Arca mengikuti pelajaran sampai selesai, dia juga sempat tertidur di kelas, saat ini waktu menujukan pukul 14.00 p.m, tak lama bel pulang sekolah berbunyi.
Arca merapihkan tas nya dengan segera, dan bergegas pergi
"Duluan ya dit" Ucap Arca sambil pergi meninggalkan dito
"Eh ca, ca.. " Panggil dito tapi Arca keburu pergi
"Yahh hilah, baru mau nebeng alamat jalan lagi dah gue" Dumel dito
Arca berjalan melewati beberapa anak yang sedang bermain basket, sampai sebuah bola basket menghantam kepala Arca dengan kencang, dan itu membuat kepala nya terasa sakit, dia pun jatuh pingsan.
Beberapa anak mencoba membangun kan nya, tapi dia tidak bangun bangun juga akhirnya Arca di bawa ke UKS.
※※✥※※
"Mah, Arca kapan dateng? " Tanya alma kepada mama nya.
"Mungkin sebentar lagi sayang, Arca lagi dijalan mungkin" Jawab diana
"Mah, omah udah disini" Ucap alma kepada mamanya
Diana yang mendengar hal itu merasa sakit sekali, dia tidak kuasa menahan tangis nya.
"Sayang, ga ada omah disini" Ucap darrel yang berusaha kuat
"Ada pah, itu omah lagi lambai lambain tangan" Ucap alma
Darrel akhirnya rapuh, dia tidak kuasa ketika putri nya berbicara seperti itu.
"Omah, tunggu sebentar ya alma masih nunggu Arca" Sahut alma
Waktu terus berjalan, sekarang jam sudah menunjukkan pukul 15.00 p.m.
Arca belum juga tersadar dari pingsan nya, sementara alma masih terus menunggu."Mah, pah, kalo alma pergi kalian baik baik ya disini" Ucap alma
"Nak, jangan bicara seperti itu" Diana memeluk putri nya
"Mah, alma mau tidur sekarang" Ujar nya
"Tapi kamu kan mau nunggu Arca dulu nak" Sahut darrel
"Alma, udah ga punya waktu untuk nunggu lagi" Jawab nya.
Alma menunjuk sebuah laci kecil yang ada di ruangan nya, darrel membuka laci itu, di situ terdapat sebuah amplop yang berisi surat, dan satu lagi berisi foto foto. Darrel memberikan kedua amplop itu kepada alma.
"Pah, nanti kalo Arca datang kasih ini ke dia ya, alma mau tidur yang lama, supaya nanti saat bangun alma udah sembuh" Ucap alma
Diana semakin menangis kejar, begitu juga dengan darrel
"Alma gamau kalian nangis, alma cuma tidur, alma mau sebelum alma menutup mata alma melihat senyuman kalian" Alma tersenyum
Diana menganggukkan kepala, lalu dia menghapus air matanya begitu juga darrel, mereka tersenyum kepada putri nya.
Alma menutup matanya perlahan, dan menghembuskan nafas yang begitu berat. Berbarengan dengan itu mesin pendeteksi jantung berubah menjadi satu garis. Dan pada akhirnya kehidupan alma pun berakhir.
Diana menangis histeris dia meminta agar putri nya kembali terbangun, sedangkan Arca baru tersadar dari pingsan nya. Dia melihat seorang guru dan bertanya pada guru tersebut.
"Pak, saya masih di sekolah" Tanya nya
"Iya Arca, kamu tadi pingsan" Jawab guru itu
"Maaf Pak, sekarang jam berapa ya? " Tanya Arca
"Sekarang sudah jam setengah empat" Jawab guru itu
"Sial, pak saya pamit pak, makasih pak" Arca berlari menuju motor nya dan langsung melaju dengan cepat ke rumah sakit. Menerobos hujan yang begitu lebat nya
※※✥※※
Sesampainya di rumah sakit....
Arca mengeluarkan foto yang alma berikan dari tas nya, lalu ia berlari menuju ke ruangan alma, dia menabrak seorang suster yang sedang membawa lilin aroma terapi sampai dia jatuh, foto yang di berikan alma terjatuh dari genggaman nya, dan terbakar di atas lilin, perasaan nya semakin tidak karuan, dia meminta maaf dan langsung bergegas pergi. Di depan ruangan alma sudah ada diana dan darrel yang sedang menangis
"Tante! Om! Maaf Arca terlambat, sekarang alma dimana? " Tanya Arca dengan baju yang sudah basah kuyup
Diana hanya terus menangis, begitu juga darrel yang terbisu.
"Om, kenapa? Kok kalian malah diam, alma dimana om, pliss jawab Arca" Ucap nya dengan khawatir
Darrel menunjuk ke dalam ruangan alma, disana alma sedang di tutupi dengan kain putih, Arca memasuki ruangan tersebut dengan kaki gemetar, suster suster keluar, dan meninggalkan Arca berdua dengan alma.
Arca berjalan perlahan menghampiri jasad alma. Perlahan dia membuka kain putih yang menutupi wajah alma, dan terkejut ketika melihat wajah alma.
Kaki nya terasa lemas dia terjatuh lesuh di lantai, pandangan nya kosong entah kemana pergi nya semua pikiran nya. Perlahan ia mulai meneteskan air matanya, dua orang suster masuk ke dalam ruangan untuk memindahkan jasad alma.
Saat itu arca seperti mendapatkan pikiran nya kembali, ia bangun dan meminta pada suster untuk membiarkan alma sedikit lebih lama, suster memberinya waktu 3 menit.
"Ma... Gue kayak nya ga akan kuat ma" Ucap arca mengusap rambut alma
"Kenapa lo ga nungguin gue! Kenapa lo pergi gitu aja ma! " Arca menjadi emosional
"Bangun ma! Bangun! Plissss gue mohonnn" Arca mencoba membangun kan alma.
Tapi alma hanya terdiam kaku.
"Kenapa lo diem? Lo ga denger gue ma? " Tanya nya semakin kehilangan kendali diri.
2 suster tadi masuk kembali
"Maaf mas, jasad pasien harus segera di bawa" Ucap salah satu suster
Arca sudah tidak kuat menahan dirinya, dia berlari ke luar rumah sakit, darrel berusaha mengejar nya tapi Arca berlari begitu cepat.
Arca berlari tanpa tujuan, sampai pada akhirnya dia lelah dan terjatuh di tengah jalanan yang terasa begitu sepi.
"Tuhan! Saya bukan orang yang buruk! Selama ini saya sudah menjadi anak yang baik! Tapi kenapa Tuhan! Kenapa Engkau selalu mengambil orang yang saya sayang! Kenapa! " Teriak Arca pada langit yang masih meneteskan air nya.
"Apa saya pernah nakal! Apa semua orang yang saya sayang harus pergi! KENAPA! KENAPA TUHAN! " Arca menundukkan kepala nya merasakan rasa sakit yang teramat dalam di hatinya.
Darrel berhasil menemukan Arca dengan mobil nya, darrel keluar dan langsung memayungi Arca, dan membawa Arca kembali kerumah sakit.
"Ca... Kamu ga kasian sama alma ca, dia pasti sedih liat kamu kayak gini" Ucap darrel dengan suara pelan
Arca hanya terdiam menatap keluar jendela mobil
"Pasti dia sedang berat untuk ninggalin kamu ca, kalo kamunya kayak gini, inget loh alma itu putri nya om" Sambung darrel
Arca mulai sadar, dan menghapus air matanya
"Kita sebagai laki laki memang sudah ditakdirkan untuk tidak menjadi cengeng ca, om ngerti rasanya di tinggal orang yang kita sayangi" Ucap darrel sambil terus menyetir
Arca hanya terdiam
"Tapi gak ada gunanya nangis ca, ga ada gunanya menyesali takdir, karna sesuatu yang sudah hilang tidak akan bisa kembali lagica" Sambung darrel
"Maafin Arca om.. " Jawab Arca dengan nada rendah
"Hey, it's okay boy, that not a big trouble" Sahut darrel
KAMU SEDANG MEMBACA
S I R I U S (Tamat)
RomanceAlmaira zalina. Seorang gadis cantik yang kerap di panggil alma, yang hanya mempunyai dua warna dalam hidup nya yaitu hitam dan putih, Menurut nya hidup adalah sebuah kutukan yang harus di jalani tanpa cinta. Sampai akhirnya dia bertemu dengan seo...