hari ke-10

1 3 0
                                    

Sampai di rumah, Rere dan andi langsung menanyakan Arca apa yang terjadi, mereka panik karna melihat baju Arca penuh dengan noda darah, Arca memberitahu mereka tentang keadaan alma. Mereka merasa syok ketika mendengar keadaan alma.

Arca mengganti baju nya, dan berdiam diri di kamar nya, langit masuk ke dalam kamar nya dengan membawa makanan.

"Ca... Boleh gue masuk? " Tanya langit

"Iya kak, masuk aja" Jawab Arca

Langit duduk di samping Arca, dia tau apa yang dirasakan oleh Arca

"Ca, tadi gue udah denger tentang keadaan alma dari ibu dan ayah" Ucap langit

Arca hanya terdiam

"Ca, gue tau rasanya kehilangan sahabat, tapi gak ada gunanya sedih ca, lo harus buat sesuatu buat alma" Saran langit

"Buat sesuatu? " Tanya Arca bingung

"Iya, contoh nya buku kenangan" Ujar langit

Arca berpikir sekejap, "gimana caranya gue bisa dapet buku kenangan malem malem begini" Batin Arca

"Nihh" Langit memberikan sebuah kotak berisi manik manik dan benang

"Buat apa? " Tanya Arca

"Hmm karna bikin buku kenangan ga mungkin malem malem begini, mending lu bikinin kalung spesial aja" Jawab langit

"Tapi gue bingung kak, gimana cara bikin nya" Ucap Arca

"Tenang aja ca, lo kan biasa ngeliat gue bikin kalung masa lo ga bisa" Sahut langit

"Iya juga ya" Pikir arca

"Yehh makanya jadi orang jangan bego bego amat" Ucap langit

"Hehe, makasih ya kak"

"Yaudah gue mau tidur, itu jangan lupa makanan nya di makan" Langit pergi keluar dari kamar arca

Arca mulai membuat kalung dengan beberapa manik manik bewarna putih dan biru, dia membuat kalung yang sangat spesial, setelah berjam jam di membuatnya kini kalung itu sudah selesai di buat nya, sekarang jam menunjukan pukul 02.00 p.m, arca memutuskan untuk tidur, tapi dia tidak bisa tidur karna terus memikirkan alma.

Sampai pada akhirnya jam menunjukkan pukul 05.30 p.m, dan arca belum tertidur sama sekali. Dia panik dan langsung bergegas merapihkan buku mapel, dan menyiapkan seragam, setelah itu pergi mandi, dia melihat Rere yang sedang menyiapkan sarapan untuk arca.

"Bu, arca berangkat ya" Pamit arca

"Eh arca, kamu ga sarapan dulu ini masih jam enam ca, sekolah juga pasti masih sepi" Ucap Rere

"Arca mau ke rumah sakit dulu bu, mau jenguk alma" Jelas arca

Saat itu langit masuk ke kamar arca, dia melihat sebuah kotak, yang sudah di hias dengan indah, langit langsung berpikir ini pasti untuk alma, lalu langit mencari keberadaan arca sambil membawa kotak itu.

"Bu, arca mana? " Tanya langit dengan panik

"Ada di depan, dia udah mau jalan, kenapa ngit? " Tanya Rere bingung

"Nanti langit jelasin bu" Langit langsung berlari keluar

Saat itu motor arca sudah ingin jalan, langit langsung memanggil nya, arca berhenti dan menoleh ke belakang.

"Ka langit? Kenapa kak? " Tanya arca

"Nih, kotak nya, hampir aja ketinggalan" Jawab langit seraya memberikan kotak yang dia pegang

"Oh iya, makasih ya kak" Ucap arca sambil memasukkan kotak itu kedalam tas nya

"Semangat ya ca, gue yakin lo kuat" Langit menepuk punggung arca pelan

"Iya kak, yaudah gue jalan dulu ya" Arca menyalakan mesin motor nya kembali, dan langsung melaju ke rumah sakit.

※※✥※※

Sesampainya di rumah sakit...

Arca melihat alma sedang tertidur, dia menghampiri nya dengan pelan pelan, karna dia tidak ingin alma terbangun. Lalu dia meletakan kotak kalung di meja samping tempat tidur alma.

"Ma, ini gue taro disini ya, nanti kalo lo bangun lo liat ya" Ucap arca

Alma membuka mata nya, melihat seseorang yang wajah nya tidak asing, tapi entah mengapa dia merasa lupa dengan nama semua orang. Alma menatap Arca dengan berusaha mengingat nama nya.

"Eh ma, maaf ya karna gue lo jadi kebangun" Ucap Arca

"Enggak tidur, cuma berat aja nih mata" Ujar nya dengan tatapan bingung

"Kenapa? " Tanya Arca yang menyadari raut muka alma yang sedang bingung

"Kamu siapa? " Tanya alma

"Hah? " Arca merasa terkejut bagaimana alma bisa lupa.

"Arca" Sapa diana dan darrel

"Eh, Hai om, tante" Arca berdiri sambil mencium tangan kedua orang tua alma.

"Emm, tante, kenapa alma ga inget Arca ya? " Tanya Arca dengan penuh hati hati

"Gini nak, dari tadi pagi tante sama om juga gak tau kenapa alma lupa dengan semua nama orang, termasuk om dan tante, bahkan dia lupa" Ucap diana berusaha menahan air mata nya

Alma hanya menatap mereka bingung, Arca menghampiri alma

"Ini gue Arca, lo inget kan? Sahabat lo"

"Arca... " Alma berusaha mengingat

"Ma, ini ada kalung spesial buat lo, gue sendiri yang buat, mau liat ga? " Ucap Arca

Alma hanya menganggukkan kepala

"Tadaaaa"Arca menunjukkan kalung yang ia buat

Alma tersenyum melihat kalung itu

" Cantik banget" Ucap nya

"Kalung ini belum sempurna" Ujar Arca

"Kenapa? " Tanya alma

"Karna.. " Arca memasang kan kalung itu ke alma

"Kalung ini harus dipakai sama orang secantik kamu" Ucap Arca

Alma tersenyum

"Sekarang kalung ini baru sempurna" Ucap Arca

Diana dan darrel tersenyum melihat putri nya bisa tersenyum. Setelah itu Arca ijin pamit untuk pergi ke sekolah, diana dan darrel ingin mengantarnya keluar, tapi alma menahan tangan Arca.
Arca membalikan badan nya

"Kenapa ma? " Tanya Arca sedikit khawatir

"Kamu baik banget, nanti jengukin alma lagi ya, jangan lama lama omah udah mau dateng" Ucap alma sambil memberikan foto dirinya dan Arca

Alma menarik tangan Arca dan memakaikan nya gelang pemberian dari mama, papanya

Arca melihat foto dan gelang itu lalu memandang alma bingung

"Biar Arca ga lupa" Ucap nya dengan senyuman manis

"Gelang itu simpan ya itu gelang kesayangan alma" Lanjutnya

Arca menganggukkan kepala

"Pasti ma, nanti pulang sekolah gue bakal balik lagi kesini, janji" Arca melepaskan tangan alma dan pergi ke sekolah.

Sesampainya di sekolah...

S I R I U S  (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang