Ekspresinya yang biasanya terlihat dingin dan kejam, satu bulan ini hanya terlihat menyedihkan. Tidak terlihat jelas memang, tapi tatapan matanya menggambarkan apa yang sebenarnya dia rasakan.
Aaron tidak pernah sedikitpun beranjak dari sisi Evelyn. Bahkan pria itu membawa semua pekerjaannya ke rumah sakit.
Terlihat lelah memang, tapi tidak ada keputus asaan saat menunggu Evelyn untuk bangun.
Entah berapa orang memintanya untuk beristirahat, tapi Aaron menggabaikan itu semua. Pria itu hanya takut, saat Evelyn membuka matanya, wanita itu tidak melihatnya.
Memang benar apa kata orang, kau akan lebih menghargai sesuatu, saat hal itu sudah hilang.
"Evelyn Geraldo. Maafkan aku."
"Apa kau begitu membenci diriku, hingga kau enggan membuka matamu kembali?"
"Apa kau lelah mengekoriku? Jika begitu aku akan membuatmu berjalan di sampingku agar kau tidak lelah mengekoriku. Karena itu, kumohon buka matamu, Eve." Ucap Aaron, memanggil Evelyn dengan panggilan yang entah berapa kali Evelyn harapkan untuk pria itu ucapkan.
"Evelyn Geraldo, aku mencintaimu."
***
Di dalam ruang rawat inap Evelyn, dua orang pria berbeda generasi dengan beberapa fitur wajah yang dapat kalian temukan kemiripannya pada keduanya. Ketampanan mereka dapat diyakini memikat hati banyak wanita.
Meski salah satu diantaranya sudah berumur, tapi waktu sama sekali tidak melunturkan ketampanan pria itu.
Itu adalah Aaron dan Dario Barnaby.
Keduanya terus terdiam dalam beberapa saat, setelah menyuruh semua orang pergi dan meninggalkan mereka berdua dengan Evelyn yang terbaring tidak berdaya.
Anehnya keheningan di antara ayah dan anak itu tidak terasa canggung. Seolah mereka sudah terbiasa berada dalam situasi seperti ini. Bersama tanpa kata.
"Kau menyesalinya?" Pertanyaan itu terdengar dan memecah keheningan.
Menghentikan gerakan tangan Aaron yang sejak tadi terlihat sibuk dengan beberapa pekerjaan yang dia bawa kemari.
Pria itu terdiam, menolak untuk membalas.
"Ayah tahu ini akan terjadi, mau kau mendorongnya menjauh ataupun tidak." Lanjut Dario, mengerti jika putranya tidak akan membalas kalimatnya.
"Kau pikir apa alasanku dan Alfred menyatukan kalian berdua? Kau pikir ini hanya keegoisan kami sebagai pembisnis?"
"Kau salah Aaron. Ini semua kami lakukan karena keegoisan kami sebagai orang tua. Ini semua untuk melindungi kalian, terutama dia." Ucap Dario seraya menatap Evelyn saat mengatakan kalimatnya yang terakhir.
Dia masih mengingat dengan jelas bagaimana frustasinya Alfred saat tahu bahwa pria itu tidak dapat mengendalikan putri sulungnya. Berbagai cara Alfred lakukan untuk menjaga keamanan wanita itu.
Namun satu kesalahan Alfred adalah, temannya tidak menjelaskan pada Evelyn, bahwa apa yang dia lakukan adalah demi menjaga keselamatan wanita itu. Membuat Evelyn yang sejak awal membenci ayahnya, curiga bahwa apa yang dilakukan Alfred adalah untuk mengawasi setiap geriknya, agar wanita itu tidak dapat merebut hak Austin sebagai penerus keluarga.
"Kita memang kuat, tapi musuh yang kita miliki tidak hanya satu. Mereka semua bisa bergabung dan dapat melebihi kekuatan kita. Tapi jika kau dan Evelyn terus bersama, apakah kau pikir mereka dapat mendekat? Kami pikir semuanya akan berjalan lancar saat melihat betapa tertariknya Evelyn padamu." Dario sibuk mengatakan semua yang selama ini ingin dia katakan pada putranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's You
RomanceMereka telah saling mengenal sejak kecil, namun ini bukanlah hubungan akrab teman masa kecil sebagaimana terjadi pada umumnya. Dia pernah hampir membunuhnya pada saat pertemuan pertama mereka. Sedangkan dia selalu mendorongnya menjauh dan terus me...