3. Pesta Teh

9.1K 873 15
                                    

Sudah 2 bulan sejak saat pertamanya didunia ini. Soraya perlahan lahan dapat mengerti tatakrama para bangsawan. Satu hal yang membuat Soraya lega adalah, tubuh ini mengingat jelas bagaimana sistem penulisan di dunia ini.

Hari ini adalah pesta teh pertamanya bersama para Nona bangsawan seumurannya. Dari informasi yang Ia dapatkan, ada sekitar 4 orang yang masuk dalam pesta teh ini.

Soraya sendiri, putri Marquis Luminera, putri Marquis Mercury, putri Marquis Skarlos, dan putri Viscount Debaran.

"Sebentar dulu.. putri Viscount Debaran ada disini?" Soraya bergumam-gumam tak jelas melihat daftar yang hadir. "Apakah ini Elea?"

"Nona, gaun Anda sudah siap." Nana melangkah memasuki ruangan pakaian Soraya. Membawa sebuah gaun berwarna kuning dengan hiasan pita emas di pinggangnya. Sederhana, cocok untuk pesta minum teh musim panas.

"Baik."

***

"Silahkan turun, Nona." Seorang pengawal lelaki menyerahkan tangannya untuk tumpuan Soraya saat dari kereta kuda yang cukup tinggi itu.

"Terimakasih," ucap Soraya. Ia melangkah dengan anggun menuju sebuah meja kaca dengan beberapa kursi yang memiliki kaki-kaki berwarna putih gading. Sepertinya Ia yang pertama datang.

"Kenapa jauh sekali Nana?" tanya Soraya sembari menatap heran pada Nana. Biasanya wanita itu akan selalu mengikutinya.

"Ini tempat umum Nona," jawab Nana pelan.

Soraya hanya ber-oh-ria menyahuti bisikan Nana.

Gadis dengan surai emas itu berjalan sendirian menuju meja perjamuan dengan Nana yang menunggu di kejauhan.

Berselang lima menit kemudian, sebuah kereta kuda berwarna biru dengan ukiran apio dipintunya yang berwarna putih datang. Dari sana, turun seorang gadis kisaran umur dua belas tahun dengan surai pirang dan manik cokelat turun. Ia menggunakan gaun kuning dengan corak bunga dan topi rajutan. Terlihat manis untuk sesaat tapi terlihat membosankan setelahnya.

"Sepertinya Nona sudah menunggu lama." Gadis itu tersenyum manis padanya. Soraya balas berdiri dan menundukkan kepalanya anggun.

"Saya Soraya Anarres, Nona. Putri tunggal keluarga Duke Anarres." Soraya menunduk rendah.

"Saya Elea Debaran. Putri dari Viscount Debaran", Elea balas menunduk rendah pada Soraya.

Baik, sepertinya ini pertemuan pertama keduanya. Hanya mereka sekarang. Tapi kalau hanya bersikap ramah tak apa kan?

"Mari duduk Nona Elea." Soraya tersenyum hangat pada Elea.

"Ah, baik Nona", Elea balik tersenyum kepada Soraya.

Hening. Tidak ada yang ingin membuka pembicaraan. Elea yang bingung dengan sikap Soraya yang berbeda dengan yang dirumorkan dan Soraya yang ingin menghindari kematiannya. Walaupun belum tentu Elea lah dalang dari kematian Soraya yang asli.

Drek.. drek.. drek...

Suara roda kereta kuda terdengar dikuping Soraya, membuatnya keduanya dapat bernapas lega.

Sebuah kereta kuda berwarna keunguan dengan hiasan emas pada setiap sudutnya. Agak terlalu mencolok memang kalau dilihat. Sepertinya dari keluarga Marquis Mercury yang memang terkenal angkuh.

Dari dalamnya seorang gadis yang memakai gaun berbahan sutra putih dan bandana putih. Gadis itu memiliki mata berwarna hitam dan rambut ungu pekat.

Ia berjalan anggun menuju tempat perjamuan. Tubuhnya yang bak gitar Mexico itu terlihat mustahil untuk anak berumur dua belas tahun.

Soraya dan Elea lantas menunduk memperkenalkan diri masing masing.

"Perkenalkan saya Esmeralda Mercuri Nona-nona semua," ucapnya dengan senyum kecil sebelum kemudian duduk dikursi kosong yang berada di sebelah Soraya.

"Nona Soraya, kudengar anda bertunangan dengan Putra Mahkota sejak berusia lima tahun? Betapa beruntungnya Anda." Esmeralda tertawa kecil sembari menutup setengah wajahnya dengan kipas putih. Sepertinya orang ini cocok menjadi Nyonya tukang gosip saat besar nanti.

Soraya hanya membalasnya dengan senyuman kecil. Ingin rasanya ia memukul mulut dengan lipstik merah itu keras keras.

Drek.. drek..

Sebuah kereta kuda lagi berhenti. Kali ini lebih baik. Kereta kuda ini berwarna kuning dengan ukiran putih pada pintunya. Seperti kereta kuda pada umumnya.

Dari dalam keluarlah seorang gadis dengan surai hitam dan mata hitam pekat. Ia mengenakan gaun setumit berwarna putih dengan pita kuning dibagian belakangnya. Tidak lupa dengan pita berwarna kuning pula yang dijepit di bagian belakang rambut ikalnya. Tipe model model di jaman Soraya dulu.

"Selamat pagi Nona-nona semua. Perkenalkan saya Luna, putri dari Marquis Luminera." Luna menundukkan kepalanya sopan. Tak heran jika tatakramanya bagus. Keluarga Luminera adalah orang-orang yang memiliki tatakrama terbaik.

"Apakah saya datang terlambat?" Luna tersenyum hangat pada Soraya. Entah hanya kebetulan atau memang Luna hanya tertarik padanya.

"Tidak Nona. Kami semua baru saja sampai, bahkan belum ada yang meminum tehnya." Soraya balas tersenyum hangat pada Luna.

"Baguslah kalau begitu." Luna balas tersenyum pada Soraya.

"Sebentar, apakah anda anak Viscount Debarab yang kabarnya sedsng disembunyikan itu? Sepertinya saya baru pertama kali bertemu Anda." Luna tersenyum kecil memandang Elea. Esmeralda ikut melirik kearah Elea menyadari hal ini.

"Ah, iya."Elea tersenyum kecil membalas Luna. Topik tentang 'anak tersembunyi Viscount' itu tidak enak jika dipikirkan.

"Bagaimana dengan pekerjaan ayahmu di negeri tetangga Nona Esmeralda?" Soraya cepat cepat mengalihkan pembicaraan saat melihat Elea merasa tidak nyaman. Bagaimanapun, sepertinya Elea ini anak yang baik. Lagipula Ia akan mengalah jika Putra Mahkota memang lebih menginginkan Elea. Soraya lebih tertarik dengan sesama bangsawan dan hidup bahagia daripada menjadi Putri Mahkota dan berakhir meninggal.

"Tentu saja kabarnya baik. Ayah mendapatkan satu juta koin emas dalam satu hari." Esmeralda tersenyum senang melihat ini sembari terus menyombongkan keadaannya.

"Ayahku juga. Ayah baru pulang setelah melakukan ekspedisi dari Negeri Timur. Satu juta koin emas dan satu perak adalah imbalan mereka untuk Ayahku." Luna tersenyum kecil pada Esmeralda. Sepertinya etiket Luminera tidak sepenuhnya turun pada putrinya yang satu ini.

THE TRUTH OF THE VILLAINS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang