13

4.8K 312 1
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Nafis yang baru saja pulang dari masjid, merasa ada sesuatu yang kurang. Dia melihat setiap jengkal rumah. Yang dia cari tak kunjung jua ketemu.

Nafis berjalan ke arah dapur dan melihat Aira tengah mencuci piring. "Ai, kamu tau ibu dan Nayla ada dimana?" Tanya Nafis pada Aira yang berada di dapur.

Aira menoleh sedikit ke arah belakang, setelah mengetahui siapa yang bertanya, dia kembali membalikkan kepalanya. "Mereka kembali ke kota bersama abang Faris selepas maghrib tadi, kak"

Nafis terkejut "kenapa mereka tidak bicara padaku sebelum pergi?" Raut kesal terpatri jelas di wajah Nafis.

"Pasien Nayla mengalami kritis. Dia harus ada di sana untuk menolongnya" Nenek yang menjawab pertanyaan Nafis. Beliau baru tiba di dapur, dan mengambil gelas besar dan mengisinya dengan air minum hangat. "Mereka tidak memberitahu dirimu mungkin karena mereka tergesa-gesa untuk menyelamatkan nyawa seseorang. Lagian, kau kan sudah besar, untuk apa juga mengabarimu terlebih dahulu. Kau pahami sajalah tugas seorang dokter itu seperti apa?!"

Diam. Hanya itu yang dapat Nafis lakukan.

****

Dibawah sinar temaram bulan, Nafis duduk dengan ditemani suara nyaring jangkrik dan teriakan kodok. Terkadang cicak pun turut menertawainya. Kepalanya menengadah ke atas sambil melihat bintang yang tak muncul. Di sebelahnya tampak Fatur yang asik bermain game di ponsel Nafis.

"Game apa yang kamu mainkan?" Tanya Nafis.

"Aku main game ini, kak. Yang lagi viral itu loh. Ular-ular yang panjang itu, gak tau apalah namanya" Jawab Fatur polos. Namun, mata dan kepalanya masih tetap asik menatap ponsel.

"Baru kamu unduh?"

"Iya"

"Wow. Panjang juga ularmu, far. Berapa skor yang paling tertinggi, Far?" Tanya seseorang dari arah belakang. Dia suami Salah satu sepupu Nafis. Namanya Faiz.

"Udah 10 ribu lebih paling tinggi, bang. Aku kan masih baru. Belum terlalu pandai" Ucap Fatur.

"Dia baru saja mengunduhnya. Jadi, masih belum terlalu hebat" Kata Nafis.

Faiz duduk di sebelah Fatur yang masih asik bermain. "Belakangan ini, istriku juga sering kali main game ini. Sampai larut malam. Padahal kandungan nya masih dalam tahap Tri semester pertama. Masih rentan"

"No comment" Ujar Nafis lelah. Hembusan nafas keluar begitu keras dari mulut nya.

Faiz terkekeh kecil. Tampaklah deretan giginya. "Sabar" Dia mengelus pundak Nafis dengan lembut, tapi masih menahan tawa. "Mau aku carikan pasangan untuk mu? Mau yang kayak mana? Kaya, cantik atau sholehah seperti Ai..?"

"Aira". Nafis memotong ucapan Faiz dengan teriakannya. "Kamu mau kemana?"

Aira membalikkan badannya "mau ke minimarket di depan. Ada yang ingin aku beli"

"Boleh aku menitipkan sesuatu?"

"Apa?"

"Belikan aku eskrim, ya"

"Rasa apa?"

"Hmm.. Apa ya, bagusnya?" Selagi Nafis memikirkan rasa eskrim yang ingin dibelinya. Fatur yang asik bermain game, seketika menghentikan permainannya kerena mendengar kata eskrim

"Aku juga mau, kak. Tapi aku juga ikut pergi ke minimarket nya, ya" Dia lantas memberikan ponsel Nafis pada pemiliknya dan berlari menuju Aira yang berdiri tak jauh dari mereka duduk. Dengan sekejap, Tangannya sudah di genggam Aira.

Wedding Shock ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang