Jasad alma di bawa ke rumah dengan ambulans, arca, diana dan darrel mengikuti ambulans itu dari belakang dengan menggunakan mobil milik darrel.
Sesampainya di rumah...
Di rumah alma sudah ada langit, Rere, andi, dito, clara, fifi, fyu, Kayla, dan reza.
Bi yuni menangis kejar ketika jasad alma di turunkan begitu juga dengan pak imam mereka membawa jasad alma ke dalam. Arca turun dari mobil sambil berusaha untuk kuat, dia memang kuat tapi batin nya kosong, arca memandang semua orang dengan tatapan kosong. Dito menghampiri arca."Ca, gue tau ini berat, tapi lo pasti kuat ca" Dito menepuk nepuk punggung arca pelan
"Makasih dit" Arca tersenyum kecil
"Ibu.. Ayah.. " Arca menghampiri Rere dan andi.
Rere langsung memeluk arca dia tau kalau putra nya sedang tidak baik baik saja.
"Yang sabar ya sayang" Rere mengelus rambut arca.
"Iyaa bu" Arca menarik nafas panjang
"Yang kuat ya ca, anak laki-laki ayah harus kuat" Sahut andi
"Iyaa yah, arca kuat kok" Ucap arca
Kayla menghampiri arca dengan muka takut
"Ca.. " Kayla memegang pundak arca
"Yang sabar ya ca" Ucap Kayla dengan perasaan takut
Arca hanya tersenyum tipis
Mereka semua masuk melihat alma untuk yang terakhir kali nya. Semuanya duduk mengelilingi jasad alma kecuali arca, dia pergi ke kamar alma.
Satu persatu mereka berbicara pada alma, saat ini giliran fyu, fifi, dan clara.
"Ma.. Maafin gue ya, gue suka buat salah sama lo, gue sering jahat sama lo" Ucap clara
"Iya ma, gue juga minta maaf, kalo gue sering banget ngebully lo di sekolah, maafin gue ya" Sambung fifi
"Iyaa alma, gue juga minta maaf ya kalo fifi sama clara suka buat salah sama lu, dan sama gue juga si, mereka sering marah marah ga jelas" Ucap fyu
Clara dan fifi langsung menatap fyu secara bersamaan
"Kenapa? " Tanya fyu bingung
Fifi yang sudah kesal langsung menangis
"Eh fi, jangan nangis gitu kesian alma nya nanti jadi berat" Ucap fyu
"Gue bukan nangis gara gara alma! Tapi karna lo! " Ucap fifi dengan ngegas
"Karna gue? Emang nya gue kenapa? " Tanya fyu bingung
"Karna lo BLOON! nya ga kelar kelar fyuuuu" Ucap fifi
"Syuttt! Udah! Lo berdua berantem aja sana di luar, berisik tau ga" Sahut clara
Akhirnya mereka bertiga minggir dan membiarkan yang lain untuk mengucapkan perpisahan.
Langit yang menyadari kalau arca tidak berada di sana langsung bertanya pada Rere
"Bu, arca kemana? " Tanya langit
"Tadi keatas dia, mungkin ke kamar nya alma, kamu tolong liat ya ngit ibu ga tega liat nya" Ucap Rere
※※✥※※
Arca melihat ke sekeliling kamar alma, disana terdapat boneka beruang yang pernah arca berikan kepada nya, di leher beruang itu ada sebuah kalung yang bertuliskan "bubu"
"Jadi beruang ini nama nya bubu" Ucap arca sambil tersenyum, arca tak sengaja memencet tangan bubu
"Hallo alma" Ucap bubu
Arca terdiam saat beruang itu mengucapkan nama alma, entah mengapa hatinya menjadi sangat sakit. Arca meletakan boneka itu di kasur, lalu melihat kedinding samping meja belajar, disana ada hiasan, ya satu satu nya hiasan di kamar alma.
Terdapat beberapa tali yang di tempel di dinding dengan beberapa foto, ada foto alma bersama dengan kedua orang tuanya, foto nya bersama arca, dan foto saat mereka liburan ke rumah lama omah nya. Dengan melihat itu memori arca seakan teringan kembali moment moment yang indah itu, tanpa dia sadari air matanya mulai menetes.
"Ca.. " Panggil langit dari luar kamar
Arca segera menghapus air matanya dan membukakan pintu untuk langit.
"Eh kak" Ucap arca dengan nada gemetar
"Lo nangis ca? " Tanya langit
"E - hmm enggak kak" Jawab nya terbatas bata
"Jangan bohong ca, gue kenal lo dari kecil" Ucap langit
Arca berusaha menyembunyikan kesedihan nya dan pergi ke balkon yang ada di kamar alma, langit menghampiri nya.
"Gapapa ca, dengan menangis itu ga menjadikan seseorang itu lemah atau kuat, tapi itu pertanda kalo orang itu masih punya hati" Ucap langit
Akhirnya arca menyerah dia menangis sejadi jadinya di depan langit, derai air mata yang begitu deras terlihat dari wajah nya, dia duduk di lantai balkon sambil terus memandangi awan malam yang mendung, langit tidak tega melihat arca dia pun ikut duduk di lantai bersama arca.
Langit menghapus air mata arca, dan tersenyum kepada nya
"Ca, perpisahan, pertemuan itu memang sudah ditakdirkan" Ucap langit
"Dan kehilangan itu memang bagian dari sebuah perjalan" Sambung nya
Arca hanya terdiam mendengarkan langit
"Lo tau ca, kenapa sekarang langitnya terlihat mendung? " Tanya langit
Arca menggeleng kan kepala nya
"Karna sekarang, bulan dan bintang lagi menyambut kedatangan alma" Ucap langit
Arca menundukkan kepala nya
"Ca, gue yakin suatu saat nanti pasti akan ada orang yang bisa buat lo kembali jatuh cinta, seperti lo mencintai bunda, ayah dan alma" Ucap langit
"Gak kak, gue ga mau mencintai orang lagi" Sahut arca
"Kenapa? " Tanya langit
"Karna pada akhirnya semua orang yang gue cintai akan menjadi bintang" Ucap arca dengan datar
Langit terdiam ketika mendengar perkataan adik nya
"Hmm, turun yuk" Ajak langit
"Duluan aja kak, arca masih mau disini" Ucap arca
Langit mengangguk dan turun duluan ke bawah, sedangkan arca masih terus bersama dengan kesedihan dan kekosongan yang ada di pikiran nya.
※※✥※※
KAMU SEDANG MEMBACA
S I R I U S (Tamat)
RomanceAlmaira zalina. Seorang gadis cantik yang kerap di panggil alma, yang hanya mempunyai dua warna dalam hidup nya yaitu hitam dan putih, Menurut nya hidup adalah sebuah kutukan yang harus di jalani tanpa cinta. Sampai akhirnya dia bertemu dengan seo...