Forza sedang di make up oleh perias langganan Mamahnya Gavin, karena ini kemauan Gavin dan tak bisa Forza tolak, padahal Forza bisa Make up sendiri.
"Masya Allah, nak Forza cantik sekali, pantas mas Gavin sangat mencintai nak Forza, buruan di sahin ya." kata Ibu perias.
"Saya sama mas Gavin nggak ada hubungan apa - apa selain sahabat ko bu." jawab Forza tersenyum.
"Loh, bukannya kalian sudah lamaran?"
"Lamaran? Nggak kok bu."
"Waktu malam minggu, bu Ranti minta di make up katanya mau melamar nak Forza, yang ternyata anak sahabat lama bu Ranti dan kemaren sebelum bu Ranti berangkat dinas ke Surabaya, sempat ketemu sama saya kata Bu Ranti lamarannya di terima."
"Kita cuman makan malam saja ko bu, nggak ada acara lamaran."
"Oh gitu ya."
Forza mengangguk, tapi di dalam otaknya terus berpikir, kenapa wanita yang meriasnya tahu masalah lamaran, sedangkan dia sendiri tidak mengetahuinya. Apa jangan - jangan, saat Forza dan Gavin diminta keluar membawa Firza dan Fahri, didalam Mamah Ranti melamar Forza langsung ke Bundanya? Forza penasaran dan ingin segera menanyakan langsung sama Bundanya.
Tok tok tok
"Masuk!"
"Kak Forza, setelah ini kakak tampil, kakak main piano juga ya?" Tanya anak BEM yang masuk ke ruang rias Forza.
"Iya dek." jawab Forza.
"Ayo kak keluar, habis ini kakak." Forza pun mengangguk keluar dari ruang riasnya.
Di belakang panggung, Forza sudah bersiap menunggu namanya di panggil.
"Untuk penampilan selanjutnya, mari kita sambut Forza Shanum dari Fakultas Kedokteran, yang akan membawakan lagu sampai menutup mata. Untuk Forza Shanum tempat dan waktu kami persilahkan." Panggil sang MC acara.
Lampu tiba - tiba padam, semua hening dan terlihat lampu menyorot langkah seorang gadis, yang berjalan begitu anggun mengenakan gaun panjang berwarna Mocca, rambutnya di gerai dengan sedikit di currly bagian bawahnya, make up yang pas sangat natural untuk wajahnya, semua mata tertuju padanya.
Gavin terus memandang gadisnya dengan begitu kagum, ingin rasanya dia berlari ke panggung dan memeluk gadisnya, menutup wajahnya, agar tidak ada yang memandang wajah gadisnya dengan begitu memuja.
Bukan hanya Gavin, tapi juga ada seseorang yang sudah mencintai gadis itu, sejak dia masih memakai seragam biru putih, seseorang yang amat sangat mencintai Forza, tapi hanya bisa ia lakukan dalam diam, dia tersenyum bangga pada gadis pujaan hatinya dengan degupan kencang di dadanya, degupan yang kian hari kian kencang setiap melihat wajah Forza.
"Vin, Forza cantik banget, gila kalau belum lu incer, pasti habis ini gue kejar dia sampai dapat." Bisik Reno pada Gavin.
"Sialan, punya gue itu, awas saja kalau berani naksir gue lempar lu ke laut." Jawab Gavin sambil menatap sinis Reno, yang di tatap malah terkekeh geli, sahabatnya jika menyangkut Forza tak pernah bisa di ajak bercanda.
"Hahaha santai kali bro."
Forza, gadis yang sekarang menjadi pusat perhatian karena kecantikannya, berjalan dengan anggun menuju piano. Dadanya berdegup kencang, karena ini pengalaman pertamanya tampil di depan teman - temannya.
Suara piano mulai terdengar, mengalun dengan indahnya, tak lama suara emas Forza mulai terdengar membuat yang hadir berteriak dan tepuk tangan.
"Gila! ternyata Forza punya suara emas yang dia sembunyiin dari kita - kita." Seru Abell.
"Iya, nggak nyangka banget bisa nyanyi seindah itu, apalagi sambil main piano itukan susah, nggak mungkin 1 minggu cukup buat belajar." Kata Adit.
"Gue bangga sama Forza, dia punya banyak bakat tapi nggak sombong." kata Alfa.
Mereka semua takjub, menyaksikan Forza Shanum yang ternyata lihai bermain piano dan memiliki suara emas yang selama ini di sembunyikannya, apalagi dengan penampilannya saat ini, jauh berbeda dari biasanya yang berpenampilan tomboy, saat ini dia begitu feminim.
Aku tak mudah untuk mencintai
Aku tak mudah mengaku kucinta
Aku tak mudah mengatakan
Aku jatuh cinta
Senandungku hanya untuk cinta
Tirakatku hanya untuk engkau
Tiada dusta, sumpah kucinta
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Forza (End)
RomanceProses Revisi Cinta, bagi Forza kata itu hanya penuh kesakitan hingga ia tak ingin mengenal apa itu cinta, ia tak akan sanggup jika harus merasakan pedihnya cinta seperti yang Bundanya rasakan. Namun semua berubah saat kehadiran seorang pria yang de...