dr. Pradhika Abhimanyu,M.ked,Sp.BTKV

1.8K 138 3
                                    

Aku Pradhika Abhimanyu putra dari Prasetyo Abhimanyu dan Diva Abhimanyu, aku sahabat juga sepupu dari Gavin Mahendra, suami wanita yang saat ini aku jaga, wanita yang saat ini menjadi tanggung jawabku, wanita yang juga aku cintai sama seperti Gavin mencintainya.

Aku masih belum bisa melupakan kejadian satu minggu yang lalu, kejadian yang membuatku bisa bersama wanita ini.

Flashback On

Selesai operasi aku masuk ke ruanganku mencoba merebahkan tubuhku di ruang kecil yang berisi bed, seperti di universitas di Rs ruang kerjaku sengaja aku beri kamar kecil berisi bed untuk istirahat jika sudah sangat lelah dan penat oleh kerjaan.

Suara dering interkom membuatku urung untuk menutup mata, segera aku angkat.

“dokter Dhika di sini.” Jawabku

“dok segera ke IGD, dokter Antonius memanggil anda, pasien kecelakaan, dokter Gavin.” Deg, jantungku seakan berhenti saat mendengar nama pasien di sebut. Dokter Gavin, sahabatku dan juga sepupuku.

Aku segera berlari menuju ruang IGD, sesampainya di sana aku melihat dokter Antonius, di sana sahabatku terbaring penuh luka, segera aku  bantu dokter Antonius yang sedang memberikan pertolongan.

“Mas Ciko tolong telfon dokter Dimas agar dia menghubungi keluarga dokter Gavin untuk segera datang kemari.” Perintahku pada mas Ciko perawat IGD.

Aku segera membantu kembali dokter Antonius, “Bagaimana dok?” tanyaku pada dokter Antonius, “Sudah sempat cek apa saja? Kita harus segera membawa ke ruang Radiologi sekarang.” kataku mencoba setenang mungkin.

“Saya rasa ada masalah juga di jantungnya dok.” Segera aku raba dada Gavin dan benar sepertinya tulang rusuknya patah, apa tulang rusuknya mengenai jantung? Oh No, jangan sampai hal itu terjadi.

“Kita harus segera cek untuk melihat berapa tulang rusuknya yang patah dan apakah mengenai jantung atau tidak, setelah itu kita baru bisa lakukan operasi dok.”

Saat aku akan membawa Gavin ke ruang Radiologi, matanya terbuka dan melambaikan tangannya ke arahku dan aku mendekat.

“Syukurlah kamu sadar Vin.” Aku melihat matanya menatapku dengan sendu.

“Aku ingin berbicara berdua denganmu Dhik.” Suaranya terdengar lirih dan nafasnya masih belum beraturan meskipun sudah di bantu selang Oxygen.

Aku pun menurutinya, meminta dokter Antonius dan beberapa perawat untuk keluar dari ruangan, “Ada apa Vin?” tanyaku.

Lama dia diam belum juga menjawabnya, menatapku begitu lekatnya, “Maaf sudah merebut cinta pertamamu.” Deg, apa tadi yang dia bilang? Cinta pertama? Apa maksudnya!.

“Aku tau kamu sangat mencintai Forza jauh sebelum aku jatuh cinta padanya.” Apa ini, Gavin sudah tahu kalau aku mencintai wanita yang sekarang sudah menjadi istrinya? Aku hanya diam mendengarkan apa yang ingin Gavin ucapkan.

“Dhik aku mohon menikahlah dengan Forza, jaga dan bahagiakan dia juga anakku yang ada dalam rahimnya.”

“Kamu ngomong apa sih Vin, Forza selamanya istrimu. Ya aku mengakui memang mencintainya tapi tidak ada sedikit pun terbesit buat rebut dia dari kamu, aku bahagia lihat kalian bahagia, kamu tahu kan seorang Abhimanyu tidak akan mengambil apa yang bukan menjadi haknya, aku sudah berusaha mengubur rasa cintaku untuknya karena dia hanya milikmu Vin.”

“Bantu aku menebus semua kesalahanku Dhik, aku mohon menikahlah dengan Forza aku titip anakku beri dia kebahagiaan, jadilah penggantiku menjadi Ayahnya.”

Love Forza (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang