Arca menangis membaca surat itu
"Ma.. Gue gatau, sekarang gue lagi bingung ma, apa yang hati gue rasain semuanya abstrak ma" Ucap arca
"Seandainya Tuhan memberikan kita kesempatan untuk hidup dua kali, mungkin di kehidupan selanjutnya gue bakal minta supaya gue bisa selalu bersama lo ma" Sambung nya
"Tapi gue ga boleh cengeng ma, gue harus kuat" Arca menghapus air matanya, dan menyimpan surat surat itu di kotak dengan sangat baik.
Arca pergi ke luar untuk bergabung makan bersama dengan keluarga nya. Dia lalu menyibukan diri dengan hal hal lain agar dia tidak merasa terlalu sedih.
※※✥※※
Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 21.00 p.m Arca melihat keluar jendela, dia menatap bintang yang bersinar cukup terang, dan dia yakin itu adalah alma.
"Hai ma.. " Sapa nya
"Makasih ya... ma udah mengisi 330 hari gue dengan semua canda, tangis, dan kemarahan lo, kalo seandainya ada museum yang mengabadikan perasaan, gue bakal taro perasaan gue ini di tempat paling spesial di museum itu" Ucap nya dengan sederai air mata
"Lo pasti udah ketemu sama ayah bunda gue ya ma? Ehehe jangan ngadu yang aneh aneh ya, awas aja lo" Arca tersenyum dengan air mata yang masih mengalir di pipi nya
Bintang di langit itu berkedip, dan itu membuat arca terkejut, dia menghapus air matanya
"Apa beneran alma ya? " Tanya nya pada diri sendiri
"Maa... " Arca memanggil bintang itu, dan sekali lagi bintang itu berkedip.
Arca membuka mulutnya menampilkan senyuman manis paling tulus yang dia punya.
Tok... Tok... (Pintu kamar Arca diketuk)
"Siapa? " Tanya Arca
"Kak langit ca" Ucap langit dari luar kamar
"Kaka masuk yak? " Tanya langit
"Iya" Jawab Arca
Langit membuka pintu, dan menghampiri Arca yang masih berdiri di samping jendela
"Lagi ngobrol sama siapa ca? Lo belom gila kan? " Tanya langit sedikit bingung
"Emang kedengeran ya? " Arca berbalik nanya
"Yhaa kedengeran lah, gue lagi lewat denger lo ngomong sendiri, jadi.. "
"Arca lagi ngomong sama alma kak" Potong Arca
"Hah? " Langit menatap Arca dengan ragu
"Bintang nya alma maksud nya" Lanjut Arca
Langit masih menampilkan wajah ketidak percayaan nya, lalu dia mengangguk ragu. Arca menarik tangan langit dan menunjukan bahwa ada bintang di langit.
"Liat kak, itu ada bintang yang paling terang, itu alma kak" Arca menunjuk langit malam tempat dia melihat bintang itu
Langit memperhatikan ke atas, dia tidak melihat ada bintang, langit semakin yakin jika Arca hanya sedang berimajinasi saja.
"Emm, e-elo tidur deh ca, udah.. malem soalnya" Ucap langit dengan ragu
"Nanti kak, Arca masih mau ngobrol sama alma" Jawab Arca yang masih menatap bintang di langit itu
"T-tidur, besok bangun, sarapan, mandi, sekolah, ya? " Langit berusaha meyakinkan adik nya untuk tidur agar adiknya itu tidak semakin berimajinasi.
"Liat deh kak, alma berkedip lagi" Seru Arca sembari menarik narik tangan kaka nya
Langit yang sudah mulai kesal dengan tingkah Arca akhirnya menuangkan emosi nya
"Gada bintang ca! " Ucap langit dengan suara agak keras
Arca menatap kakak nya bingung
"Gada bintang! Itu semua cuma imajinasi lo aja! Alma itu udah pergi! Lo harus ikhlas ca! Ikhlas! " Langit menggerakkan pundak Arca berharap agar dia tersadar
Arca terduduk di lantai setelah mendengar ucapan kaka nya, dia menyadari mungkin memang dia yang terlalu berimajinasi.
