Welcome my baby boys

1.5K 143 1
                                    

"Dhik, ternyata di sini aku cari kamu kemana - mana, tante Diva telfon sedang dalam perjalanan kemari Forza jatuh dan pendarahan." Deg duniaku seakan berhenti mendengar kabar wanita yang aku cinta.

"Keadaannya gimana mas?" tanyaku panik.

"Tante cuman bilang lagi di jalan bawa Forza yang pingsan karena jatuh dan ngluarin darah banyak, tante sambil nangis jadi nggak begitu jelas juga." Jawab Dimas.

"Apa?" syok aku mendengarnya, bagaimana keadaan wanitaku juga bayiku saat ini, wanitaku pasti sangat kesakitan. Aku mondar mandir sangat panik menunggu kedatangan wanitaku.

"Itu sepertinya sudah datang." Dimas menunjuk ke luar pada mobil yang baru tiba.

Aku segera berlari keluar IGD menuju mobil yang sangat aku kenali karena milik mamah, segera aku buka pintu belakang terlihat wanitaku yang sudah pucat dan di kakinya aliran darah masih terlihat.

"Kenapa bisa jatuh mah?" Tanyaku.

"Itu nggak penting, yang penting sekarang cepat bawa Forza masuk mamah nggak mau terjadi sesuatu sama mereka berdua Dhik." Jawab mamah sambil terus menangis.

Aku mengangguk, betapa bodohnya aku yang malah bertanya kenapa wanitaku bisa jatuh, aku segera menggendong wanitaku berlari ke dalam IGD, Dimas yang sudah menyiapkan brankar segera mendekatiku dan aku dengar dia berteriak memberi perintah suster jaga untuk memanggil dokter Rangga ke IGD.

Aku rebahkan tubuh wanitaku perlahan dan membawanya masuk ke tirai, segera aku memeriksa kondisinya, Dimas juga langsung memasang infus dibantu beberapa perawat yang ikut menangani wanitaku. Tak lama dokter Rangga datang, "Kenapa ini dok?" tanya dokter Rangga padaku.

"Jatuh dok." dokter Rangga segera mengambil alih memeriksa wanitaku, meminta salah satu suster membawa alat USG dan segera melakukan USG.

"Maaf dokter Dhika, Forza harus SC saat ini juga karena plasenta terlepas sebagian, ketuban sudah bercampur darah dan sudah pecah ini sangat berisiko." Kata dr. Rangga.

"Kalau begitu SC sekarang juga dok, saya akan ikut ke dalam." jawabku langsung.

"Prosedurnya ha-"

"Saya tahu, saya yang jadi wali dan penanggung jawabnya." Jawabku tegas dan tak ingin di bantah.

"Baik dok."

Dan di sinilah sekarang, aku sedang berada di ruang operasi menepati janjiku untuk selalu ada di sampingnya dan menemani saat dia melahirkan. Dimas menunggu di luar menemani mamah yang masih syok dan terus menangis.

Aku menatap wajah wanitaku yang pucat tapi masih terlihat sangat cantik, mata indahnya terpejam terasa begitu damai, dr. Rangga memulai operasinya di bantu Timnya aku hanya berdiri melihat mereka di samping kepala wanitaku, rasanya tak tega melihat wanita yang aku cintai sedang di bedah, lebih baik menangani pasien lain dari pada wanita yang aku cintai.

Bayi keluar tapi tanpa tangisan membuatku was - was, dr. Ami selaku dokter Spesialis Anak seperti Dimas segera membawanya ke meja cabinet di pojok ruangan, aku segera mendekat melihatnya sekilas yang pasti APGAR scorenya di bawah normal, aku lihat dokter Ami memberikan berbagai rangsangan tapi tetap sama bayi tampan ini tetap diam.

"Maaf dok, biar saya coba." Aku mendekat dan dokter Ami minggir beberapa langkah.

Aku tekan perlahan dada baby Al menggunakan jari telunjukku dan memutar jariku perlahan, aku miringkan dan aku beri rangsangan di punggungnya, "Ayo sayang buka matamu, menangislah dengan sangat kencang Mommy menunggumu nak." Kataku, 'Begitu juga dengan Ayah nak, menangislah nak Ayah mohon' lanjutku dalam hati.

Love Forza (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang