28. Khawatir.

768 56 0
                                    


Haii ❤️ btw makasih yaa udah mau baca. Yaa walaupun masih acak-acakan hehee. Tapi nanti diperbaikin kok! Kalau ada kata atau kalimat yang salah, boleh komen sekalian koreksinya.
Happy reading!

______________________________________________


Dareen menatap ke tiga temannya kesal. "Gue enggak halu. Gue punya bini. Jangan sampe tangan gue pukulin lo pada."

Nouval menghampiri Dareen. Ia menepuk nepuk bahu Dareen untuk menenangkannya. "Udah, bro. Ikut aja sih kenape. Aman."

"Yoi." Kata Jecky.

Mereka ber-empat menaikki motornya masing-masing. Terkecuali Dareen, ia menumpang dengan Nouval karena membawa mobil.

"Pake segala alesan punya bini," Kata Erlingga pelan.

Sudah larut malam. Namun, Naura belum juga melihat batang hidung Dareen di rumah. Ia gelisah. Naura berjalan mondar-mandir seakan sedang berfikir, kemana Dareen pergi.

"Dareen kemanaaa," ia berkacak pinggang kesal. Lalu mengetikkan pesan untuk Dareen.

  Dareen.
_____________________

Dareen dimana?|

Dareen ga inget pulang, atau nyasar?|

Atau.. jangan² Dareen lagi nyari|
istri baru?!|

Melihat pesannya belum kunjung di baca oleh Dareen, ia pun berinisiatif untuk menelponnya.

Suara sambungan telpon tersebut berbunyi beberapa detik, hingga Naura biarkan saja telpon itu tersambung pada Dareen. Tapi, nihil. Tetap tidak ada respon dari Dareen.

Tak
Tak
Tak

Naura menaikki anak tangga menuju kamarnya dengan sedikit kesal. Hingga suara sendalnya berbunyi nyaring dan terdengar oleh Alena.

"Kenapa deh, naik tangga ya biasa aja, enggak usah ngegas juga!" Cibir Alena yang berada di dapur. Yang memang tengah memasak masakan ke sukaan Dareen. Ia fikir, untuk sekedar mencari perhatian Dareen saja.

"Oke, finish. Semuanya udah jadi, tinggal nunggu Dareen pulang aja." Kata Alena sambil tersenyum licik.

***

"Gue pulang duluan, ya." Kata Dareen pada mereka. Ia beranjak dari duduknya.

Nouval meletakkan gelas berisi kopi hitam di atas meja. Ia menatap ke arah Dareen. "Eh, eh, eh! Gak bisa gitu dong, Dar. Kita kan belom pada selesai nongkrong. Buru-buru amat pulang."

Erlingga menganggukan kepalanya sambil menghisap rokoknya. "Iya, gak biasanya pulang cepet. Biasanya lo yang minta lama kalo nongkrong."

Dareen menghentikan langkahnya. Lalu menatap temannya satu persatu. "Bini gue nungguin di rumah."

Nouval tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban Dareen. Sedangkan Erlingga hanya tertawa sekilas. Jecky? Ia menahan untuk tidak tertawa.

"Dar, Dar. Lo kalo ngehalu jangan kelewatan deh. Masih muda, masih sekolah, bentar lagi lulus," kata Nouval yang mendekati Dareen. Ia menepuk-nepuk bahun Dareen.

"Lo semua pada gak percaya??" Tanya Dareen lantang.

Ke tiga temannya itu saling tatap heran dan menggeleng.

My Sepupu Is My Love! [On Going, Sambil Direvisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang