23. Can be made into memories.

988 71 2
                                    

Haii ❤️ btw makasih yaa udah mau baca. Yaa walaupun masih acak-acakan hehee. Tapi nanti diperbaikin kok! Kalau ada kata atau kalimat yang salah, boleh komen sekalian koreksinya.
Happy reading!

______________________________________________


"Kita ke pantai sekarang." Kata Dareen.

Naura mengernyitkan dahinya. "Kan katanya mau traktir Naura makan, gimana, sih," omelnya.

"Ck. Emang di deket deket pantai enggak ada makanan?" Tanya Dareen.

Naura terkekeh kecil. "Hehe. Ada, sih," ia menggigit bibir bawahnya dan mengalihkan pandangannya. Menggaruk tengkuknya yang tak gatal karena malu.

Ia menatap kembali Dareen. "Tapi kan ini udah mau sore, Dar. Nanti kalo pulangnya malem gimana?" Tanyanya.

Heum, Naura lama-lama bawel juga.

"Mama sama Papa gue kan lagi gak di rumah. Yaudah sih santai aja. Anggep aja ini jalan-jalan kecil-kecilan karena kita udah nikah kemaren." Jawab Dareen.

"Honeymoon?" Gumam Naura yang terdengar oleh Dareen.

Dareen terkekeh mendengar gumaman Naura barusan. "Kalo honeymoon, emang Lo udah siap gue unboxing? Lo kan sukanya sama Galang. Jadi percuma juga gue unboxing,"

Deg!

Lagi-lagi Dareen selalu membawa-bawa nama Galang. Naura langsung mengambil ponselnya yang tadi ia simpan dan mencari nama Galang di kontaknya.

"Jadi Naura kalo gitu harus di unboxing sama Galang, ya? Yaudah, Naura telpon deh."

Dareen dengan cepat merampas ponsel milik Naura. Ia menatap Naura dengan tatapan tidak suka.

Naura tersenyum pada Dareen hingga menampakkan deretan giginya. "Dareen cemburu? Iya? Dareen cemburu, kan??" Katanya sambil menekan-nekan pelan pipi Dareen dengan telunjuknya.

Dareen menjauhkan tangan Naura dari wajahnya. "Diem atau gue cium?!" Seketika Naura langsung diam dan sedikit menjauh dari Dareen.

Ponsel Naura berbunyi kembali. Dareen yang memang sedang memegang ponsel milik Naura, menatap benda pipih tersebut. Terlihat jelas nama Cantika di sana.

"Temen Lo nelpon." Kata Dareen sambil menyodorkan ponsel itu pada Naura.

"Iya, hallo, can? Ada apa?" Tanya Naura.

"Galang, Nau. Galang kayak emosi banget tadi pas aku liat di pinggir jalan. Saat itu dia berhenti. Terus mukul mukul gitu. Abis itu dia pergi cepet banget pake motornya," jelas Cantika.

"Serius? Gak mungkin deh. Dia baik baik aja kok gak pernah kayak gitu. Bukannya tadi kamu udah pulang duluan ya?"

"Ck. Nau, aku emang pulang duluan. Tapi tadi aku minta supir taksi yang aku tumpangi tuh buat berhenti sebentar karena aku mau mampir ke minimarket sebentar. Eh gak sengaja liat Galang."

"Em ... Yaudah, kalo gitu, nanti aku nanya sama dia. Makasih yaa udah ngasih tau. Dadahhh!"

Naura mematikan telepon tersebut.

"Siapa?" Tanya Dareen.

Naura mengernyitkan dahinya. Bukannya tadi Dareen sudah tahu kalau yang menelponnya Cantika?

"Lo sama Cantika ngomongin siapa?? Galang?"

"E-enggak. Bukan Galang. Tadi tuh Cantika bilang, kalo temen cowonya tadi kayak lagi emosi gitu pas gak sengaja dia liat di pinggir jalan." Jawab Naura.

"Terus?"

"Yaa, terus, aku bilang aja gak mungkin. Setau aku cowonya orang baik-baik. Jadi gak mungkin kalo aneh-aneh." Alibi Naura. Tidak mungkin ia mengatakan kalau itu Galang yang tadi Dareen tebak.

My Sepupu Is My Love! [On Going, Sambil Direvisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang