Beneran Bucin

1.2K 124 0
                                    

Setelah dua hari opname, hari ini Forza kembali masuk kuliah, meski terlihat belum begitu sehat dia tetap semangat. Forza turun dari ojol dan berjalan memasuki  gerbang kampus.

Tin tin tin

Forza menoleh, saat mendengar suara klakson mobil di belakangnya, sebuah mobil SUV berhenti tepat di sampingnya, kaca pintu mobil perlahan turun memperlihatkan siapa yang mengendarainya.

“Za, ko sudah masuk, kenapa semalam nggak bilang? ‘Kan saya bisa jemput.” Kata Gavin. Ya, pemilik mobil itu Gavin.

“Terima kasih pak, maaf saya nggak mau merepotkan bapak, lagi pula saya masih bisa pesan ojol, mari pak Gavin saya duluan.” Forza segera pergi tanpa menunggu jawaban dari Gavin, tanpa Gavin tahu jika saat ini jantung Forza sedang tidak baik – baik saja, Forza sengaja pergi karena semakin lama di sana, semakin menggila detak jantungnya.

Gavin menatap Forza yang makin menjauh dan tak terlihat, entah kenapa Gavin merasakan kalau Forza berbeda, sejak Mamahnya membuka rahasia jika dia sudah menyukai Forza dari dua tahun lalu.

Mungkin aku mesti cari cara lain lagi buat deketin gadisku, sekarang sudah nggak bisa slow lagi, kali ini boleh lah pakai saran Reno deketin gadisku lebih intens dan berani lagi’ gumam Gavin.

Dari parkiran Gavin langsung ke ruang kerja Dhika, disana sudah ada Reno dan juga Dimas.

“Datang juga, dari tadi ditungguin.” Kata Reno.

“Ada apaan tumben nungguin gue?”

“Hari ini Forza sudah masuk kuliah, gue lihat jalan ke arah kantin.” Kata Reno lagi.

“Kita ke kantin yuk, gue traktir.” Ajak Gavin pada mereka bertiga yang langsung dijawab oke.

Forza tiba di kantin dan segera menghampiri sahabatnya.

“Eh Za, lu ko udah masuk, emang udah sehat?” tanya Abell sahabatnya.

“Alhamdulillah udah, gue bukan lu ya bel yang pilek saja bisa seminggu nggak masuk.” Jawab Forza.

“Kampret lu.”

“Lagian gue nggak apa, Bunda gue saja yang heboh langsung ke rumah sakit, padahal mah nggak usah ke rumah sakit juga nggak apa.” Jawab Forza santai.

“Nggak papa apanya, lu pucat dan lemes banget kaya gitu, wajarlah Bunda lu panik, kan lu nggak pernah pingsan, sekalinya pingsan lama banget, gue kira lu lewat haha.” Abell tertawa.

“Sialan lu Bell, do’ain yang baik kek.” jawab Forza.

“Sorry sorry beb, gitu saja langsung ngambek.” kata Abell.

“Mau pesan apa Za? gue pesenin, lu duduk saja.” Kata Alfa tiba – tiba.

“Gue minum saja deh, juice Alpukat.” Jawab Forza tersenyum.

“Oke, gue pesenin.” Alfa pun pergi memesan juice Alpukat.

Mereka bersenda gurau seperti biasanya, tanpa Forza sadari di kantin ada yang sedari tadi memperhatikannya, sepasang mata yang terus menatapnya, karena ada rasa cemburu melihat Forza berdekatan dengan pria lain. Tak lama mbak – mbak kantin datang ke meja Forza dkk mengantarkan bubur ayam untuk Forza.

“Mbak Forza, ini ada Bubur Ayam buat mbak.” Kata mbak kantin.

“Saya nggak pesan mbak.” Jawab Forza karena memang dia tidak memesannya.

“Tapi ini sudah di pesan dan saya di minta mengantarkannya ke mbak Forza.” Jawab mbak kantin lagi.

“Siapa yang pesan mbak?” tanya Forza.

Love Forza (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang