Semilir angin berhembus dengan santai di tengah lapang itu. Dengan batu-batu nisan yang mengukir setiap nama mereka yang telah meninggalkan dunia ini.
Seorang wanita berdiri di sana dengan tenang, membiarkan angin meniup rambut hitamnya yang indah.
Tidak ada pergerakan, hanya tatapan matanya yang terus menatap lekat pada potret seorang wanita cantik dan elegan di depan nisan yang mengukir sebuah nama 'Razita Gerlado' dia menatapnya dengan eskpresi datar, membuat orang-orang bertanya apa sebenarnya yang ia pikirkan dan berusaha sampaikan.
Setelah beberapa menit terdiam, wanita itu meletakkan bunga lili putih yang sedari tadi ia genggam di depan potret wanita cantik tersebut. Bahkan jika kalian perhatikan dengan lekat, ada beberapa kemiripan antara potret wanita cantik itu dengan wanita yang memandangnya.
"Ibu." Ucapnya dengan angin yang masih berhembus.
"Maaf, sepertinya aku tidak bisa terus membenci keluarga yang telah kau tinggalkan untukku."
"Maaf, sepertinya aku tidak bisa terus membenci wanita yang menghancurkan keluargamu." Evelyn terdiam. Tampak ragu untuk mengucapkan kalimat berikutnya. Sebelum menunduk dan kembali menatap potret ibunya, wanita itu kembali berujar, "Ibu, jika aku boleh berkata jujur. Apa yang tidak pernah kau berikan padaku, sebenarnya diberikan oleh wanita itu."
"Kau yang tidak pernah merawatku saat aku sakit, kau yang tidak pernah membuatkan makanan untukku dan kau yang tidak pernah mengajariku mana yang baik dan benar. Kudapatkan semuanya dari wanita yang kau benci. Selama ini aku hanya menganggap buruk segala tindakannya untukku, karena aku merasa bersalah untuk menerima semua hal itu dari orang-orang yang kau benci."
"Haha... kau pasti sangat membenciku, karena telah membandingkanmu dengannya." Kekehan wanita itu entah bagaimana terdengar menyedihkan di tengah angin yang berhembus.
"Tapi ibu, aku telah benar-benar bersumpah pada diriku sendiri, bahwa aku tidak akan menjadi seperti dirimu. Karena itu, aku melepasnya. Karena itu aku akan mengakhiri perasaan benci ini."
"Awalnya, kupikir dengan mengejar dan tidak melepaskan apa yang telah kutetapkan, akan membuatku berbeda denganmu. Karena itu aku terus menunggu Aaron, mengikatnya dalam pertunangan konyol, menghancurkan wanita sialan diluaran sana yang berhasil mendekatinya dan terus membesarkan perasaan benci pada keluarga itu. Tapi kini aku tahu, bahwa dengan melepaskannya dan menghapus perasaan benci ini, aku akan menjadi sangat jauh berbeda denganmu." Ujar Evelyn panjang lebar pada tempat besar yang sunyi itu. Wanita itu berhenti sejenak sebelum melanjutkan ucapannya.
"Ibu, maaf. Aku... juga ingin bahagia. Dan kuharap kau juga bahagia disana." Ucapnya seraya menundukkan kepalanya, menatap gundukan tanah dengan rumput indah yang tampak di rawat setiap harinya.
Sekali lagi menatap potret ibunya yang tampak cantik dengan senyum cerah yang dia perlihatkan.
Melangkah menjauh dari makam ibunya, Evelyn hanya berharap bahwa dengan ini dia bisa melupakan segala hal di masa lalu.
***
Siang itu, di dalam kantin yang berada di gedung perusahaan GD Inc, terdengar suara berisik karyawan. Banyak dari mereka yang membicarakan sikap direktur mereka hari ini.
Bagaimana hal itu tidak menjadi bahan perbincangan, direktur mereka yang terkenal sebagai wanita antagonis dalam dunia nyata itu, hari ini benar-benar mengejutkan seluruh karyawan dengan sikapnya yang ramah.
Pagi itu, saat Evelyn baru saja datang ke perusahaan, wanita yang biasanya mengacuhkan segala bentuk hormat dari karyawannya, tiba-tiba membalasnya dengan anggukan dan sedikit senyum kecil di bibirnya.
