بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
"Boleh aku menanyakan sesuatu?" Tanya nya dengan keberanian—yang biasanya selalu hilang saat ia ingin menanyakannya hal yang sangat menganggu pikirannya selama ini.
Faris tak menjawab dalam beberapa detik. Wajahnya tegang dan menjadi pucat saat Nayla bertanya dengan serius. Faris mencoba tetap santai. "Apa?"
"Adakah yang abang sembunyikan dariku selama ini?"
"Tidak"
"Jika ada, aku mohon sampaikan. Aku tak ingin pikiran burukku tentangmu memenuhi kepala ini yang akan berimbas pada hubungan kita. Aku harap abang paham".
"Nay,,, aku belum siap untuk mengatakannya. Jadi, kuharap kamu bisa mengerti, Nay".
"Iya"
****
".. Yla""Nayla. Nay!" Nissa menaikkan suaranya.
"Iya?" Nayla tersentak akan suara Nissa yang cukup membuat seisi kantin menolehkan kepalanya kepada mereka berdua.
"Dari tadi kamu melamun" Nissa menyuap nasi putih kedalam mulutnya. "Ada apa?" Tanya nya di tengah mulut yang berisi.
"Bukan apa-apa" Kata Nayla santai. Namun, matanya terlihat sayu dan menerawang jauh.
"Bagaimana hubungan mu dengan kakak ipar?" Tanya Nissa dengan menatap tajam Nayla yang tengah kalut.
"Yah, begitulah.. Sebentar?" Nayla merasa ada yang aneh dengan pertanyaan Nissa. "kenapa kamu bertanya hal itu kamu tau aku ada sedikit masalah dengannya?"
Nissa kembali fokus pada makanan di depannya. Ia mengangguk mantap. "Kamu tak pandai berbohong nay. Semuanya jelas tergambar di wajahmu. Apalagi akhir-akhir ini kamu sering menghela nafas" Nissa menggelengkan kepalanya "Memang benar kata orang. Sangat susah menyatukan 2 kepala"
"Tolong bahas yang lain" Nayla mengibaskan tangannya di depan Nissa.
"Oke"
Lima detik tiada kata diantara mereka
"Aku ingin berbisnis" Ucap Nissa percaya diri. Nissa mengucapkan kalimat singkat namun, membuat Nayla tak percaya.
"Lakukanlah" Hanya itu yang keluar dari mulut Nayla saat ini. Ia malas berpikir panjang dan memberi saran.
"Tapi gak tau mau mulai dari apa. Kamu ada ide" Ucapan Nissa seperti berbanding terbalik dengan nada percaya dirinya sebelumnya. Kini ia malah tampak pesimis.
"tidak!" Ucap Nayla tegas. "Aku gak ada saran soal bisnis. Kalau bingung mau mulai dari apa. Gak usah mulai. Rajin aja bekerja sebagai perawat. Kumpulin duit, bangun rumah, nikah, punya anak, tua, mati, Udah, selesai" Ucapnya santai dan malas-malasan.
Nissa membulatkan matanya "Waah.. Benar-benar ya, kamu. Sangat realistis ngomong nya"
Mereka kembali diam. Sibuk dengan pikiran masing-masing. Nayla menerawang jauh, memikirkan hubungan nya dengan Faris. Sementara Nissa melihat-lihat tahu dan tempe goreng sambil berpikir. Mana yang lebih dulu enak dimakan.
"Niss.." Panggil Nayla lemah.
"Iya?" Nissa mulai mengangkat tempe goreng--yang dipilihnya untuk dimakan dahuluan-- dan mendekatkan tempe tersebut ke mulutnya.
"Gak jadi deh" Kata Nayla dan tersenyum hambar.
"Oke deh" Satu Tempe sudah habis dalam tangan Nissa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding Shock ✔
RomanceNayla seorang gadis berumur dua puluh empat tahun. Dia adalah seorang dokter umum yang sedang menjalani pendidikan spesialisasi bedah. Suatu hari ibunya meminta dia untuk segera pulang dan berkunjung ke kampung halamannya, sebab akan ada sebuah acar...