patah#2

5 3 0
                                    

Alma berjalan dengan cepat keluar dari rumah Kayla, di susul dengan Arca yang mengejar nya di belakang

"Ma! Tunggu! Lo mau kemana? " Teriak Arca dari belakang

"Mau kemana kek bukan urusan lo! " Jawab alma berteriak

"Ya tapi lo kenapa ma! " Arca berlari dan menarik tangan alma

"Apasi! " Ucap alma dengan nada tinggi, nafas nya mulai tidak beraturan

"Lo kenapa si ma!? Aneh banget tau ga! " Ucap Arca dengan raut bingung

"Lo jadian kan ama Kayla? Kalo begitu lo urusin aja tuh cewe lo! " Alma menepis tangan Arca dan langsung berjalan dengan cepat.

"Ma! Kalo lo gak bisa buat kebahagiaan lo sendiri! Seenggaknya jangan minta orang lain buat bertanggung jawab atas kebahagiaan lo! " Teriak Arca

Langkah alma berhenti, alma membalikan badan dan menghampiri Arca.

"Gue, ga pernah minta siapapun untuk bertanggung jawab atas kebahagiaan gue! " Jawab alma dengan kesal

"Lo emang ga pernah minta ma, tapi sifat lo! Sifat lo yang seolah olah ngebuat gue jadi harus bertanggung jawab atas kebahagiaan lo! " Jawab Arca

"Kalo begitu, mulai sekarang gue ngelepas lo dari tanggung jawab itu" Jawab alma dengan flat

"Bukan itu maksud gue ma" Ucap Arca merasa bersalah

"Trus apa?! Oh iya gue tau, gue paham kok ca" Ucap alma dengan senyuman palsu

"Apa? " Tanya Arca bingung

"Lo mau kita berhenti kan? Lo mau bisa berdua dengan Kayla doang kan? Yaudah kalo gitu akhiri aja persahabatan ini, anggap gue ga pernah ada, anggap aja kita ga pernah kenal" Ucap alma

"Kok lu ngomong nya gtu si ma.." Arca merasa sedih saat alma mengucapkan kata itu, entah kenapa hatinya mulai merasa sakit.

"Ya terus lo mau nya apa?! " Tanya alma mulai kesal

"Ma.." Arca memegang tangan alma, saat arca ingin menjelaskan semuanya dia melihat Kayla berdiri di belakang alma, arca lalu melepaskan tangan alma

"Lo kan udah sama reza masa lo mau ama gue juga, perek banget lo! " Ucap arca dengan terpaksa.

Alma terkejut mendengar arca berbicara seperti itu, dia benar benar sakit hati saat arca berbicara seperti itu kepadanya

"Jahat banget lo ca!" Alma mendorong bahu arca dengan kencang

"Lo jahat banget sama gue ca! Ka reza salah! Lo ga mencintai gue! Harus nya gue ga dengerin apa kata reza! Gue salah dateng kesini ca, gue salah! " Ucap alma dengan sangat marah

Arca tidak bisa berkata apa apa lagi, sebenarnya hatinya tidak ingin mengatakan hal itu tapi dia terpaksa mengatakan nya

"Siapa suruh lo dengerin reza" Jawab arca tidak enak hati

alma menghela nafas panjang

"Gue emang ga secantik dan selembut cewe diluar sana, gue pemarah, gue gasuka dandan, gue ambekan, gue akui itu.. Tapi gue punya hati ca! Gue juga tau, kalo gue ga bisa mencintai dua hati dalam satu waktu!" Ucap alma dengan penuh sesak di hatinya

"Iya lo bener ca, ini semua salah gue karna gue berpikir kalo persahabatan kita ini beda, dan yang paling salah adalah... gue pikir kalo lo itu beda, dan kesalahan terkahir gue adalah, gue salah karna udah memilih lo!" Alma membalikan badan nya lalu dia menatap Kayla yang berada persis di belakang nya.

"Ma... " Ucap Kayla dengan lembut dan mengusap pundak alma

Alma menepis tangan Kayla dari pundak nya, Kayla merasa sedih tapi tidak di dalam hatinya, dihatinya dia merasa sangat senang "yes! Gue menang, akhirnya ngerasain kan lo rasanya ada diposisi yang tidak diinginkan, untung aja gue kebohongan gue berkelas, dan sukur nya aja... arca percaya tentang penyakit gue" Batin kayla

Arca memandangi alma yang perlahan semakin menjauh "maafin gue ma... Gue gatau harus kayak gimana lagi gue terpaksa ngelakuin ini karna Kayla lagi sakit, kalo gue sampe bikin dia kecewa dia akan drop ma, gue berharap banget lo bisa ngertiin gue" Batin Arca

※※✥※※

Mobil alma sudah sampai dirumah alma turun dari mobil dengan menangis dan langsung berlari ingin menemui mama nya karna dia cuma punya orang tuanya saat ini.

"Non alma... Kenapa Non? Kok nangis? Non gapapa" Tanya bi yuni khawatir

"Mama sama papa mana? " Tanya alma

"Ada di kamar Non, tapi... " Alma langsung meninggalkan yuni sebelum dia selesai bicara

Saat ini alma sudah berada di depan pintu kamar kedua orang tuanya dia melihat pintu itu terbuka sedikit, saat dia ingin membuka pintunya dengan lebar, dia mendengar kedua orang tuanya sedang bertengkar.

"Kamu tuh harus nya ngertiin aku! " Ucap darrel

Alma tidak ingin mengganggu perdebatan mereka, dan hendak pergi kekamar nya

"Lalu! Lalu bagaimana dengan putri kita mas! " Sahut diana

Alma menghentikan langkah nya "mama sama papa bertengkar tentang aku? " Batin alma lalu dia kembali mendengar kan pertengkaran orang tuanya

"Aku tidak ingin ya! Sampai alma mengetahui hal ini! Kita sudah merahasiakan ini sejak 4 tahun yang lalu" Ucap darrel

"Dia harus tau mas! " Jawab diana

Alma berusaha mencerna pertengkaran kedua orang tuanya "apa yang tidak aku tau? Apa yang begitu penting sampai aku tidak mengetahui nya" Batin alma semakin penasaran.

"Dia tidak boleh tau! Kalo aku yang sudah menabrak mama! " Ucap darrel

Alma yang mendengar hal itu langsung terkejut

"Apa!?" Ucap alma dengan syok, saat mendengar hal itu dia merasa seperti ada guncangan hebat yang terjadi di hatinya.

Darrel dandiana langsung menengok kearah pintu dan terkejut karna disana sudah ada alma.

"Alma" Darrel dan diana berlari menghampiri putri semata wayang nya itu.

"Jangan sentuh aku!" Alma menepis tangan kedua orang tuanya

"Alma dengerin penjelasan papa dulu" Darrel berusaha meyakinkan putrinya

"Kamu bukan papa ku! Aku gamau punya papa seorang pembunuh kayak kamu! " Ucap alma

S I R I U S  (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang