Bukannya cuti dari pekerjaannya, sehari setelah hari pernikahannya Karra malah bekerja. Fathan dan Nesya sudah melarangnya, tapi Karra bilang ia harus bekerja karna ada pekerjaan yang harus ditangani olehnya. Padahal itu hanya alasannya untuk menghindari Amel, Karra masih mendiami Amel akibat kejadian kemarin di gedung pernikahan mereka.
"Bunda, nanti malam aku sama Amel pindah ke apartemen, soalnya sayang kalo gak di tempatin," ucap Karra pada Nesya.
"Secepat ini? Padahal bunda masih mau kalian tinggal di sini," sedih Nesya.
Karra membungkukkan badannya. "Kan jaraknya gak terlalu jauh Bun, kita akan sering main ke sini kok nanti," ucap Karra.
Nesya mengangguk. "Ya udah kalo gitu aku pamit ke kantor ya Bun," Karra meraih tangan Nesya lalu menciumnya.
"Hati-hati ya sayang. Oh iya, mantu bunda?" Tanya Nesya.
"Lagi di kamar Bun. Aku berangkat, ya,"
ᘛ
Nesya sedang membuat kue bersama dengan menantunya, siapa lagi kalau bukan Amel. Rencananya, keduanya akan membuat kue kesukaan Karra, bolu Karamel, Karra sangat menyukai itu.
"Bunda, setelah ini?"
"Kasih susu kental manis, abis itu kamu aduk lagi," Amel menuruti ucapan ibu mertuanya itu.
Selang beberapa menit akhirnya kue buatan mereka pun telah jadi, sebentar lagi waktunya Karra dan Bara pulang dari kantor, oh iya, setelah kelulusannya, Bara bekerja di perusahaan ayahnya, bersama dengan Karra.
"Wah wangi apa ini?" Tanya Bara yang baru saja tiba.
"Eh udah pulang ternyata anak bunda, ini, bunda sama Amel bikin karamel, kamu mau?" Tawar Nesya.
Bara langsung meletakkan tas kantornya diatas meja pantry, dan menghampiri Amel dan juga Nesya.
"Kayaknya enak nih," ucap Bara sembari mengambil salah satu potongan bolu karamel.
"Enak gak, Bar?" Tanya Amel saat melihat Bara selesai memakan bolu karamel.
"Enak!" Ucap Bara sembari memberikan dua jempolnya.
"Aku mau 3 lagi dong," pinta Bara.
ᘛ
Malam ini Amel tengah mengemasi pakaiannya dan juga pakaian Karra yang akan dibawa ke apartemen. Amel baru mengetahui jika Karra akan mengajaknya pindah saat makan malam tadi. Itupun Nesya yang mengatakannya.
"Obat?" Tanya Karra saat melihat ada beberapa obat-obatan yang tergeletak diatas kasur.
Amel membulatkan matanya, bagaimana bisa ia teledor menaruh obatnya sembarangan, sebelum Karra mengambil obat Amel, Amel lebih dulu mengambilnya lalu ia letakan di tas miliknya.
"Obat apa itu?" Tanya Karra sembari menatap Amel dengan tatapan penuh tanya.
"I-itu o-obat biasa, ya, obat biasa, sama vitamin,"
"Oh iya, kakak mau bawa apa lagi?"
"Gak ada. Kamu bisa keluar? Saya mau ganti baju dulu," Amel mengangguk paham. Ia keluar dari kamarnya dan pergi ke kamar Inara, tadi Inara sempat nangis saat mengetahui jika kakak iparnya itu akan pindah.
Ia membuka pintu kamar Inara, didapati Inara tengah menyembunyikan kepalanya di bawah bantal. Sepertinya ia masih menangis.
Amel duduk disamping Inara. "Nanti ibu bakal sering-sering main ke sini kok, lagian juga kita kan masih bisa ketemu di sekolah," ucap Amel sembari mengelus rambut panjang Inara.
KAMU SEDANG MEMBACA
KARRAMEL (SELESAI)
Short StorySekuel Greatest Husband Mengisahkan tentang dua orang yang dulunya menjalin kasih namun terpaksa berpisah karna suatu ke salah pahaman. Hingga takdir mempertemukan mereka kembali, dan mereka malah terikat kedalam suatu hubungan yang lebih serius. "...