36. Sesuatu Yang Terjadi.

571 42 7
                                    


haii ❤️ btw makasih yaa udah mau baca. yaa walaupun masih acak-acakan hehee. tapi nanti diperbaikin kok! kalau ada kata atau kalimat yang salah, boleh komen sekalian koreksinya.
happy reading!

_______________________________________________________

Dareen mencari sumber suara Naura. Ia melangkah menuju dapur. Tapi Dareen tidak melihat adanya Naura di sana. Rasa ingin mengecek ke arah toilet tamu pun Dareen rasakan. Entah tiba-tiba melintas begitu saja di benaknya.

Dan ...

BUG!

Dareen menarik tubuh Ditho sebelum ia memukulinya.

"ANJ*NG, LO! BANGS*T!" Umpat Dareen sambil memukuli Ditho dengan brutal.

Amarahnya sudah tidak bisa di bendung. Wajahnya memerah, rahangnya mengeras, seperti biasa ... Dareen akan menjadi buas ketika miliknya, yang tak lain adalah Naura di sentuh oleh orang lain. Sebagaimana dulu saat ia dan Galang masih duduk di bangku SMA.

Ditho menendang perut Dareen, hingga Dareen terpental beberapa senti darinya.
Melihat Dareen lengah seperti itu, ia beranjak untuk berdiri sebisa mungkin. Setelah itu ia kabur.

"Dareen!" Teriak Naura ketika melihat Suaminya meringis kesakitan. Ia baru berani mendekat, saat Ditho sudah pergi.

Dareen mengibaskan tangan Naura yang merangkulnya.

Dirogohnya ponsel dalam saku celananya. Ia menekan beberapa digit nomor, lalu menelponnya.

"Ada penyusup ke rumah barusan. Liat cctv, cari dia sampai dapet, dan bawa ke sini!" Dareen menutup telpon itu. Kemudian beranjak tanpa bantuan dari Naura.

"Lo gak apa-apa?" Tanya Dareen dengan raut wajah yang datar. Gengsi sekali Dareen memperlihatkan ke khawatirannya pada Naura.

Naura mengangguk. Lalu memeluk Dareen. "Makasih, ya, udah dateng nolong aku. Aku gak tau kalo Dareen gak dateng, nasib aku kayak gimana." Lama Naura memeluk Suaminya itu. Buru-buru ia melepaskan pelukannya. Kala sadar kalau Dareen sedang mendiaminya sejak saat itu.

"Maaf," Naura spontan menjauh beberapa langkah. Ia menunduk. Membenarkan baju yang sudah robek ulah Ditho tadi.

Dareen tersulut emosi lagi ketika melihat Naura yang sedang membenarkan baju. Ia menarik paksa Naura untuk ikut dengannya.

"Dareen, kenapa??" Tanya Naura dengan terkejut.

"Ah!" Ringisnya saat lengannya dicekal kuat oleh Dareen.

"Dareen, Naura bisa jalan sendiri!" Katanya sambil sesekali meringis.

Namun tidak sama sekali Dareen gubris. Ia tetap menarik Naura dengan langkah yang cukup cepat untuk membawanya ke kamar.

Setelah sampai, ia mengunci pintu kamar tersebut. Lalu mendorong Naura ke atas ranjang.

Naura semakin gelisah, melihat Dareen yang tengah melepaskan dasi. Di tambah, satu persatu Dareen membuka kancing kemeja sambil menatapnya.

Ia hendak beranjak dari duduknya. Tapi Dareen lebih sigap menahannya.

"Mau pergi? Gak bakal bisa." Kata Dareen.

"Naura belum siap, Dareen!"

Dareen membalikkan tubuhnya. Ia menghela nafas panjang. "Gak usah ge'er! Aku cuma mau kamu obatin."

Naura terbelalak. Apa-apaan sampai kunci pintu segala!

"Kenapa pake kunci pintu? Buka baju segala sambil liatin Naura?"

My Sepupu Is My Love! [On Going, Sambil Direvisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang