Saat acara wisuda, sebelum Rubi bertemu dengan Renzo, tak sengaja Rubi berpapasan dengan Raka dan juga temannya Sam dan Kevin.
Rubi berusaha tidak tegang, meskipun sudah lama mereka putus, tapi tetap saja Rubi masih merasa deg-degan saat bertemu Raka, Rubi mencoba terlihat biasa saja.
Raka menyapanya duluan saat itu. "Hai, Rubi."
"Hai, Kak," jawab Rubi seadanya.
"Halo Rubi," sapa Sam ramah. Berbeda dengan Kevin ia hanya menatap tidak menyapa.
"Halo Kak Sam, Kak Kevin," jawab Rubi tak kalah ramah, Rubi juga menyapa Kevin yang berada di samping Sam.
"Gila ... lo cantik banget hari ini, Raka pasti nyesel udah putus sama lo," ucap Sam sembarangan yang langsung mendapat cubitan keras dari Kevin di pinggangnya.
"Awww, sakit Vin, apaan sih lo," ujar Sam yang masih tidak mengerti.
"Lo yang apa-apaan."
Sam masih meringis memegang pinggangnya yang sakit.
"Haha iya Kak makasih. Btw happy graduation ya, Kak," ujar Rubi mengalihkan pembicaraan.
"Thanks ya Rubi, kita duluan ya, temen-temen yang lain udah nunggu tuh," jawab Kevin yang langsung menarik Sam ikut pergi.
Tinggal Raka dan Rubi, suasana menjadi canggung lagi. Raka menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Emm, Rubi gue minta maaf ya atas semua perbuatan gue ke lo," ujar Raka tiba-tiba mengakui.
"Iya, udahlah Kak lagian kan itu udah lama juga, lupain aja."
"Hem... iya juga si."
"Yaudah kalo gitu, Rubi duluan Kak. Happy Graduation," ujar Rubi sambil menepuk bahu Raka dan berlalu melewatinya.
__________
Saat ini Rubi dan keluarga Renzo sedang berada di sebuah studio foto. Yap, mereka akan mengabadikan momen bahagia ini bersama-sama.
Keluarga besar Carlo sedang bersiap untuk difoto. Renzo, Liu, dan papahnya gagah mengenakan jas hitam, dan Sinta—ibu Renzo mengenakan kebaya berwarna maroon.
Kebetulan sekali, Rubi juga mengenakan kebaya yang warnanya senada dengan Sinta. Mereka sudah cocok sekali.
"Rubi malu, Kak. Ini kan acara keluarga Kak Renzo, Rubi ngerasa gak enak," ujar Rubi yang sedari tadi terlihat gelisah.
Renzo langsung merangkul Rubi dan mengajaknya. "Gapapa, kamu juga kan sekarang udah jadi keluarga aku," jawab Renzo berusaha menenangkan Rubi.
Rubi tersenyum hangat mendengar jawaban yang dilontarkan Renzo.
Setelah semuanya siap berdiri rapih. "Oke, semuanya siap ya, satu ... dua ... tiga."
Cekrek ....
Hasilnya langsung bisa dicetak saat itu juga. Rubi sangat senang karena bisa ikut serta menjadi bagian dari keluarga Carlo.
Jangan terlewat mereka juga difoto berdua, sangat serasi. Sinta dan Liu menggosipkan mereka pelan.
"Masa Abang kalah sama adiknya sendiri," ujar Sinta menggoda Liu, kakak Renzo.
"Tenang Mah, Abang juga ada cuma gak diajak aja, kan ini acara Renzo," jawab Liu berusaha membela diri.
"Ah masa, Mamah gak pernah tuh liat Abang bawa cewe ke rumah."
"Pernah, cuma lagi kebetulan aja Mamah nya gak ada di rumah," sanggahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EDELWEIS [END]
Teen FictionKau tahu sulitnya proses mencapai edelweis? Jika itu sulit, lantas mengapa mawar merah di dekatmu tak kau petik? Sama indahnya, bukan? ~~~~ Rubi Jesi Mendeleev, gadis cantik dengan garis takdir yang tak semolek fisiknya merasa kehidupannya terasa t...