بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
"Bagaimana honeymoon kalian?" Tanya seorang perempuan berjilbab hitam.
"Honeymoon apanya? Kami bukan honeymoon, hanya jalan-jalan melihat tempat terkenal di London." Ucap Nayla. "Kamu tau? Aku sudah lihat Hyde park secara langsung." Mata Nayla berbinar membicarakan Hyde park.
"Ah. Apa sih kamu gak asik. aku gak ingin tau diskusi itu aku cuma ingin tau hal yang kalian lakukan kalau hanya berduaan saja." Kata Nissa. Wajahnya berubah dan menampilkan wajah tak tertarik dengan Hyde park. "Emang kalian gak pernah lakukan hal-hal yang mesra, apa?" Kali ini wajah Nissa malah memasang keingintahuan tingkat tinggi. Sambil menaik-turunkan kedua alisnya.
Kedua mata Nayla menghadap ke atas dengan satu jari telunjuk di ketuk-ketuk diatas meja. "Mesra, ya? dia cuman bilang aku mencintaimu setiap pagi, lalu pada malam harinya saat sebelum tidur, dia akan melantunkan ayat suci, kadang al-mulk, kadang al-waqiah, Ar-Rahman, An-Naba, dan kadang Al-Kahfi. Apa itu termasuk hal yang mesra?"
"Itu bukan hanya mesra, tapi uwu banget. Setiap hari dia lakukan itu?".
Nayla mengangguk. "Kadang dia juga mengelus kepalaku saat membaca Al-Quran."
"Astaga itu sangat romantis. Kapan aku bisa dapatkan suami idaman seperti itu, ya?"
Nayla pura-pura tak mendengar dan memilih membaca diagnosis pasien. Karena sebentar lagi dia akan mengunjungi pasiennya.
"Carikan aku yang seperti suamimu itu, nay". Harap Nissa
"Aku gak yakin bisa mendapatkan calon suami untuk mu" Nayla ragu akan menemukan pria yang di inginkan Nissa.
Nissa kecewa. "Aku penasaran. Kenapa kalian bisa nikah, sih? Perasaan aku kamu gak pernah ngomong masalah calon suami atau pacar". Nissa mengubah topik pembicaraan.
sejanak Nayla berpikir "Ini rahasia, ya. Sebenarnya aku juga gak tau aku akan menikah. Sejam sebelum akad, aku diberi tau oleh nenek bahwa aku akan menikah dengan sepupu sendiri. Tau gak gimana reaksi ku saat itu? Aku pingsan mendengar akan menikah. Dan sadar setelah akad selesai dilaksanakan. Aku shock. Menangis kenapa ini bisa terjadi. Takut, sedih, marah, menyesal, semua tercampur menjadi satu. Aku belum siap jadi seorang istri apalagi ibu. Aku juga gak terlalu mengenal Bang Faris, yang aku tau dia itu kalem gak banyak omong, shaleh, baik dan pemalu. Lah aku, ngomong sembarangan, emosian, cengir sana cengir sini, dan sholehah" Kata terakhir hanya membanggakan diri sendiri.
"Alah, muji diri sendiri"
Nayla tak acuh "Aku rasa kami gak cocok, tapi nenek menasehatiku. Dia membuka hatiku menjadi menerima Bang Faris, membuat ku siap menjadi istri, dan mencoba bersabar serta ikhlas. Dan akhirnya aku sekarang nyaman sama Bang Faris".
"Lalu, kenapa bisa nikah? Kamu dijodohkan atau ada kesalahan 'satu malam' ". Nissa menggerakkan dua jarinya di atas kepala, sebagai tanda kutip.
"Dasar otak mesum" Nayla memukul kepala Nissa dengan kertas diagnosa pasien. "Gak ada perjodohan dan gak ada kesalahan 'satu malam', yang ada hanya karena kebodohan dan ketidakpekaan aku seorang" Nayla menirukan Nissa dengan membentuk tanda kutip di atas kepalanya.
"Jadi gini, bang Faris datang bersama orang tuanya. Dia melamar secara sopan kepada ibu dan kakakku. Waktu itu aku tidak dirumah, ibu menelepon ku dan menanyakan pendapatku. Karena saat itu aku sibuk mengurus pasien IGD, aku langsung menyetujui jika itu hal baik menurut ibu dan bagiku juga. Jadilah aku menikah dengannya" Terang Nayla.
"Ooh, begitu. emang ibumu gak pernah kasih tau kalau kamu akan menikah? Gimana dengan seluruh persiapannya, misalnya baju, mahar, tanggal, atau seserahan gitu?" Tanya Nissa lagi. Cita-cita kedua Nissa muncul saat ingin tahu masalah orang lain. (Baca: Jadi wartawan)
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding Shock ✔
RomansaNayla seorang gadis berumur dua puluh empat tahun. Dia adalah seorang dokter umum yang sedang menjalani pendidikan spesialisasi bedah. Suatu hari ibunya meminta dia untuk segera pulang dan berkunjung ke kampung halamannya, sebab akan ada sebuah acar...