Sayangnya Gavin

1K 107 1
                                    

“Selamat siang semua.” Sapa Gavin saat memasuki kelas Forza.

“Siang pak.”

“Pertemuan yang lalu saya kasih tugas ‘kan? sekarang kumpulin sama PJ dan nanti selesai kelas antarkan ke ruangan saya.” perintah Gavin.

Bisa saja tuh dosen, nyuruh nganterin ke ruangannya, pasti dia tahu kalau ini kelas terakhir.’ Batin Forza.

“Baik, kalau semua sudah ngumpulin kita mulai materi hari ini.” Gavin mulai memberikan materi perkuliahan di depan, sambil seperti biasanya curi – curi pandang ke arah Forza, dengan senyum nyebelinnya yang sayangnya membuat dia makin terlihat tampan dan sialannya jantung  Forza justru makin kebat kebit tak karuan.

“Oke sampai di sini ada pertanyaan?”

“Cukup pak.

“Kalau cukup, nggak ada pertanyaan, saya akhiri kelas saya hari ini, Forza jangan lupa bawa tugas teman – teman kamu ke ruangan saya. Selamat siang semuanya." Kata Gavin kemudian pergi keluar kelas.

"Pak Gavin kerjaannya modus mulu sama lu Za, bisa kali bawa itu tugas sendiri nggak usah nyuruh lu bawain." Kata Alfa tiba - tiba membuat Forza menatapnya.

"Iya, sayangnya sahabat lu itu sok jual mahal." kata Sinta yang berdiri menatap Forza.

"Maksud lu apa Sin?"

"Nggak usah gue jelasin juga lu tahu apa maksud gue, lu itu terlalu jual mahal Za, sudah berhasil bikin pak Gavin ngejar lu, sekarang pak Dhika mau lu jadiin mangsa juga?"

"Jaga bicara lu Sin." Abell membentak Sinta, "Kalau pak Dhika juga suka sama Forza itu bukan salah Forza, manusiawi karena Forza cantik jadi wajar buat rebutan."

"Itu sama saja Forza mau hancurin persahabat pak Gavin dan Pak Dhika, terus kapan giliran pak Reno dan pak Dimas Za?" Sinta senyum mengejek Forza.

"Gue bukan wanita murahan, kalau lu iri sama gue karena bisa dekat dengan 4 dosen idola lu itu, harusnya lu bisa instropeksi diri, kenapa lu nggak di lirik sama mereka, bukannnya malah salahin gue. Kalau iri bilang bos." Jawab Forza kesal dan pergi meninggalkan kelas.

Saat sedang berjalan menuju ruang Gavin Ponsel Forza berbunyi ada notif masuk, My Love? siapa dia, seingatku nggak pernah ada contac dengan nama My Love, batin Forza, Karena penasaran dia langsung membuka chatnya.

My Love
Lama amat nggak sampai – sampai, ngerumpi ya! buruan mas tunggu sayang.

Owh ternyata dosen nyebelin yang sayangnya sangat tampan dan sudah menjadi pacarku itu, tapi bukannya aku kasih nama pak Gavin kenapa sekarang berubah jadi My Love. Kapan gantinya coba, aku bahkan nggak pernah pinjamin Hp aku, rutuk Forza dalam hati.

Me
Dosen Baweeeeelll.

Forza memasukan ponselnya lagi ke dalam tas, kembali melanjutkan perjalanan ke ruang kerja Gavin.

Tok tok tok

“Masuk.” Forza membuka pintu ruangan dan masuk ke dalamnya.

“Kenapa sih nggak sekalian dibawa malah nyuruh aku yang bawa.” Omel Forza saat sudah berada di dalam ruangan Gavin.

“Mas kangen, makanya nyuruh kamu ke sini.” Gavin mendekat, menarik tangan Forza dan memintanya duduk di sofa.

“Mas sehat nggak sih, tadi habis ngajar di kelas 2 jam dan kita berpisah baru juga 10 menitan udah bilang kangen.” Omel Forza, saat sudah duduk di sampingnya.

“Kangennya datang sendiri, mau gimana lagi dong, lagian tadi mas ‘kan nggak bisa puas ngeliatin kamu sayang, takut fokus ngajarnya makin berantakan.” Gavin merapikan rambut Forza, menyelipkannya di belakang telinga dan itu sukses membuat Forza tak karuan, jantungnya berdetak dengan kencangnya.

“Ngegombal mulu kamu mas.” Kata Forza sambil memalingkan wajah karena rasanya panas sekali.

“Serius sayang, kamu udah nggak ada kelas lagi ‘kan?” Forza mengangguk.

“Pulang ke rumah mas ya, Firza juga ada di sana tadi ngabarin mas.”

“Boleh.” Jawab Forza singkat.

“Yuk yang.” Gavin mengulurkan tangannya pada Forza namun dia justru menolaknya dan berdiri didepannya.

“Nggak pake acara gandengan tangan segala ya, kita lagi nggak mau nyebrang.” Gavin terkekeh mendengar ucapan Forza dan perkataan dia selanjutnya membuat Forza tersipu.

"Kalau gandeng ke KUA, mau dong." Kata Gavin tersenyum dan mencolek hidung Forza, yang saat ini wajahnya sudah merona. Baru dua langkah Forza berjalan, Gavin mencekal tangannya.

“Eh tunggu, cieee blushing ... kamu suka ya mas godain.” Kata Gavin sambil mencolek hidung Forza lagi.

“Anda terlalu percaya diri pak dosen.” Dengan cepat Forza melepaskan tangannya dan pergi melangkah keluar ruangan Gavin, makin lama di dalam sana yang ada Forza bisa kena serangan jantung. Forza masih bisa mendengar pria di belakangnya tertawa membuatnya makin kesal.

Love Forza (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang