hari ke 9

5 3 0
                                    

Hari demi hari berlalu..

Alma sudah menghabiskan 8 hari bersama orang tuanya di rumah sakit, kini waktunya hanya tinggal dua hari lagi.

Saat ini jam menunjukkan pukul 20.00 pm. Diana dan darrel masih setia menemani putri semata wayang mereka. Alma menatap kearah jarum jam yang semakin lama semakin berjalan, lalu dia memandangi wajah kedua orang tuanya dengan sangat dalam.

"Mah, pah, waktu alma kan tinggal dua hari lagi, alma ingin minta permintaan terakhir" Ucap alma

"Apapun untuk alma, alma mau apa? " Ucap darrel

"Alma mau sekolah" Jawab alma

"Tapi sayang, kamu kan lagi sakit" Sahut diana

"Mah, alma gapapa, alma cuma pengen sekolah untuk yang terakhir kalinya mah, alma mohon" Ucap alma merengek

"Memang nya kamu yakin mau sekolah" Tanya darrel memastikan

"Alma yakin pah, yakin banget" Jawab alma

"Mamah sama papah percaya kan alma anak yang kuat, alma pasti ga akan kenapa kenapa kok" Alma berusaha meyakinkan kedua orang tuanya.

Darrel dan diana saling menatap, dan berusaha meyakinkan satu sama lain, akhirnya mereka mengangguk angguk setuju.

※※✥※※

Keesokan harinya...

Alma berangkat dari rumah sakit dengan pakaian sekolah lengkap dengan atribut nya.  Dia diantar darrel menuju sekolah nya.

Di dalam mobil darrel terlihat canggung dengan alma, dia masih merasa bersalah atas kejadian yang menimpa alma.

"Alma.. Nak, papah minta maaf sama kamu ya, gara gara papa kamu jadi.. "

"Jadi apa pah? Jadi sakit? " Potong alma

Darrel hanya mengangguk, mengiyakan perkataan alma

"Pah, sakit itu udah takdir nya alma, papah ga salah apa apa kok, mungkin saat itu memang papah jadi pemicu aktifnya rasa sakit di perut alma, tapi justru alma berterimakasih sama papah" Ucap alma

"Berterimakasih untuk apa nak? " Tanya darrel dengan nada sedih

"Pah, kalo seandainya saat itu alma ga merasa tertekan, rasa sakit itu mungkin gaakan timbul dan alma gaakan tau kalo umur alama tinggal 10 hari lagi" Jelas nya

"Dengan alma tau kayak gini, alma jadi bisa menghabiskan sisa waktu alma berasama mama, papa kan" Ucap alma

Darrel berpikir sejenak, dia dan diana sebenarnya sudah tau sejak lama tentang penyakit yang di derita putri nya tapi mereka merahasiakan nya, itulah alasan mengapa mereka berusaha untuk tidak menyakiti perasaan anak mereka. Tapi takdir berkata lain untuk alma.

※※✥※※

Sesampainya di sekolah...

Alma berjalan menelusuri lorong sekolah dan hendak menuju ke kelas nya, dia sangat berharap untuk tidak bertemu arca.

Saat itu arca keluar dari kelas untuk pergi ke perpustakaan, tapi saat hendak berjalan langkah nya terhenti ketika dia melihat alma, begitu juga dengan alma yang berhenti ketika melihat arca. Mereka bertatapan ditengah lalu lalang nya murid murid yang juga berjalan di lorong itu.

Arca perlahan menghampiri alma, alma merasa gelisah, hatinya masih sangat marah dengan sikap arca saat malam itu, tapi memang jujur saja dalam hatinya alma merasa sangat merindukan arca dia ingin sekali berbagi cerita dengan arca.

"Ma.. Akhirnya lo masuk sekolah juga ma" Arca memeluk alma

Alma melepaskan pelukan arca, dan hanya tersenyum miring.

"Ma, gue tau lo marah, tapi sekarang gue udah tau ma, si Kayla cuma pura pura sakit, malam itu gue bicara kasar ke lu karna gue pikir Kayla lagi sakit keras dan gue harus jaga dia, gue minta maaf yaa" Arca berusaha menjelaskan kejadian malam itu pada alma.

"Kalo seandainya gue yang ternyata sakit keras gimana ca?" Tanya alma

"Maksudnya? " Arca merasa bingung dengan ucapan alma

"Ternyata batin lo udah ga sekuat dulu ya, yang langsung ngerti arti dari omongan gue" Alma berjalan meninggal arca dan duduk di dalam kelas.

Arca menghampiri alma dan duduk di samping nya.

"Ma..."

"Jangan ganggu gue bisa kan" Ucap alma dengan acuh

"Nih anak kok keliatan nya pucet ya, badan nya juga kayak kurusan, apa dia sakit? Tapi kalo sakit gamungkin dia masuk sekolah" Batin arca

Tak lama pelajaran pun dimulai, tapi karna hari ini guru mtk tidak masuk jadi jam kosong di kelas.

Alma tidak bicara dengan Arca, begitu juga dengan Arca, karna merasa bosan Arca memutuskan untuk tidur. Alma yang sedang bermain handphone berhenti, dan memandangi wajah Arca yang sedang tertidur.

"Sebenarnya berat buat gue ca, tapi gue harus buat lo benci sama gue, setidaknya kalo lo ngebenci gue sebelum gue pergi, lo gaakan terlalu sakit saat gue pergi nanti" Batin alma

Pelajaran dilanjutkan dengan mapel berikut nya.

※※✥※※

Tett... Tett...

Jam pelajaran berakhir, kini saat nya pulang, alma berjalan melalui Arca tanpa sepatah kata pun. Arca berjalan di belakang alma yang memang mereka sama sama ingin pergi ke pintu gerbang.

"Gue berharap lo benci sama gue ca, please jangan manggil gue, gue mohon." Batin alma

Alma menoleh ke belakang, dia semakin panik karna Arca tetap mengikuti nya di belakang.

"Duhh gimana ya supaya arca ga ngikutin gue, hmm... Aha! Apa gue ke perpus aja ya supaya dia ga ngikutin gw lagi" Batin alma

Alma berbelok kelorong menuju perpus, dia berfikir Arca tidak akan mengikuti nya, tapi justru Arca tetap mengikuti nya. Alma yang mulai kesal akhirnya berhenti dan membalikan badan nya.

"Lo ngapain si! " Tanya alma kesal

"Gue ngikutin lo" Jawab arca

"Ngapain!? Emang nya gue anak kecil! " Ucap alma

S I R I U S  (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang