Amel sedang menunggu Riza disalah satu cafe didekat rumah sakit tempat Riza bekerja, tentunya sebelum Amel pergi, ia meminta izin dulu kepada Karra, dan Karra menyetujuinya karna Karra tak tahu jika istrinya itu bertemu dengan Riza.
5 menit kemudian Riza pun muncul masih dengan jas kedokterannya .
"Maaf ya telat, tadi ada urusan dulu sebentar,"
"Gak apa apa kak, santai aja,"
"Jadi apa yang pengen kakak omongin?"
"Kamu ingat? Sebelum pernikahan kamu aku bilang kalo ada seseorang yang mau donorin ginjalnya untuk kamu?" Amel mengangguk.
"Dia udah siap. Apa kamu juga udah siap?" Tanya Riza sembari menatap lekat mata indah Amel.
"Jujur aku takut kak, tapi demi kak Karra aku siap kak. Kapan operasinya?"
"Secepatnya. Gimana kalo besok?"
Amel berfikir sebentar. "Oke kak."
"Ya udah, sekarang kamu harus persiapan diri kamu, sebelum operasi berlangsung, kamu harus di rawat dulu di rumah sakit," jelas Riza.
"Sekarang banget kak? Aku belum ambil baju-baju aku,"
"Kamu ambil pakaian kamu aja dulu. Ayo aku antar," tawar Riza.
"Emang kakak gak ada pasien?" Riza menggeleng.
"Ayo tuan putri," ucap Riza sembari mempersilakan Amel untuk jalan terlebih dahulu.
ᘛ
Amel dan Riza sampai di apartemen milik Karra, Amel meminta agar Riza menunggunya diparkiran saja, dan Riza meng-iya kan permintaan Amel.
Tak membutuhkan waktu lama, Amel datang dengan membawa tas berukuran sedang berisikan pakaian miliknya. Dirasa sudah selesai semua, Riza kembali melaju mobilnya kearah rumah sakit.
Sesampainya mereka dirumah sakit, Amel langsung diminta untuk beristirahat sebelum ia melakukan operasi besar besok pagi.
Saat Amel ingin memejamkan matanya, tiba-tiba saja handphone miliknya berbunyi. My husband. Nama itulah yang tertera dilayar utama handphonenya. Buru-buru Amel menjawab panggilan dari suaminya itu.
"Halo kak?" Tanya Amel.
"Kamu dimana?"
"A-aku... Ada dirumah"
"Bohong!" Ucap Karra sembari mematikan sambungan teleponnya.
Amel bernafas lega, tapi tak lama kemudian sang suami kembali menelponnya, kali ini Karra menghubungi Amel dengan sambungan video call.
"Gimana ini? Pura-pura gak tau aja kalo dia telpon kali ya?"
"Biarin lah," Amel menaruh handphone nya ke meja nakas yang ada disampingnya.
ᘛ
Sebelum Amel melakukan operasi nya, Riza menghampiri Amel terlebih dahulu di ruangannya.
"Pagi. Gimana semalem tidurnya?"
"Nyenyak kak," bohong Amel, karna semalaman Karra selalu menghubunginya, dan itu membuat Amel tidak bisa tidur dengan nyenyak.
Cklek
Pintu ruangan Amel terbuka, menampakkan 3 orang suster berjalan kearahnya menghampiri dirinya dan juga Riza.
"Ayo Mel kita ke ruang operasi sekarang. Semangat!" ucap Riza sembari memberikan Amel sebuah senyuman.
Amel menghembuskan nafasnya berat "Ayo!"
Suster suster tadi membantu Amel untuk duduk di kursi roda yang tadi dibawa oleh suster Jingga. Riza mendorong kursi roda Amel dan membawanya keruangan operasi.
Riza menidurkan Amel dengan perlahan-lahan. "Jangan tegang ya, Mel," ingat Riza.
"Iya kak,"
"Sus," ucap Riza memberikan isyarat kepada suster Aulia.
Suster Aulia mengangguk, ia mulai menyuntikkan obat bius kepada Amel, dan tak lama Amel memejamkan matanya.
Riza dan beberapa tenaga medis yang berada disana memulai pekerjaannya, dan berharap jika operasi ini akan berhasil dengan sukses.
ᘛ
Di lain tempat Karra sedang tidak bisa konsentrasi karena Amel yang tak kunjung menjawab teleponnya.
Ia menghubungi nomor orang suruhan untuk memantau Amel, dan orang suruhan Karra mengatakan jika Amel tidak berada di apartemen sejak kemarin.
"Kamu kemana sih?!" Tanya Karra dengan geram.
ᘛ
Bersambung....
Sudah Revisi
KAMU SEDANG MEMBACA
KARRAMEL (SELESAI)
Short StorySekuel Greatest Husband Mengisahkan tentang dua orang yang dulunya menjalin kasih namun terpaksa berpisah karna suatu ke salah pahaman. Hingga takdir mempertemukan mereka kembali, dan mereka malah terikat kedalam suatu hubungan yang lebih serius. "...