Kembali rapuh

1.4K 128 0
                                    

Sampai di Mall kami segera menuju outlet perlengkapan bayi, aku dengan setia mengikuti kemanapun wanitaku melangkah, sedangkan Reno entah melipir kemana tau – tau sudah pergi. Puas memilih pakaian, kini wanitaku beralih melihat – lihat berbagai macam botol susu.

“Selamat siang bunda ada yang bisa saya bantu?” sapa mbak SPG.

“Siang juga saya mau cari botol susu yang bagus, untuk New Born.” Wanitaku mulai berbicara pada mbak SPG.

“Yang ini saja bun untuk New born, dotnya di desain mirip dengan puting aslinya dan sangat lembut.”

“Boleh mbak, saya ambil 4 ya, sama Sterilisator ada mba?”

“Ada bunda, sebentar saya ambilkan dulu ya.”
Tak lama mbak SPG datang membawa Sterilisator pesanan wanitaku.

“Ini bunda, ini produk terbaru bisa mematikan bakteri dan virus.”

“Saya ambil juga ya mbak.”

“Pompa ASInya nggak sekalian bun?”

“Nggak dulu mbak, itu dot juga hanya untuk jaga - jaga saja karena mau di usahakan langsung dari pabriknya.” kata wanitaku, aku hampir saja tertawa mendengar perkataannya.

“Sekalian saja Za, mbak ambilkan yang electric yang bagus dan mudah pemakaiannya.” Kataku.

“Sebentar saya ambilkan.”

“Kak Reno kemana?” tanya wanitaku.

“Nggak tahu tiba – tiba ngilang.” Jawabku sambil tengok kanan kiri mencari keberadaan Reno.

Tak lama mbak SPG datang membawa Pompa ASI dan aku memintanya untuk menyatukan dengan belanjaan lain yang sudah di titipkan di kasir, “Mau cari apa lagi Za?” tanyaku.

“Coba lihat box bayi di sana.” wanitaku menunjuk area box bayi.

Aku pun mengikuti wanitaku berjalan menuju area box bayi.

“Za, Dhik sini dah.” Kami menoleh saat Reno melambaikan tangannya, ternyata dia ada di sini.

“Ada apa kak?” wanitaku menghampiri Reno dan aku mengikutinya dari belakang.

“Bagus ya, bisa jadi pengganti ayunan Za nanti kamu nggak akan repot kalau nidurin baby Al tinggal tekan tombolnya gerak sendiri, kamu mau yang grey apa black? Kakak bingung karena suka dua – duanya.” Kata Reno.

“Nggak usah kak nanti saja.” tolak wanitaku.

“Ini kakak yang bayar, khusus buat baby Al kakak mohon jangan di tolak.” kata Reno memohon.

“Kakak ini, ya sudah yang grey saja kak.”

“Oke, mbak saya ambil yang grey ya, baby car setnya juga warna grey, terus strolernya yang tadi 4 in 1 kalau nggak salah, yang praktis kalau dibawa traveling.” Kata Reno lagi pada mbak SPG.

“Kak Reno banyak amat, aku nggak mau ya, cukup bouncer saja itu juga harganya sudah hampir 3 juta.” Wanitaku sudah misuh – misuh mendengar Reno membeli banyak barang untuk baby Al. Aku hanya tersenyum karena ini kali pertama wanitaku marah setelah kepergian Gavin.

“Emangnya kenapa sih, kakak beli bukan buat kamu tapi buat ponakan kakak, baby Al yang bulan depan akan segera launching, apa kamu mau juga Za? kamu minta gendong Dhika saja soalnya nggak ada yang gede.” Kata Reno sambil tertawa, aku pun tersenyum mendengar perkataan Reno, aku melirik wanitaku yang mendengus kesal, mencebikan bibirnya yang sexy itu.

"Apaan sih Ren, jangan godain istriku, terima saja Za kapan lagi Reno borong banyak barang biasanyakan dia pelit." kataku tertawa kecil, Reno memukul lenganku kesal.

Love Forza (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang