sedang menyajikan sarapan dimeja makan.
"I-iya den," jawab bi Surti dengan gugup dan berjalan kearah Karra.
"Semalam bibi yang buatin saya kopi kan?" Bi Surti mengangguk dengan takut.
"Maksud bibi apaan kasih saya obat perangsang?"
"B-bukan bibi yang kasih den,"
"Bukan bibi? Jelas-jelas bibi yang kasih kopinya ke saya! Kalo bukan bibi terus siapa?"
"Bunda!" Ucap Nesya tiba-tiba.
Nesya berjalan kearah Karra dan juga bi Surti.
"Bunda?" Ucap Karra tak percaya.
"Iya bunda."
"Kenapa bunda kasih itu ke aku?" Tanya Karra.
"Ya bunda gak suka kalian berantem terus,"
Bi Surti memilih untuk kembali ke dapur, dari pada ia tidak sopan karena mendengarkan pembicaraan majikan nya.
'Jadi bunda tau?' Batin Karra.
"Y-ya tapi kan bunda gak seharusnya ngelakuin itu,"
Nesya menghembus nafasnya berat. "Bunda rasa, dengan hadirnya anak kalian nanti, itu bisa buat kalian baikkan," ucap Nesya.
"Tapi -"
"Tapi apa lagi?! Sekarang coba deh kamu pikir, ibu mana sih yang gak pengen rumah tangga anaknya gak harmonis?"
"Bunda tau kok rasa sakit hati kamu saat melihat Amel ciuman sama cowok lain, tapi Karra, kejadian itu udah 5 tahun yang lalu. Bunda harap kamu bisa berdamai dengan masalalu kamu," pesan Nesya pada anaknya itu.
'Apa bener kata bunda? Aku harus berdamai dengan masalalu dan memaafkan Amel? Tapi itu gak mudah, bahkan bayangan itu masih selalu ada saat aku coba buat mencintai Amel lagi' batin Karra.
ᘛ
Bersambung...
Sudah Revisi
KAMU SEDANG MEMBACA
KARRAMEL (SELESAI)
Short StorySekuel Greatest Husband Mengisahkan tentang dua orang yang dulunya menjalin kasih namun terpaksa berpisah karna suatu ke salah pahaman. Hingga takdir mempertemukan mereka kembali, dan mereka malah terikat kedalam suatu hubungan yang lebih serius. "...