"Ca.. Disini masih ada gue, masih ada ibu, ayah, masih ada orang yang ingin lo bahagia" Langit mencoba menguatkan adiknya
"Alma, dia bukan satu satu nya tujuan lo ca, lo ga bisa berhenti di dia. Kita hidup itu punya beribu tujuan ca, kalo yang satu gagal, yaa kita tinggal fokus ke tujuan yang lain" Sambung nya
Arca hanya tertunduk diam
"Lagian emang nya lo ga kasian ama alma kalo dia tau lo kayak gini, pasti langkah nya berat ca" Langit masih berusaha
Arca melihat kembali ke langit, dan bintang itu masih ada, Arca membulat kan matanya dan berdiri, dia kembali yakin kalau bintang itu bukan imajinasi nya
"Kak bintang itu masih ada, itu bukan imajinasi itu beneran alma" Ucap Arca
Langit langsung membuang muka sambil menghela nafas berat, Arca tau kaka nya takan percaya dengan apa yang dia bilang, dia menyuruh kakanya untuk melihat sekali lagi ke langit
"Kak lihat sekali lagi, kali ini bukan pakai pikiran tapi pakai hati kak, tatap langit itu dengan tulus" Ucap Arca membujuk kakak nya
Langit akhirnya mencoba nya, dia memejam kan mata sambil meyakinkan hatinya, perlahan dia membuka mata dan melihat ke langit dengan tulus, dan benar saja dia bisa melihat bintang itu.
Langit membulat kan matanya tak percaya
"Kaka liat itu kan? Adakan kak? " Tanya arca
Langit menganggukkan kepala
"Ma... Kak langit baru bisa liat lo setelah gue yakinin, hahaha masa langit ga bisa mengerti langit si, aneh ya ma" Ucap Arca
Bintang itu berkedip lagi
Langit terkejut tak percaya
"Ma, kayak nya kak langit masih ga percaya, coba say hello ke dia" Arca kembali bicara
Bintang itu berkedip lagi, seakan menjawab semua pembicaraan Arca
Langit mengerut kan alisnya, dan menatap Arca, Arca mengangguk meyakinkan kakaknya.
Langit tersenyum, dan kembali menatap bintang itu.
"Maaf alma, aku pikir Arca bohong, dia kan tukang bohong iya kan ma? " Kini giliran langit yang berbicara pada alma
Bintang itu berkedip dua kali
Langit merasa bingung, kenapa saat dia yang bicara bintang itu berkedip dua kali, langit menatap Arca kembali, Arca tertawa kecil
"Itu artinya enggak, berarti gue bukan tukang boong wlee" Sahut Arca
"Ihh tau dari mana?" Tanya langit
"Yaa taulah, gini ya kak kalo alma kedip sekali artinya iya, tapi kalo kedip dua kali artinya enggak, berarti dia ga setuju sama apa yang kita omongin gitu" Jelas Arca
"Ahh tau ah Ga ngerti gue" Ucap langit
Lalu dia menatap ke langit lagi, tapi bintang itu sudah hilang
"Lho kok ilang ca? " Tanya langit bingung
"Yaaa berarti kakak belum bisa menatap alma dengan tulus, jadinya cuma sebentar deh liat nya, arca aja masih liat" Jawab Arca
"Tau ah lama lama gila gue, udah ya gue kekamar dulu" Ucap langit
"Okey" Jawab Arca yang masih terus menatap ke langit langit malam
※※✥※※
Hai readers, udah lama ya gak nyapa gimana? Rasanya baca cerita setengah setengah, karna penulis yang moodyan ini, wkwk.
Ohiya, kalian percaya keajaiban gak si? Kalo aku si percaya, tapi memang terkadang keajaiban itu bersifat khusus.
kayak yang terjadi sama Arca, hanya dia yang bisa liat keajaiban alma, sama kayak jatuh cinta cuma kita yang bisa rasain perasaan itu, orang lain gakan pernah mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
S I R I U S (Tamat)
RomanceAlmaira zalina. Seorang gadis cantik yang kerap di panggil alma, yang hanya mempunyai dua warna dalam hidup nya yaitu hitam dan putih, Menurut nya hidup adalah sebuah kutukan yang harus di jalani tanpa cinta. Sampai akhirnya dia bertemu dengan seo...