Haii ❤️ btw makasih yaa udah mau baca. Yaa walaupun masih acak-acakan hehee. Tapi nanti diperbaikin kok! Kalau ada kata atau kalimat yang salah, boleh komen sekalian koreksinya.
Happy reading!______________________________________________
Naura menggelengkan kepalanya. Ia kemudian pasrah dan menuruti Dareen yang mengajaknya ke kamarnya. Ia tidak mengerti, mengapa Dareen seperti tidak suka kalau Naura dekat-dekat atau membantu Alena yang kini terkapar karena mabuk di sofa.
Dareen menarik Naura dan melepaskannya ke tembok hingga tubuh Naura terbentur.
"Sekarang, jelasin ke gue, kenapa bisa Alena ke sini? Ini untung lagi gak ada nyokap sama bokap gue. Coba kalo ada, bakal gimana?! Ceroboh banget sih lo!" Sewot Dareen sambil menatap Naura tajam.
Naura menyebikkan bibir bawahnya. Matanya sudah berkaca-kaca. Ia menutup wajah dengan ke dua tangannya. Kemudian Naura mulai menangis.
Dareen yang melihat Naura menangis, ia kelabakan. Orang dia lagi nanya, kok malah nangis. Namun, Dareen tidak tahu kalau perempuan yang sedang dapet, hormonnya berubah-ubah. Gampang baper, mood swing, badan pegal-pegal, pusing, dan lain-lain.
"Hust, udah. G-gue minta maaf. Lo kok nangis sih. Gue kan cuman nanya doang. Udah, udah." Katanya. Lalu memeluk Naura agar tenang.
"Tadi ada cewe yang bawa Alena ke sini," Naura melepaskan dirinya dari pelukan Dareen.
"Dia bilang, kalo dia temennya Alena. Dan, kata Alena, Alena bilang ke temennya kalo keluarganya tinggal di sini." Tambahnya.
"T-tapi Dareen tenang dulu. Mungkin ... Mungkin emang bener kalo Alena lagi banyak pikiran. Atau bisa jadi lagi ada masalah." Naura mencoba menjelaskan pada Dareen agar tidak terbawa emosi mendengar perkataan Naura yang menjelaskan alasan Alena ke rumahnya.
"Oke-oke." Dareen melangkah menuruni anak tangga dan meninggalkan Naura.
Alena baru saja sadar saat Dareen turun dan sampai menghampirinya. Kepalanya terasa pusing dan berat. Bahkan, ia terkejut mengapa tiba-tiba berada di rumah Dareen.
"Maksud lo apa?!" Dareen menatap Alena tajam. Ia benar-benar tidak faham mengapa Alena sembarangan ke rumahnya dalam keadaan mabuk.
Alena mengernyitkan dahinya. "M-maksud lo apaan? Gue gak ngerti,"
"Lo kenapa tiba-tiba ke rumah gue pas mabuk? Kalo nyokap bokap gue tiba-tiba dateng gimana? Gue enggak habis fikir ya sama lo. Naura aja enggak sembarangan tiap ngelakuin hal apapun! Lo yang bukan siapa-siapa di sini udah berani! Keterlaluan!"
"why Naura? why must Naura yang kamu bandingin sama gue? Naura di sini juga numpang, kan? Sama kayak gue yang sekarang numpang sama lo. Lagian Naura gak ada apa-apanya sama gue. Lo sebenernya ada apa sih sama Naura?"
Deg!
Dareen terdiam kaku mendengar perkataan Alena. Kenapa dia berkata seperti tadi. Sekarang, Alena curiga kan.
"Bego!" Batinnya.
"Naura sepupu gue. Dia berhak tinggal di sini kapan aja. Nyokap dia sama nyokap gue satu turunan. Lo? Sekarang lo pergi dari sini. Lo beresin diri lo, abis itu lo pulang. Oke?" Jelas Dareen.
"Dareen!" Alena menahan tangan Dareen yang akan berbalik arah.
"Gue lagi ada masalah sama keluarga gue. Gue gak tau harus gimana semalem. Orang tua gue selalu berantem. Gue capek dengernya, Dar. Makanya, gue semalem minggat dari rumah, terus ke bar. Gue enggak sadar, tiba-tiba ada di rumah lo. Sorry banget. But, I really don't know. I apologize. Gue boleh di sini bentar, kan? Sampe nanti gue ada ide buat pergi kemana."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sepupu Is My Love! [On Going, Sambil Direvisi]
Teen Fiction🌻Gak boleh ada yang plagiat! Apalagi dengan bilang kalo ngecopy dengan alasan biar banyak yang baca karena suka sama ceritanya dan sejenisnya!! 🌻Maapin kalo pas awal cerita masi acak-acakan yaaww>< 🌻Maapin jugaa kalo ada persamaan nama tokoh, alu...