Banyak karyawan disana terpesona dengan senyuman itu. Wajahnya yang cantik ditambah senyum kecilnya yang tampak tulus dan tidak pernah mereka lihat, menghinoptis karyawan pria dan wanita yang melihatnya.
Namun, juga tidak sedikit dari mereka yang mulai bertanya-tanya, apakah perubahan sikap direktur mereka adalah karena dia baru saja dicampakkan.
Dan hari-hari penuh kedamaian itu terus berjalan, hingga beberapa orang mulai lupa bahwa dia adalah wanita dengan berbagai julukan penuh kejahatan.
Bahkan Andrew bertanya-tanya mengenai perubahan sikap Evelyn.
"Evelyn." Panggil Andrew saat itu seraya menatap wanita yang duduk di hadapannya dan tampak fokus dengan makanan yang ia pesan.
Mengalihkan pandangannya dan menatap Andrew dengan ekspresi penuh tanya, Evelyn menunggu pria itu melanjutkan ucapannya.
"Kau... baik-baik saja bukan?" Tanya Andrew menatap lekat wanita itu yang dijawab dengan senyuman indah yang selama ini hampir tidak pernah dia perlihatkan pada siapapun.
Senyuman tulus namun mengandung misteri di dalamnya, yang dapat memikat pria manapun termasuk Andrew yang kini terpesona dengan senyuman itu.
"Kau pikir aku kenapa?" Balas Evelyn kembali bertanya seraya melanjutkan makannya.
Tersadar dari lamunannya, Andrew menjawab, "Tidak. Kupikir kau akan terpengaruh dengan kabar yang sedang hangat."
"Kabar?" Balas Evelyn kembali bertanya.
"Pernikahan Aaron." Jawab Andrew, memperhatikan setiap perubahan ekspresi pada wajah Evelyn. Sayangnya, wanita itu pandai menyembunyikan perasaannya yang sebenarnya.
"Oh." Balas Evelyn singkat, tampak tidak peduli dan tidak terpengaruh akan berita yang tengah hangat dan menggemparkan kalangan atas.
Keheningan tiba-tiba menelan mereka berdua. Evelyn yang tampak acuh dan Andrew yang diam-diam tidak percaya, jika wanita itu tidak terpengaruh.
"Kau tahu Andrew?" Tanya Evelyn seraya meletakkan peralatan makannya sebelum meneguk minum dan menyeka mulutnya dengan anggun.
"Ternyata melepaskan tali kekang itu mudah." Lanjut wanita itu menatap ke samping, ke arah luar jendela.
"Selama ini aku hanya terlalu lama terkekang, hingga lupa cara melepasnya. Dan kini aku tahu caranya." Ujar Evelyn seraya tersenyum kecil masih menatap ke arah luar.
"Jadi sekarang kau melepasnya?" Tanya Andrew menatap lekat figur samping wanita itu yang tampak sangat cantik dan kembali membuatnya terpesona.
"Benar." Jawab Evelyn tanpa menoleh.
"Bagaimana?" Tanya Andrew lagi.
"Hadapi. Aku pernah membaca sebuah buku dongeng. Jika kau ingin bahagia, memohon untuk melupakan semuanya bukanlah hal yang tepat. Tapi hadapi, karena mereka yang dapat menghadapinya, dapat hidup menjadi lebih kuat dan bersemangat." Jawab Evelyn menatap balik Andrew dengan senyumnya yang indah.
Namun, Andrew tidak akan pernah tahu, bahwa senyuman yang indah ini, akan menjadi kenangan paling melekat dalam ingatannya.
TBC
Tolong kalo ada typo mohon di koreksi ya sayang-sayangnya akuuuu :*
Makasih buat yang udah nunggu, doain otak encer teruss 🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
It's You
RomanceMereka telah saling mengenal sejak kecil, namun ini bukanlah hubungan akrab teman masa kecil sebagaimana terjadi pada umumnya. Dia pernah hampir membunuhnya pada saat pertemuan pertama mereka. Sedangkan dia selalu mendorongnya menjauh dan terus me...