22. Ngeselin.

1.2K 90 2
                                    


Haii ❤️ btw makasih yaa udah mau baca. Yaa walaupun masih acak-acakan hehee. Tapi nanti diperbaikin kok! Kalau ada kata atau kalimat yang salah, boleh komen sekalian koreksinya.
Happy reading!

______________________________________________

Naura dan Dareen kini sudah sampai di sekolah. Tepatnya memasuki parkiran mobil. Suasana sekeliling sudah cukup ramai oleh murid-murid. Naura dan Dareen keluar dari dalam mobil. Setelah itu melangkah pergi dari parkiran tersebut menuju kelasnya.

Belum sempat Naura melangkah mendahului Dareen, tangannya tiba-tiba dengan cepat Dareen raih.

Dareen berdecak dan mensejajarkan langkahnya dengan Naura. "Ck. Bisa gak sih barengan masuknya?"

Naura mengernyitkan dahinya melihat Dareen. "Kan biasanya Naura duluan yang jalan," jawabnya. Ia menatap tangannya yang kini di genggam Dareen. "Ishh ... lepasin, lahh! Malu, Dareen. Di liatin banyak orang," bisiknya sambil melepaskan genggaman tersebut.

Dareen hanya diam dan menatap Naura yang tingginya hanya se-dada.

"Aaaahh ... Dareen, please, lepasin!!!" Rengek Naura pelan. Ia sudah kesal dengan Dareen yang hanya diam saja dan melihatnya tanpa merespon dirinya. Naura menghentak hentakkan kakinya karena semakin kesal. Semua pasang mata murid-murid yang lewat menatap mereka berdua sejak tadi Dareen meraih tangan Naura.

Dareen menghela nafas melihat Naura yang sudah merengek olehnya. "Diem atau gue cium lo di sini?!" Sentaknya dengan suara yang sedikit kecil namun mampu membuat Naura langsung terdiam.

"Lo udah jadi Istri gue. Jadi, terserah gue mau ngapain aja terhadap lo. Selagi itu gak ngerugiin dan nyakitin lo dengan berlebih-lebih," jelasnya.

"Aduh ... Dareen ... tangan Naura tiba-tiba sakit ..." kata Naura dengan memasang wajah sedihnya sambil memegangi tangan yang sedari tadi Dareen genggam. Ia harap, Dareen mau melepaskan genggamannya. Ya walaupun harus sedikit dramatis.

"Gak usah ngedrama," Dareen melangkah berjalan dengan Naura yang ia paksa untuk berjalan sejajar dengannya.

"Dareen, malu ... Astaghfirullah," kata Naura pelan sambil sesekali menatap Dareen. Berharap kali ini Dareen melepaskannya. Namun, bukannya Dareen melepaskan genggamannya. Justru Dareen malah mempercepat langkahnya. Membuat Naura mau tak mau harus mempercepat langkahnya juga.

"Dareen jangan cepet-cepett!!" Kata Naura.

Dareen memberhentikan langkahnya tiba-tiba dan membanting tubuh Naura sedikit kasar ke tembok kooridor yang memang selalu sepi dan jarang di lewati murid. Mungkin hanya beberapa saja agar cepat sampai ke kelasnya. Kooridor ini bisa di bilang jalan pintas bagi murid yang tidak ingin lama menuju kelasnya.

Naura meringis kesakitan. "Dareen apaan sih, sakit tau!"

Dareen masih menggenggam tangan kiri Naura. Dan tangan Kanan Naura kini ia cekal lalu ia angkat ke atas kepalanya. Wajahnya semakin ia dekatkan dengan wajah Naura. Hingga satu senti lagi bibirnya menempel pada bibir Naura.

Naura sangat panik di buat Dareen. "Dareen jangan Dareen," katanya berusaha menyadarkan Dareen agar tidak melakukan hal yang tidak-tidak dengannya. Lagi, dan lagi. Naura terus menerus mengulang perkataan tersebut. Ia menggelengkan kepalanya dan menatap Dareen tak percaya. Mereka sedang di sekolah. Bagaimana jika ada yang melihatnya?!

Tap!
Tap!
Tap!

Suara langkah kaki terdengar di telinga mereka berdua. Naura refleks menoleh ke sumber suara. Seseorang itu belum terlihat. Hanya saja, suara langkah kakinya yang terdengar semakin mendekat.

My Sepupu Is My Love! [On Going, Sambil Direvisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang