4. Undangan Debutante Putra Mahkota

8.8K 807 12
                                    

"Apa ini?" Soraya bertanya pada Nana.

Pagi itu, sebuah surat dengan cap berwarna emas dikirim untuk Soraya.

"Ini undangan dari kerajaan, Nona. Sepertinya Putra Mahkota menulinya khusus untuk Anda," jawab Nana. Matanya menatap intens surat dalam genggaman Soraya. Penasaran bagaimana Putra Mahkota menuliskannya.

"Haruskah aku membukanya?" Tanya Soraya lagi. Keraguan terdengar dalam suaranya membuat Nana mengerutkan kening bingung.

"Ada masslah apa Nona?" Nana berjalan perlahan mendekati Soraya.

"Tidak apa. Mari kita buka." Tangan Soraya dengan cekatan membuka surat bercap emas itu.

Nana yang berada di sebelah Soraya sontak membuka mulutnya lebar lebar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nana yang berada di sebelah Soraya sontak membuka mulutnya lebar lebar. Sedangkan Soraya yang mendapatkannya malah tidak memiliki reaksi apapun.

"Kenapa kau kaget begitu Nana."

"Yaampun Nona. Sepertinya surat ini seharusnya ditujukan untuk Tuan Duke."

"Sepertinya begitu. Tapi Nana, aku rasa tidak cocok berdamping dengannya. Aku tidak tertarik. Aku lebih tertarik dengan para bangsawan daripada Putra Mahkota."

"Yaampun nona. Jangan seperti itu."

"Apakah aku harus menyiapkan gaunnya sekarang? Haruskah?" tanya Soraya malas. Baginya debutante seorang Putra Mahkota sangat tidak penting. Firasatnya mengatakan disanalah Putra Mahkota dan Elea akan bertemu untuk pertama kalinya, dan Ia akan menjadi pengganggu yang menyedihkan.

"Harus, Nona. Lagipula kita harus menyiapkan gaun untuk debutante Nona esok hari juga."

"Memangnya debutanteku dan Putra Mahkota tidak bisa digabung saja?"

"Mana bisa seperti itu"

***

Kereta kuda yang milik keluarga Anarres berhenti tepat di depan sebuah bangunan megah khas butik-butik pada masa ini.

Soraya melangkahkan kakinya. Para pelayan toko terlihat menunduk rendah melihat logo Anarres terpasang apik di kerah Soraya.

"Nona Anarres." Seorang pria dengan baju serba putih menunduk rendah pada Soraya. Jelas sekali dia adalah manager toko jika dilihat dari sikapnya.

"Saya mencari gaun berwarna putih yang cocok dengan tiara yang terbuat dari mutiara," ucap Soraya.

"Baik Nona, kemari." Pria itu berjalan perlahan dihadapan Soraya.

Langkah Soraya terhenti disebuah gaun tanpa sampai betis dengan kalung mutiara di lehernya.

"Apakah pilihan Nona jatuh pada yang satu ini?" Tanya pria tadi menyadari tatapan berbinar Soraya.

"Iya, dan tolong kirimkan satu lagi yang sejenis ke kediaman Anarress," jawab Soraya. Ia tidak akan membuang waktu lama disini. Soraya masih harus berdandan dan bersiap-siap untuk puncak acara malam nanti.

THE TRUTH OF THE VILLAINS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang