Tujuh Tahun Lalu.
Musim hujan kini datang, bau tanah basah memberi ketenangan bagi sebagian orang, yang juga memberi ketenangan bagi banyak orang.
Sayangnya tidak semua orang menantikan musim hujan. Karena sebagian dari mereka bahkan membenci musim hujan.
Musim hujan adalah musim dimana kenangan demi kenangan juga turut serta mengalir seperti derasnya rintik hujan yang turun. Entah itu kenangan bahagia ataupun kenangan yang menyakitkan.
Seorang wanita muda berdiri di balkon kamarnya, menatap setiap rintik hujan yang turun. Mengulurkan tangannya yang indah dengan jari jemarinya yang lentik tanpa sedikitpun luka bertengger di sana, menjadi bukti bahwa dia menikmati hidup yang nyaman selama ini.
Setidaknya seperti itulah yang dipikirkan banyak orang.
Suara mobil yang menderu terdengar, membuat wanita muda itu mengalihkan tatapannya ke bawah balkon. Di mana sebuah mobil yang sangat dia kenali datang dan berhenti tepat di depan pintu mansion megah keluarga Geraldo.
Seorang wanita yang lebih muda darinya berlari keluar dengan tergesa-gesa, dengan payung besar yang melindunginya sebelum langkahnya berhenti di samping mobil.
Dengan cepat pintu penumpang mobil terbuka dan seorang pria yang terlihat tampan dan gagah di usianya yang sudah tidak muda lagi, turun dari mobil.
Senyum penuh kasih sayang dan tatapan lembutnya, adalah hal pertama yang menarik perhatian wanita muda yang menatap lekat dari arah balkon itu, saat sang pria mengecup lembut kening putrinya seraya mengucapkan beberapa kata yang tidak dapat wanita itu dengar.
Sebuah senyum dan tatapan yang hanya akan dia berikan pada tiga orang yang sangat dia cintai. Sebuah senyum dan tatapan yang tidak akan pernah dia dapatkan.
Dan sebuah kecupan yang entah sejak kapan, tidak pernah dia harapkan akan terjadi padanya.
Payung besar itu melindungi ayah dan putrinya dari derasnya rintik hujan, saat keduanya kembali melangkah masuk ke dalam mansion.
Dan kini Evelyn yakin, di lantai bawah tengah terjadi perkumpulan keluarga bahagia yang menyambut datangnya sang kepala keluarga yang baru saja kembali setelah seminggu melakukan perjalanan bisnis.
Benar, wanita muda yang sejak tadi berdiri di balkon kamarnya itu adalah Evelyn Allura Geraldo, yang memperhatikan dengan lekat interkasi antara Alfred dan Falicia.
Sebuah interkasi, yang tidak akan pernah terjadi antara dia dan Alfred.
Bagaimana rasanya?
Bagaimana rasanya saat pria itu mengecup dahi putrinya dengan penuh cinta dan kasih sayang? Apa yang mereka katakan tadi? Kenapa mereka tersenyum begitu bahagia?
Bukankah itu seharusnya ditujukan padaku? Bukankah kecupan, tatapan penuh cinta dan kasih sayang itu seharusnya menjadi milikku? Bagaimana bisa Falicia merebut semua itu?
Bagaimana bisa seseorang dengan mudah merebut sesuatu milik orang lain semudah itu?
Berbagai pertanyaan dan perasaan marah terus memenuh diri Evelyn yang entah sadar atau tidak, kini menggepalkan tangannya dengan kuat, yang bahkan tidak peduli saat kukunya yang panjang menusuk telapak tangannya.
Hujan semakin turun deras, terus membasahi bumi, angin dingin terus menerpa tubuh Evelyn yang masih berdiri di balkon dengan baju tidur tipisnya. Perasaan iri, dengki, marah dan suatu perasaan menyakitkan di dalam hatinya, membuat rasa sakit di telapak tangannya dan angin dingin yang menerpa tubuhnya seolah tidak berarti apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's You
RomanceMereka telah saling mengenal sejak kecil, namun ini bukanlah hubungan akrab teman masa kecil sebagaimana terjadi pada umumnya. Dia pernah hampir membunuhnya pada saat pertemuan pertama mereka. Sedangkan dia selalu mendorongnya menjauh dan terus me...