—Toko Buku Cerdas Sagan, Yogyakarta.
•
•
—————
Veronica : Bilangan genap bilangan ganjil
Doraemon punya baling-baling bambuVeronica : Mau ikut ke Cafe Filosofi Kopi enggak?
—————
Johnatan membaca notifikasi pesan dari Veronica. Dia tidak berniat membukanya, tapi dia juga tidak berniat menghapusnya. Alhasil, notifikasi di layarnya dibiarkan begitu saja. Dia masih ingat nasihat dari Jaeffry semalam. Katanya jika mau cepat move on dia tidak boleh sering-sering membalas pesan Veronica. Masalahnya, tangannya sejak tadi sudah gatal sekali ingin membalas pesan dari cewek itu.
Sejak tadi Johnatan sudah tidak bisa konsentrasi dengan kegiatannya. Setiap saat pikirannya teringat pada notifikasi pesan Veronica yang belum juga dia balas. Johnatan khawatir Veronica akan bertanya-tanya kenapa tiba-tiba dia tidak fast respons.
Bahkan, Johnatan masih belum terbiasa melihat nama kontak Veronica. Johnatan tidak tahu siapa yang mengubahnya, kemungkinan Yudha atau Juan. Pasti saat Johnatan lengah semalam. Tidak lama setelah mengirim pesan pada Alisa, sepertinya Johnatan ketiduran karena efek alkohol. Bahkan sampai tadi pagi kepalanya masih terasa berat. Untung saja Juan dengan baik hati membuatkannya minuman pereda mabuk.
"Udah ketemu bukunya?"
Suara lembut Alisa hampir saja membuat Johnatan terlonjak kaget. Johnatan cepat-cepat menolehkan kepala. "Belum, lo udah?"
Alisa menepuk pelan buku di tangannya. "Baru ketemu satu."
Johnatan mengerjap beberapa kali, memerhatikan Alisa yang terlihat cantik malam ini. Cewek itu mengenakan tanktop putih dengan cardigan merah sebagai outer-nya dipadu celana jeans biru donker. Rambut pirang panjangnya dibiarkan tergerai alami.
Bisa-bisanya Johnatan lupa dirinya sedang pergi bersama cewek secantik ini. Jika Yudha ada di sini pasti temannya itu akan langsung mengumpat kasar dan mengatakan dirinya bodoh berulang kali.
"Mau gue bantu cari?"
"Hmm?" Johnatan menaikkan kedua alisnya. "Memangnya lo cuma butuh satu buku itu aja? Enggak mau cari lagi?"
"Sebenernya masih butuh satu buku lagi. Tapi kayaknya nanti di toko buku lain. Soalnya buku tentang hak kekayaan intelektual di sini isinya hampir sama semua," Alisa mengedikkan dagu ke arah rak buku di hadapan Johnatan. "Gue bantu cari, ya? Daripada gue nganggur."
Johnatan meringis. "Kalau lo maksa gue bisa apa?"
"Idih," Alisa tertawa. "Yaudah, iya, anggep aja gitu biar lo seneng."
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMAN TAPI NGAREP
Teen FictionTeman tapi ngarep, begitulah peran Johnatan dalam hubungan persahabatannya dengan Veronica. Johnatan mencintai Veronica dalam diam, rela menjadi tempat curhat tanpa dibayar, dan ruang peristirahatan tanpa benar-benar disinggahi. Meskipun sering pat...