Chapter 21-Terbakar Api Cemburu

1.2K 327 35
                                    



"Minum dulu, Kak." Chandra meletakkan botol air mineral dingin di atas meja. Dari gerak geriknya terlihat sekali cowok itu sedang berusaha bertingkah biasa saja. Padahal mimik wajahnya sangat tegang saat berhadapan langsung dengan Veronica.

Jisabian, Najendra, Leo, Rendi, Lucas, Arjune, Kasteen, dan Jeno bahkan tidak berani mendekat. Mereka sempat berdebat siapa yang harus mengantarkan minum pada Veronica.

Sepertinya tindakan Veronica di kantin tadi cukup meninggalkan trauma bagi Chandra dan teman-temannya. Meski saat kejadian hanya ada Jisabian dan Chandra, tetapi kabar Veronica berhasil mematahkan hidung Gangga dalam sekali pukulan sudah menyebar ke seluruh penjuru kampus.

Ini bukan pertama kalinya Veronica memukul laki-laki. Saat SMA dulu dia juga pernah memukul wajah teman seangkatannya karena ketahuan mengintip kamar mandi cewek. Sebenarnya Veronica bukan tipikal cewek kasar yang suka main tangan. Namun, jika perbuatan lawannya memang sudah keterlaluan, Veronica tidak akan segan mengeluarkan seluruh tenaganya untuk memberikan orang itu pelajaran.

Selama ini dia selalu menahan emosi Johnatan setiap kali menghadapi Gangga. Karena menurutnya, Gangga hanya bisa menggertak dan menyebarkan gosip saja. Tapi, tindakannya kali ini benar-benar sudah keterlaluan. Berani sekali cowok itu mencabut semua poster dan merobeknya.

Apakah dia tidak tahu ada berapa banyak waktu dan tenaga yang dikorbankan untuk membuat poster, mencetaknya, dan menempelkannya di setiap papan info kampus?

Veronica tidak terima melihat perjuangan teman-temannya hancur berantakan karena Gangga. Karena itulah dia memilih untuk memberikan Gangga pelajaran agar cowok itu tidak lagi meremehkan mereka. Usahanya berhasil, Gangga tampak sangat ketakutan tadi. Semoga setelah ini mereka tidak berani berulah lagi.

Masalahnya, bukan hanya Gangga yang takut. Teman-temannya yang lain juga terkejut setelah menyaksikan kejadian tadi. Meski Yudha, Juan, Tama, Theo, Dominic, Jaeffry dan Markus sudah pernah mendengar cerita tentang dirinya dari Johnatan, tetap saja tidak mengurangi ketegangan saat menyaksikannya secara langsung.

Terutama Dominic. Dia beberapa kali tertangkap basah memerhatikannya dari jauh. Dominic sesekali menggelengkan kepala lalu melirik Nabilla, kekasihnya. Mungkin cowok itu sedang membandingkan dirinya dan Nabilla karena semua anggota pernah setuju mereka berdua memiliki banyak kesamaan. Sepertinya diam-diam Dominic berharap Nabilla tidak sebar-bar dirinya.

Di antara mereka semua hanya Fani dan Nabilla yang bereaksi sebaliknya. Kedua cewek ini malah memberinya tatapan memuja. Seolah, Veronica baru saja melakukan hal besar yang patut mendapat penghargaan. Padahal mau orang yang dipukul salah atau tidak, menyelesaikan masalah dengan kekerasan tetap bukan hal yang keren. Bukan sesuatu yang patut dipuji dan Veronica mengakui itu.

Meski kejadian sudah berlalu setengah jam yang lalu, suasana tegang masih mendominasi. Chandra dan Yudha yang biasanya paling banyak bicara seketika berubah jadi pendiam.

Theo dan teman-temannya yang lain kini sedang membicarakan Gangga dan ulahnya yang sudah keterlaluan. Mereka mengatur startegi untuk melawan Gangga jika tindakannya mulai keterlaluan. Tadinya Veronica hendak bergabung dalam diskusi itu, tapi Theo menyuruh Veronica untuk menenangkan diri terlebih dahulu. Menurutnya, emosi Veronica belum stabil sekarang.

"Bang, gue, Jeno, Rendi, Nana, Jisabian, sama Leo naik duluan, ya? Ada kelas habis ini," ucap Chandra.

"Gue juga," Nabilla dan Fani kompak menyahuti sebelum meninggalkan gazebo.

"Gue ada kelas lagi enggak?" Tanya Lucas.

Markus membelalakkan mata. "Lah, mana gue tahu."

TEMAN TAPI NGAREPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang