sesak

4 3 0
                                    

Net... Net.. Net..

Terdengar suara mesin pendeteksi jantung.

Arca duduk di samping tempat tidur alma, sedangkan darrel dan diana menunggu di luar karna tidak ingin mengganggu mereka.

"Ma.. Ayo dong bangunn, pliss jangan bikin gue ngerasa takut" Ucap Arca

Alma hanya tetap terbaring lelap di atas tempat tidur nya. Arca menjadi emosional dan menangis sambil terus menggenggam tangan alma. Alma merasakan sesuatu dan mulai membuka matanya, dia melihat Arca sedang tertunduk menangisi dirinya.

"Masa jagoan cengeng" Ucap nya dengan suara pelan

Arca langsung menoleh ke arah alma
"Alma! " Ucap nya terkejut

"Alma, lo kenapa ga bilang kalo lo sakit! Lo kenapa ga bilang kalo sisa waktu lo cuma 10 hari, dan ini udah hari ke 9 ma! Emang nya---

" Ca, gue nih lagi sakit lho, masa lo mau marah marah terus si" Potong alma

"Iya gue marah sama lo, gue marah karna lo ga bilang apa apa sama gue! Lo tau ma, gue paling benci keadaan dimana gue harus merasa takut" Ucap Arca

"Kan lo cuma takut sama setan, emang nya muka gue serem ya? " Tanya alma sedikit meledek

"Ma, gue lagi ga mau bercanda" Arca memalingkan wajah nya. Alma yang sebenarnya tau apa yang Arca maksud langsung tersenyum

"Ca.. Gue ga bilang sama lo karna gue gak mau lo nangis, gue gak mau kalo nanti di pemakaman gue ada air mata" Ucap alma

"Ma! Stop, don't say that! Lo makin buat gue takut" Ucap Arca semakin gelisah

"Ca, kehilangan adalah takdir dari sebuah perjalanan" Alma memandang Arca dengan senyuman manis nya

"Ga, ga, ga, gue gakan biarin lo pergi! Lo percaya keajaiban kan, gue bakal bawa keajaiban itu buat lo ma" Sahut Arca

"Iya gue percaya keajaiban itu ada, tapi itu ga berlaku di gue ca" Jawab alma

"Ma... " Ucap arca

"Ca... It's okey, ga akan terjadi apa apa setelah gue pergi, semua akan baik baik aja" Alma berusaha menenangkan Arca

"Semua emang akan baik baik aja, kecuali gue ma" Arca menundukkan kepala nya

Dia merasa marah pada dirinya sendiri, dia mengepalkan tangan nya dengan sangat kencang. Alma yang melihat nya langsung menggenggam tangan Arca, Arca melihat kearah alma dan mulai menangis

"Kenapa takdir selalu ngambil semua orang yang gue sayang ma, kenapa gue ga pernah bisa bahagia bersama orang yang gue cintai, pertama takdir ngambil bunda, dan ayah, lalu sekarang takdir ngambil lo" Ucap Arca dengan suara bergetar

"Takdir jahat ma sama gue, gue kehilangan semuanya, semua orang yang gue anggap segalanya kenapa harus diambil! Gue benci! Gue benci ketika gue harus kehilangan" Sambung nya

Tanpa sadar alma mulai meneteskan air matanya, dia segera menghapus air matanya, dan kembali tersenyum

"Ca ini bukan salah takdir, tapi ini jawaban dari semua doa gue" Sahut alma

Arca memandangi nya dengan bingung, alma tersenyum dan menghapus air mata Arca

"Iya, ini adalah jawaban untuk doa gue, dulu saat omah gue gada, setiap saat gue selalu berdoa supaya gue bisa bersama omah, mungkin Tuhan mengabulkan itu" Jelas nya

Keadaan menjadi hening dalam beberapa detik, alma memperhatikan baju Arca yang masih memakai seragam sekolah.

"Ca.. Pulang gih, istirahat.. kan lo besok harus sekolah" Ucap Arca

"Gimana gue bisa istirahat kalo sahabat gue terbaring lemah di rumah sakit" Jawab Arca

"Ca.. Pliss kalo lo disini gue jadi kepikiran" Alma memaksa agar Arca segera pulang

"Jadi lo ga mau gue ada disini? " Tanya Arca dengan kesal

"Bukan nya ga mau, tapi kan lo besok bisa balik lagi, kesian juga lo nya, kalo disini kan ga bisa istirahat " Ucap alma

"Tapi---

" Ca! Plissss" Potong alma

"Yaudah deh kalo lo maksa, gue pulang" Arca berdiri dan hendak mengambil tas nya, alma menarik tangan nya

"Lo ga marah kan? " Tanya alma

"Gue gakan setega itu untuk marah sama lo" Arca mengelus rambut alma

"Gue pulang ya" Ucap Arca sambil mengambil tas nya

"Hmm, ca! " Panggil alma

"Kenapa alma" Tanya Arca

"Jangan lupa ya, besok pulang sekolah langsung dateng kesini, gue ga tau kapan waktunya gue pergi, jadi gue mohon dateng secepatnya ya, gue pengen liat wajah sahabat gue sebelum akhirnya gue pergi" Jawab alma

"Iya, gue pasti dateng, pulang sekolah nanti gue bakal dateng secepat Superman" Sahut Arca, yang berusaha menahan air matanya

Alma tertawa kecil, "Ca, ini lo pegang ya" Alma memberikan sebuah foto dirinya dan Arca

Arca hanya menagguk lalu pergi meninggalkan alma.

S I R I U S  (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang