بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Beberapa jam sebelum akad nikah Nayla.
"Nak, kamu tidak lupa dengan hari ini kan?" Tanya ibu di seberang telepon.
"Memangnya hari ini hari apa bu? Aku tidak ulang tahun begitu pula dengan ibu atau kakak" jawab Nayla sambil mengingat. Kini dia sedang berada di salah satu ruang rawat inap rumah sakit untuk mengecek keadaan pasiennya. Ya, gadis berjilbab panjang, dengan rok pink yang dipadukan bersama kemeja putih dan jas putih kebanggaan nya adalah seorang dokter muda yang berbakat lagi pintar. Gadis berusia dua puluh empat tahun ini memiliki mata besar, hidung kecil, serta kulit kuning langsat yang membuat dia tampak ayu dan cantik sehingga dokter dan perawat pria sampai dengan petugas dirumah sakit ini jatuh hati kepadanya. Namun, tak sedikitpun pikiran Nayla untuk memilih salah satu diantara mereka yang memikat hati dan mata Nayla. Dia lebih mementingkan karier dan prestasinya saja. Dia memiliki impian menjadi seorang dokter spesialis bedah dan tak peduli dengan masalah cinta. Sungguh malang nasib pria yang mendambakan hati Nayla.
"Kamu telah berjanji dengan ibu untuk pergi ke kampung hari ini, nak. Pokoknya dalam 30 menit kamu sudah dirumah, titik" ucap ibu memperingati. Ia kesal dengan anak gadisnya yang dengan mudahnya melupakan janjinya.
Hening beberapa menit, nayla mengingat sesuatu yang penting "Oh. Maaf Bu, Nayla baru ingat" kata Nayla sambil memukul keningnya pelan "baiklah, bu. Dalam 20 menit Nayla sudah dirumah tapi Nayla harus memeriksa keadaan pasien dulu Bu, baru Nayla bisa pulang. Lagian hari ini hari sabtu, shift Nayla juga sudah habis pas di pukul 8.00. baru setelah itu kita pergi Bu" Nayla telah selesai dengan pasiennya dan mulai keluar ruangan ini dengan berjalan pelan, malam tadi adalah shiftnya. Jadi ia kini tampak lelah dan membutuhkan istirahat sebab itulah, dia lupa dengan janjinya pada ibu.
"Ibu tunggu dalam 30 menit?!" ibu masih memberi waktu untuk nayla sebanyak 30 menit darpada sesuai janji anaknya yang 20 menit. Walau dia ingin anaknya sampai rumah, namun dia tetap mengkhawatirkan nayla yang mungkin akan membawa mobil dengan kecepata tinggi jika ia mendesak anaknya tersebut.
"Iya Bu, assalamualaikum" tutup Nayla.
"Waalaikumussalam warahmatullah"
Seseorang tiba-tiba menepuk pundak Nayla dan membuat Nayla sedikit terperanjat "Hei, kenapa wajahmu tertekuk seperti itu? Apa ada musibah?" Tanya Nissa. Nissa jmerupakan salah satu perawat di rumah sakit ini dan juga sahabat Nayla sejak SMA. Dia adalah agdi berkulit sawo matang dan bermata coklat dengan hidung mancung layaknya wanita India, sangat manis. Sebagai perawat dia memiliki sifat yang ramah dan senyum yang selalu terkembang.
"Tidak, ibuku memaksaku pulang kampung hari ini dengannya, padahal kita telah berjanji kerumah Shinta sore ini untuk merayakan ulang tahunnya. Aku jadi tidak enak terhadap shinta." Jawab Nayla sedikit kecewa dengan wajah lelahnya.
"Tak masalah, biar aku katakan pada Shinta bahwa kamu tidak dapat hadir, tapi InsyaAllah besok akan datang, bagaimana?" Usul Nissa"terimakasih, tolong bantuannya ya" usulan Nissa membuat wajah Nayla sedikit lebih cerah "kalau begitu aku pergi dulu. daah" ucapnya sambil memeluk sahabatnya itu dan berlalu pergi dari ruang inap ini.
****
"Sudah siap Bu? Atau masih ada yang tertinggal?" tanya Nayla nyaring di depan pagar di samping mobil kakaknya. mereka memilih pergi kekampung dengan menggunakan mobil kakak nayla yang bernama Nafis."Tunggu dulu, hp ibu masih di kamar" ucap ibu tak kalah nyaring.
Nafis berdiri tak jauh dari Nayla. Ia merasa kupingnya akan pecah oleh teriakan dua orang yang sangat ia kenal. "Kalian selalu saja berisik, dimana-mana selalu berteriak kayak di hutan saja, padahal ini kota. Ini kota, nay. Ini kota dan perumahan" protes Nafis. "Dasar ibu dan anak sama saja" gumam Nafis. Ia kesal dengan perlakuan ibu dan adiknya. Kakak Nayla adalah lelaki yang berbadan atletis dan juga tampan, tapi perkataannya seperti ibu-ibu kompleks, cerewet dengan mulutnya yang pedas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding Shock ✔
RomanceNayla seorang gadis berumur dua puluh empat tahun. Dia adalah seorang dokter umum yang sedang menjalani pendidikan spesialisasi bedah. Suatu hari ibunya meminta dia untuk segera pulang dan berkunjung ke kampung halamannya, sebab akan ada sebuah acar...