HALOO.
Kalo aku bikin jadwal mau gak? Contoh aku uploadnya selasa-jumat .
Btw, mulai bagian ini konfliknya udah makin berat, biar alurnya nyampe. Emang baru episode 11 sih, tapi kalo santai terus kan bosen ya. Aku aja yang nulis bosen.
Ga akan ada banyak teka-teki kok. Paling tokohnya aja yang ga aku kasih tau secara detail. Biar seru.
Ya intinya, cerita ini tokohnya lumayan banyak. Cuman aku ga akan munculin dalam satu bab. Pelan pelan biar kebongkar sendiri. Aku mungkin cuman kasih tau ciri-ciri fisiknya ajaa.
Happy Reading (o^^o)
***
"Yang Mulia Putra Mahkota!" Beberapa prajurit belari menghampiri Devabrata dengan langkah tergopoh-gopoh.
"Ada apa?" Devabrata jelas kaget melihat banyaknya pasukan yang mendekatinya. Dirinya yang sedang menikmati pesta teh dengan tenang bersama Soraya tiba-tiba saja dikagetkan dengan kedatangan sekumpulan prajurit berpakaian lengkap.
"Mereka datang. Entah tembok pembatas mana yang dilewati," desis salah satu prajurit.
"Mereka?" Soraya bertanya bingung.
Soraya melirik kecil kearah Devabrata. Ia sedikit terlonjak melihat air muka Devabrata yang berubah dingin, tajam, dan terkesan siap membunuh apapun.
"Deva, ada apa?" Soraya bertanya sembari menepuk bahu Devabrata.
Sudah dua minggu ini Soraya makin dekat dengan Devabrata karena pelajaran mereka. Tingkatan Soraya meningkat jauh sekaligus kemampuan berpedangnya. Sejujurnya jika ada perang, bisa saja Soraya masuk ke dalam prajurit cadangan.
"Masuk kedalam Istana sekarang, Soraya!" Devabrata memberi perintah tegas.
Soraya hanya menunduk patuh. Soraya tidak ingin melawan Devabrata sekarang. Jujur, Soraya belum pernah melihat Devabrata yang seperti ini.
"Siapkan pasukan yang ada. Semuanya. Tapi pastikan hanya kalian yang maju nanti. Yang lain cukup menunggu. Kita tidak tahu seberapa banyak pasukan mereka dan seberapa besar kekuatan mereka," Devabrata memberi titah, berusaha tetap tenang.
Mendengar apa yang dikatakan Devabrata, Soraya segera berlari memasuki wilayah Istana. Dia mengerti sekarang apa yang terjadi. Mereka akan berperang, atau lebih tepatnya, mereka diserbu. Soraya tidak tahu dengan pasti mereka berperang dengan siapa, yang pasti lawannya bukan orang lemah.
Tidak berselang lama, Soraya sampai di Istana bagian dalam. Beberapa prajurit dengan cepat menghampirinya. Soraya menatap keselilingnya, jumlah prajurit itu sepuluh orang. Mereka membentuk konvoi mengelilingi dirinya.
"Yang Mulia Putri Mahkota, tolong berjalan dengan cepat menuju kamar Anda. Jangan berhenti apapun yang terjadi," bisik salah satu Prajurit dengan baju besi.
Soraya hanya mengangguk sebagai jawaban. Ia berjalan dengan cepat menuju kamarnya di lantai dua. Para prajurit dengan mudah mengimbanginya.
Soraya berhenti di depan sebuah pintu emas berukuran besar. Disana telah menunggu dua orang prajurit yang segera membukakan pintunya. Soraya segera masuk kedalam kamar itu. Kamar Putri Mahkota untuk kedua kalinya. Di dalamnya, terdapat empat prajurit yang berjalan masing masing dari sudut ke sudut dengan garis miring, seperti dari sudut a ke c. Namun dengan cepat menunduk dihadapan Soraya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TRUTH OF THE VILLAINS
FantasySeorang wanita berdiri gemetar ditengah tengah persidangan. Menunggu keputusan apakah dia akan dihukum mati atau dibiarkan hidup. Soraya, putri dari duke Anarres diduga meracuni putri dari viscount Debaran Elea. Soraya dikatakan mencampurkan racun d...