16. Bagaimana?

1.4K 107 0
                                    

Haii ❤️ btw makasih yaa udah mau baca. Yaa walaupun masih acak-acakan hehee. Tapi nanti diperbaikin kok! Kalau ada kata atau kalimat yang salah, boleh komen sekalian koreksinya.
Happy reading!

__________________________________________


"Kalau tau bakal kayak gini, seharusnya sejak awal aku tidak berharap."

-Galang-

"Nau, bagaimana jika aku rindu nanti?"

-Galang-

"Enggak penting, lang. Nanti Naura ceritain. pokonya besok pagi Galang harus kesini, yaa?! Naura mohon,"

"Besok kan sekolah, nau. Gak enak lah sama orang-orang yang disana masa aku pagi-pagi kesana jemput kamu. Sedangkan Dareen ada."

"Ck. Galang, Galang kesininya diem-diem. Naura juga diem-diem. Galang bawa Naura pergi dari sini tanpa sepengetahuan mereka."

"Yaudah, kalo gitu besok aku kesana. Aku tutup telponnya yaa, selamat malam."

Setelah mendapati Galang menyetujui permintaannya, ia sedikit lega. Rasanya ingin cepat-cepat pagi saja.
Naura meletakkan ponselnya dibawah bantalnya, kemudian merebahkan tubuhnya dan terlelap.

"Sialannn!! Ini semua salah gue! Coba tadi kalo gue enggak kebablas, gak akan gini anj*ngg!" Umpat Dareen dikamarnya.

"Tapi enggak apa-apa, seengaknya Naura bisa jauh dari Galang," lanjutnya. Ia pikir dengan menikah dengan Naura nanti, Naura bisa menjauh dari Galang. Ini termasuk kesempatan bagus menurutnya. Yaa, walaupun terpaksa. Tapi Dareen lebih ke belum siap tepatnya, bukan menolak untuk tidak menikahi Naura.

***

Galang sudah bersiap-siap untuk menjemput Naura ke rumah Dareen seperti yang Naura minta. Ini demi perempuan yang ia sayang.

Eitss, kalian ingat dengan pertama kalinya Galang bertemu Naura? Juga saat mereka berdua dipantai? Yapp, dari awal mereka bertemu Galang sudah tertarik dengan Naura. Dan ketika dipantai, Galang melihat sosok adiknya di diri Naura. Bukan, bukan adiknya berada ditubuh Naura, tapi tingkahnya lah yang persis sama seperti adiknya.

"Udah siap," serunya setelah mengikat tali sepatunya. Kemudian menghampiri motornya yang sudah ia panaskan tadi dan memakai helmnya. Lalu menyalakan motor tersebut dan menancapkan gas melaju ke tujuannya.

Tok tok tok

Anisha mengetuk pintu kamar Dareen, kemudian membukanya dan masuk. "Dareen! Kenapa masih tidurr?! Ayok cepat siap-siap! Nanti jam 9-an kamu dan Naura menikah. Hari ini kamu dan Naura tidak usah sekolah dulu." Katanya dengan suara agak tinggi.

Dareen menggeliatkan tubuhnya, "Enghhh, apa sih ma, aku masih ngantuk. Lagian masih lama juga, ngapain Dareen bangun jam segini," kata Dareen lalu menatap jam baker diatas meja kecil.

Anisha membulatkan matanya, "muka kamu kenapa lebam-lebam giniii hey! Habis berantem, iya?! Dasar masih juga SMA udah gaya-gayaan berantem. Punya nyawa dua??" Omelnya.

Dareen yang mendengar omelan Anisha menutup kedua telinganya dengan bantal dan bertelungkup.

Plakkkk

My Sepupu Is My Love! [On Going, Sambil Direvisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang