Seminggu sudah sejak kejadian di kantin, saat Gavin dengan terang – terangan mendekati Forza, Forza merasakan kalau hidupnya nggak tenang. Bukan cuman Gavin yang makin terus mendekati Forza, kali ini Gavin di bantu ketiga sahabatnya yang makin menjadi, Forza juga di buat stress karena makin banyak fans dari Gavin yang menerornya bahkan ada juga yang terang – terangan melabrak Forza.
“Za di cari anak BEM tuh.”
“Hah, ngapain nyari gue?”
“Mana gue tau, samperin saja depan kelas.”
“Oke.” Forza keluar kelas dan menemui anak BEM yang mencarinya.
“Kak Forza Shanum ya?” Tanya salah satu anak BEM, saat Forza sudah keluar.
“Iya, ada apa ya?”
“Ini kak, kedatangan kita kesini buat kasih tahu, kalau kakak di pilih buat tampil di acara ulang tahun Universitas.” Kata anak BEM lainnya, Forza tak mengenal mereka.
“Tampil apa dek?” Tanya Forza.
“Nyanyi kak.”
“Nyanyi? Saya nggak bisa dek, coba cari yang lain saja.” Jawab Forza.
“Nggak bisa kak, yang pilih kakak bukan saya tapi pak Dhika selaku dekan.” jawab anak BEM.
“Pak Dhika?” tanya Forza..
“Iya kak, dan untuk waktu latihannya nanti di kabari lagi ya kak, nanti kakak dua kali tampil, nyanyi sendirian satu lagu, kata pak Dhika kakak memainkan piano atau alat musik lainnya dan lagu yang satunya kakak duet dan teman duet kakak saya belum tahu siapa kata pak Dhika kejutan.” ujar anak BEM panjang lebar membuat Forza mendengus kesal.
“Saya nggak bisa janji ya dek, saya mau ketemu pak Dhika dulu, barangkali ada kesalahan.” Kata Forza.
“Baik kak, kalau gitu kita pamit ya.” Forza menganggukan kepalanya dan kembali masuk ke kelasnya, memikirkan apa yang harus dia katakan saat bertemu Dekannya itu.
Forza berjalan masuk kembali ke kelas, sambil terus berfikir kenapa Dhika memintanya untuk tampil di acara kampus, dari mana Dhika tahu kalau Forza bisa memainkan alat musik dan juga bernyanyi. Hanya satu nama yang terlintas di pikiran Forza yaitu Gavin, hanya dia yang patut di curigai, karena pasti bundanya sudah banyak bercerita mengenainya sama Gavin, saat ke rumah tempo hari.
“Ada apaan anak BEM nyari lu Za?” tanya Nadia.
“Ngasih tahu gue, kalau gue di pilih pak Dhika suruh tampil buat acara ulang tahun Universitas.” Jawab Forza.
“Lu, bakal bawain apa Za?” tanya Abell.
“Gue suruh nyanyi.” Jawab Forza lagi.
“Emang, lu bisa Za hahaha.” Abell memang kurang asyem nih ketawanya, bikin Forza langsung menjitaknya.
“Waktu di tempat karaoke saja, suara lu Fals banget haha.” Lanjutnya lagi, tak kapok sudah mendapatkan jitakkan dari Forza.
“Itu dia, kenapa pak Dhika malah pilih gue coba.” Jawabku lagi.
“Ya sudah, lu temuin pak Dhika gih, protes sono, jangan sampai lu malu depan umum karena suara lu.” Kata Nadia.
“Ya sudah gue ke ruang dekan dulu ya.” Jawab Forza.
Forza berjalan menuju ruang dekan, dan masih seperti biasa banyak yang memandangnya dengan tatapan benci, bahkan ada yang terang – terangan mencibirnya, tapi Forza bomat, alias bodo amat lah asal mereka nggak keterlaluan suka – suka mereka saja.
“Eh, dia ‘kan, yang katanya pak Gavin lagi PDKT, emangnya diliat apanya coba penampilan tomboy dan biasa aja kaya gitu.”
“Pakai pelet kali makanya Pak Gavin naksir.”
Forza hanya bisa diam dan bersabar, karena jika di urusin yang ada sama – sama gilanya, toh Forza memang cuek tak peduli dengan omongan orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Forza (End)
RomanceProses Revisi Cinta, bagi Forza kata itu hanya penuh kesakitan hingga ia tak ingin mengenal apa itu cinta, ia tak akan sanggup jika harus merasakan pedihnya cinta seperti yang Bundanya rasakan. Namun semua berubah saat kehadiran seorang pria yang de...