18. Menikah?

1.6K 115 0
                                    

Haii ❤️ btw makasih yaa udah mau baca. Yaa walaupun masih acak-acakan hehee. Tapi nanti diperbaikin kok! Kalau ada kata atau kalimat yang salah, boleh komen sekalian koreksinya.
Happy reading!

__________________________________________

"Dipaksa ikhlas dan menerima semua yang sudah seharusnya terjadi oleh keadaan, is another level of pain."

- Naura-

Naura duduk menatap cermin di depannya. Air matanya sedari tadi terus keluar, membuat Make-upnya lagi-lagi terhapus dan harus di touch up ulang. Untung Mba-mba yang merias Naura sabar.

"Hikss, k-kenapa harus secepet ini? Bukannya masa depan Naura masih panjang? Naura pengen seneng-seneng kayak yang lain," katanya sambil terisak dan tak memperdulikan riasannya juga Mbak-mbak perias yang ada di sampingnya.

Mbak-mbak perias itu mengelus-elus punggung Naura pelan. "Sabar, mungkin ini sudah takdir kamu. Enggak ada salahnya juga nikah muda,"

Naura menoleh menatap Mbak-mbak itu. "Tapi Naura masih sekolah, mba. Ini enggak wajar buat Naura!!" Jawabnya yang kemudian terisak. kembali.

Tok tok tok

Seseorang mengetuk pintu kamar Naura di luar sana. Membuat Naura dan Mbak perias refleks menoleh ke sumber suara.

"Nau... Boleh Aunty masuk?" Kata Anisha dibalik pintu tersebut.

Naura cepat-cepat mengusap air matanya menggunakan tissue. Kemudian meminta Mbak-mbak perias itu untuk merias wajahnya kembali yang tadi sempat luntur. Hanya sedikit polesan saja.

"Masuk aja Aunty," jawab Naura.

Anisha membuka pintu dan tersenyum. Ia melangkah menghampiri Naura disana.

"Cantik sekaliii kamu!!" Puji Anisha pada Naura.

Naura tersenyum menutupi sedihnya. Percuma juga, ia tidak bisa menolak pernikahan ini. Kata Ibunya, Arumi, Naura hanya menikah secara agama atau lebih sering disebut menikah sirih.

"Ah, kalo udah siap, kabarin Aunty yaa. Aunty mau liat Dareen dulu." Kata Anisha sambil tersenyum. Naura hanya mengangguk, kemudian Anisha berjalan keluar dan menutup pintu kamar tersebut.

***

Cantika yang kini tengah duduk di dalam kelas sedari tadi terus melihat ke arah pintu kelas. Lagi-lagi bukan Naura yang masuk atau datang. Ia berdecak kesal, lehernya sampai pegal karena terus menerus melihat siapa yang masuk ke kelas.

"Naura kemana sih, kok gak dateng-dateng." Kata Cantika.

Hari ini, hari dimana sekolah mengadakan acara yang sudah dari jauh hari anggota Osis ingatkan. Semua murid-murid berlalu lalang di setiap depan kelas juga lorong koridor. Bahkan ada yang berkerumun melihat acara yang di adakan sekolah tersebut. Seperti lomba-lomba lainnya. Namun itu semua terasa sepi menurut Cantika jika tidak ada Naura, sosok temannya yang paling baik dan kalem.

"Naura lagi ngapain ya, sekarang," gumam Galang yang kini melamun memikirkan Naura di sela-sela kesibukannya sebagai anggota Osis. Ia berjalan sambil membawa sekardus barang-barang yang akan ia bawa ke ruang Osis.

Brakkk

Barang-barang tersebut jatuh berserakan ketika seseorang tak sengaja menabraknya.

"Eh, eh, maaf, aku enggak sengaja," kata Cantika refleks ketika ia dengan tidak sengaja menabrak Galang.

"Cantika? Ngapain nabrak-nabrak, sih?" Tanya Galang yang terkejut dan terbuyar dari lamunannya. Ia langsung berjongkok memunguti barang-barang yang kini berserakan di lantai.

My Sepupu Is My Love! [On Going, Sambil Direvisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang