Good night my wife

1.5K 136 2
                                    

Baby Al saat ini sudah berusia 4 bulan, dia tumbuh menjadi bayi yang sehat dan gembul. Aku di buatnya selalu jatuh hati setiap hari dengannya, semakin hari Baby Al juga semakin lengket padaku dia hanya membutuhkan Mommynya saat ingin nenen saja selebihnya dia selalu mencariku membuat Mommynya semakin galak padaku karena jika aku sedang banyak pekerjaan dan tidak bisa pulang di saat jam Baby Al tidur sang Mommy akan marah padaku karena stress nggak bisa menidurkan Baby Al yang terus menangis mencariku.

Sungguh aku bahagia bisa merasakan ini semua, walau pun aku jadi semakin sibuk dan harus pintar – pintar membagi waktu untuk mengurus Rs, Universitas dan sekarang bertambah satu lagi mengurus Baby Al, aku harus pulang tepat waktu di jam Baby Al akan tidur atau kalau tidak siap – siap aku akan mendapatkan cubitan istri cantikku yang membuat tubuhku membiru, atau lebih parahnya melihat mereka berdua sama - sama menangis membuatku antara kasihan dan ingin tertawa melihat mereka yang seperti sedang berlomba.

Setelah menidurkan Baby Al aku keluar kamarnya karena harus ke universitas untuk menandatangani beberapa dokumen, saat ini aku tidak ikut mengajar seperti dulu.

Saat aku sudah sampai di lantai bawah dan berjalan menuju pintu depan, suara istri cantikku terdengar memanggilku, “Makan siang dulu yah aku sudah masak.” Katanya memintaku untuk makan siang, semakin hari semakin banyak perubahan pada dirinya yang sudah mau mengurusku walau baru menyiapkan makan dan membuatkan minuman.

Aku berjalan menghampirinya di meja makan, duduk manis menunggunya yang sedang mengambilkan nasi serta lauknya untukku, begini saja aku sudah merasakan sangat bahagia dan aku sangat bersyukur untuk hal ini.

“Jangan terlalu cape Mom, aku nggak mau kamu sakit, delivery saja kalau tidak sempat untuk masak.” Kataku sambil memperhatikan setiap geraknya.

“Nggak cape kok, lagian Cuma menemani Al main sama masak doang yah.” dia memberikan piring yang sudah terisi padaku, dan aku menerimanya.

“Iya, asal kamu nggak cape aku nggak ngelarang.” Jawabku tersenyum yang di angguki wanitaku.

“Sekarang ke Rs apa universitas yah? Sibuk banget sih kamu yah apa nggak cape?” entah kenapa hatiku sungguh menghangat mendengar perkataan wanitaku, dia mulai memperhatikanku hingga di pekerjaan.

“Universitas, cape sih pasti tapi Ayah menikmatinya mom kan cari nafkah buat anak istri agar selalu bisa memenuhi kebutuhan kalian, Ayah mau kalian bahagia tanpa kekurangan apa pun termasuk kasih sayang Ayah, sesibuk apa pun Ayah usahakan membagi waktu Ayah untuk bisa bersama kalian.” Jawabku sambil tersenyum.

Selesai makan siang aku berpamitan pada wanitaku untuk berangkat ke Universitas, wanitaku mengantarkanku sampai depan pintu, “Ayah berangkat dulu mom, jaga anak kita baik – baik di rumah ya kalau Baby Al bangun dan rewel segera telfon Ayah.” Pamitku pada istriku.

“Iya, hati – hati di jalan.” Tiba – tiba wanitaku ini menyodorkan tangannya membuatku bingung.

“Ayah mau kerja jadi Mom harus cium tangan kan?” Aku benar – benar kaget mendengarnya, apa ini dia ingin mencium tanganku? Pertama dan terakhir mencium tanganku saat ijab qobul setelah itu tidak dan hari ini dia menyodorkan tangannya, bahagia? Pasti aku sangat bahagia sedikit demi sedikit banyak perubahan pada diri wanitaku ini.

Aku pun mengulurkan tanganku dan dia menerimanya, dia menciumnya, hatiku terasa menghangat menerima perlakuan ini dari wanita yang sangat aku cintai, aku genggam tangannya dan kini dia menatapku, “Apa Ayah boleh mencium kening Mommy?” tanyaku pelan dan jawabannya sungguh membuatku amat sangat bahagia.

“Silahkan.” Jawabnya tersenyum, aku bingkai wajahnya menggunakan kedua tanganku menatap matanya yang sangat indah dan aku tersenyum.

“Terima kasih Mommy.” Kataku dan mengecup kening istriku cukup lama, jantungku berdegup sangat kencang, bahagiaku tak bisa terucap dengan kata.

Love Forza (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang