02. Makan Malam Keluarga
Inara menatap kakaknya, ternyata kakaknya pun sama terkejutnya dengan ibu gurunya.
"Kakak kenal Bu Amel?" Tanya Inara pada Karra yang masih menatap Amel tak percaya.
"Amel?" ucap Karra tak percaya.
"Kakak udah kenal sama Bu Amel?" Tanya Inara lagi.
Dengan cepat Karra menggeleng "E-enggak. Kakak harus pergi, lagi buru-buru soalnya," baru saja Karra ingin meninggalkan Inara, Inara menarik jas yang dipakai kakaknya.
"Nanti pulangnya kakak jemput, ya, sekarang kakak harus pergi," Karra memberi pengertian kepada Inara, dan Inara pun mengangguk.
Inara menghampiri Amel yang masih melamun "Ibu," Inara mencolek colek lengan Amel berharap ibu gurunya itu tersadar dari lamunannya.
"Eh iya, kenapa kak?" ucap Amel refleks.
"Kakak? Kak Karra udah pergi kerja, Bu," jelas Inara.
"Hah? Oh ya udah, kalo gitu kita masuk ke kelas yuk," ajak Amel.
Mereka berdua pergi ke kelas.
✨
Karra sedang berdiri didepan para pegawainya, saat ini ia tengah memperkenalkan dirinya kepada orang-orang yang belum mengenalinya.
"Baik, sebelumnya perkenalkan nama saya Karra Athaya Mahendra, biasa dipanggil Karra, saya sangat benci kepada orang yang berpura-pura sok baik, tidak suka basa-basi, dan tidak suka dengan orang yang berpakaian kekurangan bahan, seperti kamu." ucap Karra sembari menunjuk salah satu perempuan dihadapannya, yang sedari tadi memperhatikan Karra dengan gelagat tubuh seolah sedang menggoda bos barunya itu.
"Kalau besok saya masih lihat kamu berpakaian seperti itu, silahkan cari perusahaan lain yang tidak keberatan dengan cara berpakaian kamu." setelah mengucapkan itu, Karra pun pergi ke ruangannya, dengan dibuntuti oleh Chris Asisten Pribadinya.
"Apa saja agenda saya hari ini?" Tanya Karra yang kini tengah duduk dikursi singgasananya.
"Jam makan siang nanti anda akan menjemput nona Inara, sehabis itu bapak ada pertemuan dengan pak Axel dari perusahaan Agna Company, dan makan malam bersama dirumah nona Killa dan tuan Davin" jelas Chris dengan mata yang fokus kearah tab ditangannya.
"Baiklah, kamu boleh kembali keruangan mu," titah Karra dan langsung dituruti oleh asistennya.
Sepeninggalan Chris, Karra bangkit dari duduknya dan berjalan kearah jendela besar yang menampilkan keramaian ibu kota Jakarta ketika pagi hari.
"Benarkah itu kamu, Amel?" Tanya Karra pada dirinya sendiri.
"Padahal aku berusaha keras melupakanmu, tapi kenapa saat aku sudah berhasil melupakan mu, kamu datang kembali di kehidupan ku tanpa rasa bersalah?"
"Luka yang kamu berikan sungguhlah besar, Mel,"
✨
"Baik anak-anak, sekarang kalian coba buka buku kalian halaman 11 dan 12," ucap Amel.
"Ibu, ini kan udah dijelasin sama ibu Minggu kemarin" komplain salah satu muridnya.
Sontak Amel membulatkan matanya iyakah? Dan ternyata benar, halaman itu sudah ia jelaskan Minggu kemarin. Kenapa ia jadi tidak konsentrasi? Agh! Ini gara-gara pertemuannya tadi dengan Karra, mantan kekasihnya waktu SMA. Eh tidak bisa dikatakan mantan juga, karena dari keduanya tidak ada yang mengucapkan kata putus. So, mereka masih pacaran kan?
"Maaf ya anak-anak, ibu lagi gak konsentrasi. Oke kita lanjutkan ke halaman selanjutnya, ya,"
"Iya Bu!" Jawab murid-muridnya kompak.
ᘛ
Malam harinya, Karra tiba dirumah sang kakak dengan keadaan acak-acakan. Rambutnya tak serapih tadi pagi, jasnya sudah mulai kusut, dasinya longgar, apalagi mukanya, Dekil!
Melihat penampilan adiknya, Killa menatap jijik kearah Karra "Coba kalo mau ketemu kakak tuh harus ganteng, jangan lusuh kaya gini," ucap Killa.
"Ya kak, maklumin aja sih, namanya juga hari pertama jadi bos besar," ucapnya dengan bangga.
"Cih, bangga banget ya sekarang mah. Ayah bukannya jadiin dia OB dulu, jangan langsung jadi CEO."
"Enak aja OB! Siapa yang sering ngerjain pekerjaan rumah? Kakak! Harusnya kakak yang jadi OB!" Ucap Karra tak terima.
"Maaf maaf aja ini mah, sekarang saya udah jadi nyonya Davin." ucap Killa sembari memeluk lengan sang suami yang kebetulan duduk disebelahnya.
"Udah udah! Kenapa jadi pada berantem gini sih?"
"Kakak yang duluan Bun!" Karra menunjuk Killa.
"Engga Bun, Karra duluan!"
"Kakak!"
"Karra!"
"Ka-"
"Karra!" Ucap Nesya tegas.
"I-iya Bun, maaf," ucap Karra lirih.
"Emang enak," ledek Killa pelan namun masih dapat terdengar oleh Karra.
✨
Sudah Revisi
Yang baru jadi bos besar:)
Ibu gurunya kemudaan gak sih?
KAMU SEDANG MEMBACA
KARRAMEL (SELESAI)
Short StorySekuel Greatest Husband Mengisahkan tentang dua orang yang dulunya menjalin kasih namun terpaksa berpisah karna suatu ke salah pahaman. Hingga takdir mempertemukan mereka kembali, dan mereka malah terikat kedalam suatu hubungan yang lebih serius. "...