1. Dareen Posesif?

4.2K 313 11
                                    

Haii ❤️ gimana kabarnya? Semoga sehat terus yaa!

_____________________________.

"Jangan menilai seseorang dari wajahnya saja!"
-Dareen-

Dareen mendekatkan wajahnya dengan Naura. Bisa Naura rasakan hembusan nafas dareen yang menerpa wajahnya sekarang.

"Seriously?" Tanya dareen.

Naura hanya mengangguk sambil memejamkan matanya. Baru kali ini ia ditanya dengan wajah yang dekat.

Dareen menjauhkan wajahnya. Berbalik dan melangkah menuju pintu kamar. Namun, Ia memberhentikan langkahnya.
"Kalo Lo mau aman disini, jangan pernah bikin masalah yang melibatkan gue sama nyokap bokap gue!" Katanya. Tanpa menatap Naura. Lalu melangkahkan kakinya lagi.

"Gimana kalo aku bikin masalah? Apa aku bakal di usir dari sini? Nanti kalo ibu tau, gimana?" Kata Naura dengan wajah sedihnya.

"Bu, Naura gak betah disini! Baru aja Naura kesini udah di gituin sama dareen." Katanya lagi.
______________________________.

"Dareen, kamu anterin makanan ini ke Naura geh. Dia masih malu kayaknya buat terbiasa ngambil sendiri." Kata Anisha sambil meletakkan piring yang berisikan makanan dan segelas air putih di atas meja.

Dareen mendengus kesal.
"Mama kan bisa anterin sendiri. Ngapain harus sama dareen lagi, sih? Manja banget baru tinggal disini udah di anterin makanan segala ke kamar!" Kata dareen.

Anisha melangkah mendekati dareen yang tengah duduk di kursi meja makan. Lalu memegang pundaknya sesekali mengusap pelan.
"Kamu kan tau, Naura baru tinggal disini. Bisa aja malu, atau gak enak buat nimbrung makan bareng sama kita. Mama liat, Naura anak baik. Sopan lagi." Katanya. Kemudian mengambil piring yang berisikan makanan dan segelas air di atas meja tadi. Memberikannya pada dareen.

Dareen mendengus lagi. Lalu beranjak dan membawanya ke kamar Naura.

Toktoktok.

Naura melangkah menuju pintu kamarnya ketika mendengar ada yang mengetuknya.

"Dareen? K-kenapa bawa makanan kesini?" Tanyanya gugup. Lalu sedikit mundur ketika dareen menerobos masuk tanpa menjawab pertanyaan Naura. Meletakkan piring dan segelas itu di atas meja dekat kasur.

Dareen sempat melihat ke arah jendela.
"Kenapa jendelanya dibuka? Mau masuk angin malem-malem buka jendela? Lo mau ngerepotin keluarga gue lagi?" Kata dareen yang masih berdiri di sana.

Naura menundukkan kepalanya.
"Aku cuma mau liat pemandangan di luar kalo malem. Itu doang kok." Katanya. Kemudian melangkah menuju jendela itu untuk menutupnya.

Langkah Naura terhenti karena cekalan dareen. Ia menundukkan kepalanya lagi, takut-takut dareen memarahinya lagi.

"Maafin aku. Janji gak bakal ngilangin lagi. Jangan marahin aku lagi. Aku mohon." Kata Naura dengan wajahnya yang sedih dan matanya yang kini berkaca-kaca.

"Aku takut tinggal di rumah sendiri kalo pergi dari sini. Hiks," Katanya lagi. Sekarang ia menangis. ia sangat takut dimarahi, apalagi di bentak.

Merasa kasihan dengan Naura, dareen melepaskan cekalannya. Mendengus, lalu memeluk Naura.

"Udah gak usah nangis!" Katanya. Ia  melepaskan pelukannya. Setelahnya, ia melangkah keluar dari kamar Naura.
______________________________.

Ponsel dareen berbunyi. Terlihat nama sahabatnya disana. Langsung saja ia angkat.

"Hallo, Ale?"

My Sepupu Is My Love! [On Going, Sambil Direvisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang