Bab Tiga

60 13 2
                                    

Ninja hitam yang baru saja memasuki gerbang sekolah menjadi sorotan anak-anak SMA Starlight. Beberapa pasang mata melihat dengan berdecak kagum sang pengendara yang sedang memarkirkan kuda besinya itu.

"Siapa dia?"

"Seperti baru lihat."

"Anak baru deh kayaknya?"

Desas-desus murid yang penasaran siapa pemilik ninja hitam tersebut.

Dia membuka helm full face-nya, memperlihatkan wajah tampan dengan alisnya yang tebal dan rahangnya yang tegas, berkaca di spion sebentar untuk merapikan rambutnya yang sedikit acak-acakan.

Berjalan angkuh di koridor mencari ruangan kepala sekolah

"Permisi, ruang kepala sekolah sebelah mana, ya?" tanya pria itu pada salah satu wanita yang tengah berdiri sembari memperhatikan dirinya dengan mata berbinar.

Lama, tak ada jawaban. Wanita itu malah diam terpaku melihat ciptaan Tuhan yang begitu indah ini. 

Pemuda itu melihat papan nama yang menempel di baju wanita tersebut 'Rheni.'

"Hallo? Rheni?" ujarnya sembari melambai-lambaikan tangannya berusaha menyadarkan. Mata Rheni mengerjap dan tersadar.

"Eh, iya? Kenapa?"

"Ruangan kepala sekolah sebelah mana, ya?" tanyanya lagi.

"Em... itu sebelah sana, yang pintunya ketutup, tuh ada tulisannya," tunjuk Rheni pada salah satu pintu yang bertuliskan 'ruang kepala sekolah.'

"Ouh oke. Makasih ya," ujar pria itu sambil mengedipkan sebelah matanya menggoda.

"Mau aku anter ga?" ujar Rheni memberikan tawaran.

"Gausah gapapa, makasih," jawabnya lembut dan sopan.

Selepas kepergian pria itu, dia terduduk lemas, melamun sambil senyum-senyum seperti orang  kebingungan.

"Ini gue gak lagi mimpi, kan?" tanyanya pada diri sendiri, sambil mencubit kedua pipinya.

"Gak nyangka ada pria tampan di sekolah ini. Tidak-tidak! Malahan itu terlalu tampan."

"Eh, dia tau dari mana nama gue, apa jangan-jangan dia emang jodoh gue lagi?" cerocos Rheni bermonolog.

_______

Tok ...Tok ... Tok ....

"Iya ... silahkan masuk," terdengar jawaban dari dalam ruangan mempersilahkannya masuk.

Saat masuk ke ruangan, terlihat pak Dodo sedang berbincang dengan salah satu murid perempuan yang duduk anggun di hadapannya. Dia berjalan mendekat ke meja pak Dodo.

"Eh Renzo, silahkan duduk."

Dia mengangguk, berterimakasih.

Saat akan menggeser kursinya, tiba-tiba mata mereka bertemu begitu saja.

Mata itu, batinnya.

Saat melihat matanya yang indah dan teduh, mereka saling menatap sepersekian detik, wanita itu langsung mengerjap tersadar dan kembali menghadap pak Dodo.

"Baik, Pak. Terimakasih informasinya, saya permisi kembali ke kelas," dirasa urusannya sudah selesai, dia pamit, beranjak dari duduknya dan keluar dari ruangan pak Dodo.

"Selamat datang Renzo, ini hari pertama kamu sekolah di sini, surat pindahannya kamu bawa?"

"Dibawa, Pak," jawab Renzo, dan mengeluarkan surat itu dari dalam tasnya.

EDELWEIS [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang